×

Iklan


Atraksi Wisata Pacu Jawi Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Tanah Datar

31 Juli 2023 | 09:01:56 WIB Last Updated 2023-07-31T09:01:56+00:00
    Share
iklan
Atraksi Wisata Pacu Jawi Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Tanah Datar

Batusangkar, Khazanah – Pacu Jawi merupakan permainan olahraga tradisional yang diadakan usai panen padi dan telah menjadi atraksi wisata menarik di Batusangkar. Bupati Tanah Datar, Eka Putra mengatakan event anak nagari "Pacu Jawi" ini selain mempromosikan adat dan budaya juga meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Dari laporan panitia saat pelaksanaan event pacu jawi kepada kami, ada ratusan pedagang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setiap minggunya yang berjualan di lokasi tersebut dengan peredaran uang selama empat minggu pelaksanaan sekitar Rp500 juta," kata Bupati Tanah Datar Eka Putra di Batusangkar Minggu (30/07/2023)

Menurut Bupati Eka Putra, dengan adanya pacu jawi di Batusangkar tersebut akan menarik kunjungan wisatawan ke Batusangkar, baik wisatawan lokal, maupun mancanegara. Kunjungan tersebut secara juga tidak langsung juga akan memberikan efek bagi destinasi-destinasi wisata lainnya di Tanah Datar.

    "Maka dari itu, mari bersama kita lestarikan, agar lebih banyak lagi wisatawan mancanegara maupun domestik datang ke sini, sehingga mampu memberikan multiplier effect bagi kita di Tanah Datar," kata Eka

    Saat ini, katanya, ada empat kecamatan di Tanah Datar yang secara rutin menyelenggarakan pacu jawi, yaitunya Kecamatan Pariangan, Lima Kaum, Rambatan dan Kecamatan Sungai Tarab, yang dilakukan secara bergilir.

    Lebih lanjut Eka menjelaskan, untuk menarik kunjungan wisatawan ke Tanah Datar, pemerintah daerah selalu mempromosikan potensi-potensi daerah, baik melalui media maupun promosi langsung di Bandara Internasional Minangkabau, hingga tayangan video di kereta api di pulau Jawa.

    "Pemerintah daerah, pada tahun ini menargetkan dua juta kunjungan ke Kabupaten Tanah Datar, Luhak nan Tuo ini," katanya.

    Pacu jawi (balapan sapi) adalah perlombaan olahraga tradisional di Kabupaten Tanah DatarSumatra BaratIndonesia. Pada acara ini, sepasang sapi berlari di lintasan sawah berlumpur dengan panjang sekitar 60–250 meter, sementara seorang joki berdiri di belakangnya dengan memegang kedua sapi.

    Walaupun namanya pacu mengandung arti balapan, namun sapi-sapi tersebut hanya dilepas sepasang tanpa lawan tanding dan tidak ada pemenang secara resmi.

    Tiap pasang sapi berlari secara bergiliran, sementara penonton menilai sapi-sapi tersebut, terutama berdasarkan kecepatan dan kemampuan berjalan lurus. Sapi-sapi tersebut merupakan sapi unggulan tertkadang dibeli dengan harga jauh di atas harga normal.

    Penduduk Tanah Datar, terutama di empat kecamatan yaitu Sungai TarabParianganLima Kaum, dan Rambatan telah menyelenggarakan acara ini selama berabad-abad untuk merayakan masa panen padi. Acara ini juga diiringi pesta desa dan budaya yang disebut alek pacu jawi. Belakangan, acara ini menjadi atraksi wisata yang didukung pemerintah, dan menjadi objek fotografi yang mendapatkan berbagai penghargaan di bidang fotografi. Sejak 2020, pacu jawi diakui secara resmi oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda khas Indonesia dalam bidang Seni Pertunjukan yang berasal dari Sumatra Barat.