×

Iklan

HINGGA 15 MARET 2024
Penerimaan Pajak Sudah Capai 17,24%, Belanja Negara Rp328,9 Triliun

26 Maret 2024 | 20:30:55 WIB Last Updated 2024-03-26T20:30:55+00:00
    Share
iklan
Penerimaan Pajak Sudah Capai 17,24%, Belanja Negara Rp328,9 Triliun

Jakarta, Khazanah – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan realisasi penerimaan pajak sampai dengan 15 Maret 2024 mencapai Rp342,88 triliun atau setara 17,24% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

"Penerimaan pajak sampai 15 Maret mencapai Rp342,88 triliun, ini artinya 17,24% dari target," jelas Menkeu di Jakarta, Senin (25/3/2024).

Sri menuturkan, berdasarkan komponennya, maka peneriman pajak penghasilan (PPh) non migas tercatat sebesar Rp203,92 triliun atau setara 19,18 persen dari target. Kemudian, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) senilai Rp121,92 triliun atau 15,03 persen dari target.

    Kemudian, realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya tercatat sebesar Rp2,56 triiun atau setara 6,79 persen dari target. Sementara realisasi penerimaan dari PPh migas tercatat Rp1448 triiun atau setara 18,95 persen dari target.

    Menurut Sri Mulyani, penerimaan pajak memang tengah mengalami tekanan karena harga komoditas yang mulai menurun dibandingkan tahun lalu. Seiring dengan itu, para perusahaan meminta restitusi karena pembayaran masanya lebih tinggi dibandingkan apa yang mereka laporakan pada April nanti.

    "Sehingga memang kalau dari sisi restitusi nettonya kita mengalami tekanan penerimaan pajak kita, namun dari sisi brutonya kalau belum dikurangi restitusi kita masih tumbuh 5,7 persen," urainya

    Berdasarkan realisasi kumulatifnya, kata Menkeu penerimaan pajak penghasilan (PPh) sejak 1 Januari sampai 15 Maret jika dirincikan sebagai berikut, Januari Rp149,2 triliun, kemudian Februari menjadi Rp269 triliuun lalu sampai 15 hari pertama di Maret menjadi Rp342 triliun.

    "Ini berarti tiap bulannya kita tumbuh terhadap APBN, terhadap target sudah 17,2% dari target APBN," imbuh Menkeu.

    Menkeu menambahkan, secara umum, pendapatan negara tercatat sebesar Rp493,2 triliun atau setara dengan 17,6% dari target yang sebesar Rp2.802,3 triliun. Capaian tersebut terkontraksi sebesar 5,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    “Pertumbuhan penerimaan negara sangat tinggi di 2021 dan 2022, itu tetap bisa terjaga pada 2023, dan kita tahu itu akan mengalami koreksi. Jadi, sekarang pertumbuhan pendapatan negara negatif 5,4%,” jelas Menkeu.

    Sementara itu, realisasi belanja pemerintah pusat (BPP) hingga 15 Maret 2024 mencapai Rp328,9 triliun dalam APBN 2024. Artinya 13,3% dari pagu sudah dibelanjakan bulan Maret 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, belanja dari kementerian/lembaga mencapai Rp165,4 triliun atau 15,2% dari pagu.

    "Belanja pemerintah pusat ini adalah 13,3% dari pagu anggaran kementerian/lembaga dan pemerintah pusat maksudnya dan ini tumbuh 17% dari tahun lalu," kata Sri Mulyani.

    Untuk Belanja K/L Rp165,4 triliun atau 15,2% dari pagu kementerian dan lembaga, terutama penyaluran bansos dan pelaksanaan pemilu yang memang frontloading di depan. Belanja non K/L mencapai Rp163,4 triliun atau 11,9% dari pagu, terutama untuk pembayaran subsidi energi dan pembayaran manfaat pensiun.

    "Kalau kita lihat memang terlihat di 2024 untuk 2,5 bulan pertama sampai dengan 15 Maret realisasi belanja kita lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yaitu tumbuhnya 17% yang tahun lalu tinggi juga di 10%," katanya. Dalam APBN 2024, Sri Mulyani merencanakan belanja negara senilai Rp3.325,1 triliun yang terdiri dari belanja K/L sebesar Rp1.090,8 triliun, belanja non-K/L sebesar Rp1.376,7 triliun, serta Transfer ke Daerah (TKD) sejumlah Rp857,6 triliun