Batusangkar,
Khazanah – Pacu Jawi merupakan permainan olahraga tradisional yang diadakan
usai panen padi dan telah menjadi atraksi wisata menarik di Batusangkar. Bupati Tanah Datar, Eka
Putra mengatakan event anak nagari "Pacu Jawi" ini selain
mempromosikan adat dan budaya juga meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Dari laporan panitia saat pelaksanaan event pacu jawi kepada kami, ada ratusan pedagang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setiap minggunya yang berjualan di lokasi tersebut dengan peredaran uang selama empat minggu pelaksanaan sekitar Rp500 juta," kata Bupati Tanah Datar Eka Putra di Batusangkar Minggu (30/07/2023)
Menurut Bupati Eka Putra, dengan adanya pacu jawi di Batusangkar tersebut akan menarik kunjungan wisatawan ke Batusangkar, baik wisatawan lokal, maupun mancanegara. Kunjungan tersebut secara juga tidak langsung juga akan memberikan efek bagi destinasi-destinasi wisata lainnya di Tanah Datar.
"Maka dari itu, mari bersama kita lestarikan, agar lebih banyak lagi wisatawan mancanegara maupun domestik datang ke sini, sehingga mampu memberikan multiplier effect bagi kita di Tanah Datar," kata Eka
Saat ini, katanya, ada empat kecamatan di Tanah Datar yang secara rutin menyelenggarakan pacu jawi, yaitunya Kecamatan Pariangan, Lima Kaum, Rambatan dan Kecamatan Sungai Tarab, yang dilakukan secara bergilir.
Lebih lanjut Eka menjelaskan, untuk menarik kunjungan wisatawan ke Tanah Datar, pemerintah daerah selalu mempromosikan potensi-potensi daerah, baik melalui media maupun promosi langsung di Bandara Internasional Minangkabau, hingga tayangan video di kereta api di pulau Jawa.
"Pemerintah daerah, pada tahun ini
menargetkan dua juta kunjungan ke Kabupaten Tanah Datar, Luhak nan Tuo
ini," katanya.
Pacu jawi
(balapan sapi) adalah perlombaan olahraga tradisional di Kabupaten Tanah
Datar, Sumatra Barat, Indonesia. Pada acara ini, sepasang sapi berlari
di lintasan sawah berlumpur dengan panjang sekitar 60–250 meter, sementara
seorang joki berdiri di belakangnya dengan memegang kedua sapi.
Walaupun
namanya pacu mengandung arti balapan, namun sapi-sapi tersebut hanya dilepas
sepasang tanpa lawan tanding dan tidak ada pemenang secara resmi.
Tiap
pasang sapi berlari secara bergiliran, sementara penonton menilai sapi-sapi
tersebut, terutama berdasarkan kecepatan dan kemampuan berjalan lurus. Sapi-sapi
tersebut merupakan sapi unggulan tertkadang dibeli dengan harga jauh di atas
harga normal.
Penduduk
Tanah Datar, terutama di empat kecamatan yaitu Sungai Tarab, Pariangan, Lima Kaum, dan Rambatan telah menyelenggarakan acara ini
selama berabad-abad untuk merayakan masa panen padi. Acara ini juga diiringi
pesta desa dan budaya yang disebut alek pacu jawi. Belakangan, acara ini
menjadi atraksi wisata yang didukung pemerintah, dan menjadi objek fotografi
yang mendapatkan berbagai penghargaan di bidang fotografi.