Oleh
: Devi Diany
Berawal
dari keprihatinannya melihat kondisi ekonomi warga di tempat tinggalnya di
Tarok Lubuk Bonta, Nagari Kapalo Hilalang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Kabupaten
Padang Pariaman yang terjerat praktek rentenir. Untuk tambahan modal usaha,
mereka meminjam uang dalam bentuk emas. Jika dijadikan rupiah, saat ini 1 emas
itu seharga Rp 2,5 juta dan 1 emas setara dengan 2,5 gram emas.
Bagi
warga yang meminjam 1 emas maka harus mengembalikan dalam waktu 1 bulan sebesar
Rp 3 juta. Jadi ada kelebihan bayar atau bunga yang diterapkan kepada si
peminjam sebesar Rp 500 ribu dalam waktu 1 bulan.
“Tentunya
bunga Rp 500 ribu ini sangat memberatkan bagi warga yang niatnya ingin menambah
modal usaha. Apalagi masa pinjaman itu hanya 1 bulan. Yang sering terjadi
justru usahanya tidak berkembang bahkan terancam gulung tikar,” kata Zairitnawati,
Mitra Ultra Mikro (UMi) BRI Unit Kayutanam saat berbincang dengannya, kemarin.
Ada
pula praktek pemilik modal yang berkenan membiayai petani bertanam jagung atau
mengelola sawahnya. Tetapi saat panen, petani harus menjual hasil panen kepada
si pemilik modal dengan harga yang sudah ditentukan. Jika petani meminjam modal
untuk bertanam ke UMi BRI, maka petani bisa menjual hasil panennya ke mana saja
tergantung tawaran harga jual terbaik.
“Hal
itu menjadi salah satu alasan saya bergabung sebagai Mitra Ultra Mikro (UMi)
BRI. Saya ingin membantu petani di sini. Yang butuh tambahan modal baik untuk usaha
dagang maupun usaha pertanian, pinjam saja Kredit UMi BRI dengan syarat yang
mudah dan tanpa jaminan,” ujar wanita 43 tahun yang sangat energik ini.
Kredit
UMi BRI yang disalurkan besarnya bervariasi, tergantung kebutuhan nasabah
tetapi maksimal pinjaman itu Rp 10 juta. Petani jagung yang butuh modal untuk
bertanam, bisa membayarnya saat panen atau sekitar 3 bulan.
Jadi Agen BRILink dan Mitra Umi
Zairitnawati
yang akrab disapa Ni Rit ini, bergabung sebagai Mitra UMi sejak 2021. Tugas
utamanya mengenalkan program BRI terutama Kredit UMi kepada masyarakat
sekaligus memasarkannya, sehingga masyarakat setempat tidak lagi terjerat
rentenir. Dan sampai saat ini, ibu dari Arumi Pahlevi ini sudah memiliki 107
nasabah. Dalam setiap kali ada kesempatan bertemu warga, di mana saja, Zairitnawati
selalu mempromosikan Kredit UMi.
“Warga
yang tertarik dan ingin pinjam uang, maka saya langsung datang lokasi usahanya
melakukan survey kelayakan. Penyaluran kredit UMi itu, harus tepat orangnya
artinya dia memang benar-benar butuh modal,” katanya.
Lalu,
tepat pinjaman dalam arti harus jelas usaha yang akan dimodali itu. Jangan
hanya usaha akal-akalan saja. Berikutnya, tepat waktu dan ini terkait
pembayarannya, jangan sampai menunggak. Nasabah disiplin membayar cicilannya
setiap bulan.
“Dari
seluruh syarat tersebut, maka yang paling penting adalah BI checking calon nasabah, yaitu pengecekan
riwayat kredit calon nasabah pada system informasi debitur Bank Indonesia (BI),”
terang Ni Rit.
Jika permohonan kredit seseorang berulang kali ditolak oleh
bank, bisa jadi dia bermasalah dengan kolektabilitasnya di Sistem Informasi
Debitur yang buruk.
Supaya
tidak memiliki catatan perbankan yang buruk, maka seluruh nasabahnya itu selalu
dikontrol Ni Rit lewat aplikasi BRIspot. Melalui aplikasi itu, lanjutnya, Ni
Rit bisa tau jadwal pembayaran cicilan setiap nasabahnya. Dia akan
mengingatkannya sejak 1 bulan sebelum jatuh tempu. Kemudian secara bertahap
mengingatkan lagi 2 minggu, 1 minggu dan beberapa hari jelang jatuh tempo agar
mereka segera membayar cicilannya.
“Alhamdulillah,
warga sudah mulai paham manfaat Kredit UMi. Bahkan saat ini UMi menjadi pilihan
bagi masyarakat di sini yang membutuhkan tambahan modal usaha,” katanya.
Selain
menjadi Mitra UMi, ternyata dia juga tercatat sebagai Agen BRILink. Pertama
kali jadi Agen BRILink, dia masih berstatus BRILink mobile, belum punya mesin Electronic Data Capture
(EDC). Seiring waktu, semakin banyak warga yang menjadi pelanggannya melakukan transaksi
di BRILink Zairitnawati. Pada awal 2023, dia meraih prestasi sebagai BRILink dengan
realisasi terbanyak dan berhak mendapatkan hadiah uang tunai dan juga souvenir.
“Sejak
saat itu, BRILink Zairitnawati dipercaya BRI menggunakan mesin EDC sampai saat
ini,” katanya tersenyum.
Dalam
sehari, dia melayani tak kurang dari 20 orang pelanggan. Pada umumnya warga
ingin pelayanan yang cepat dan tidak mau antre lama, sehingga mereka lebih
senang bertransaksi di BRILink ketimbang harus ke kantor BRI.
Sang
suami, Yuliharto mendukung seluruh aktivitasnya. Bahkan sang suami juga
tercatat sebagai penerima Kredit UMi untuk usahanya sebagai penyadap karet. Ni
Rit sendiri, juga nasabah BRI sebagai penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) sejak
2021 lalu, besarnya Rp 50 juta. Uang tersebut digunakannya untuk modal bertanam
jagung dan sebagian digunakannya untuk mendirikan BRILink Zairitnawati.
“Masa
KUR saya itu 3 tahun, sekarang sudah bejalan 2 tahun dengan cicilan Rp 1,5 juta
per bulan. Masih sisa 1 tahun cicilan lagi,” katanya.
Selain menjadi Mitra UMi, Ni Rit juga menjadi Agen BRILink.
Kredit
UMi Solusi Lepas dari Rentenir
Regional CEO BRI Padang, Moh.Harsono mengatakan,
saat ini Bank BRI fokus kepada bisnis berbasis ekosistem. Salah
satu program dalam pengembangan ekosistem adalah penyaluran Kredit Ultra Mikro
(Kredit UMi). Kredit UMi sendiri dapat disalurkan melalui mitra BRI seperti
Agen BRILink Mitra UMi yang merupakan perpanjangan tangan mantri dalam melayani
nasabah ultra mikro.
“Saat
ini terdapat 2.918 Mitra UMi, tersebar di Sumatera Barat yang tersebar di
berbagai ekosistem, yaitu eksoistem transaksi (pasar), ekosistem teritori
(pedesaan) dan ekosistem komoditas,” katanya.
Kredit
UMi berfokus kepada penyaluran kredit kepada pelaku usaha ultra mikro. Maksimal
kredit yang diberikan sebesar Rp 10 juta untuk skema musiman dan Rp 5 juta
untuk skema non musiman, dengan jangka waktu yang relatif pendek yaitu 3 sampai
dengan 6 bulan.
“Tujuan kredit Ultra Mikro (UMi) adalah untuk
memfasilitasi para pelaku usaha ultra mikro yang mau mengembangkan bisnisnya
namun tidak memiliki modal cukup. Mereka dapat menikmati fasilitas kredit resmi
perbankan dan tidak terjebak kepada kredit yang tidak resmi atau rentenir,”
terang Moh. Harsono.
Data Januari sampai 8 Maret 2024, Bank BRI sudah
menyalurkan kredit ultra mikro kepada 2.010 debitur dengan total plafond
sebesar Rp 9 miliar. Berdasaran pencapaian tersebut, BRI masih memiliki ruang
pertumbuhan yang besar untuk dapat menyalurkan kredit ultra mikro, dikarenakan
target penyaluran kredit ultra mikro pada 2024 adalah sebesar Rp 200 miliar.
“BRI berkomitmen untuk selalu menambah jumlah Mitra
UMi yang produktif dan journey.
Nantinya, setiap ekosistem baik ekosistem transaksi, teritori dan komoditas
akan terdapat minimal 1 Mitra UMi yang dapat menjangkau pelaku usaha yang
membutuhkan kredit ultra mikro,” terang Moh. Harsono.
Bagi pelaku usaha yang ingin mendapatkan kredit
ultra mikro ini, dapat disampaikan kepada Agen BRILink Mitra UMi yang merupakan
perpanjangan tangan dari Mantri BRI. Jadi tidak perlu repot datang ke kantor
Bank BRI. Syaratnya, hanya membawa e KPT, KK, SKU (dikeluarkan oleh
kelurahan/kepala pasar/paguyuban pedagang, RT/RW) dan nomor rekening BRI yang
sudah terdaftar. (**)