Bukittinggi, Khazanah
– Setelah memasuki era new-normal dan Bukittinggi sudah menyatakan keluar dari
kaukus daerah yang menerapkan PSBB di Sumbar, maka pariwisata diharapkan bisa
bergairah kembali.
“Datanglah ke Bukittinggi, asal berbadan sehat dan tidak memiliki tanda-tanda terinfeksi virus corona. Alam yang sejuk dan pemandangan yang membikin pikiran jadi segar mengundang para pelancong datang ke sini,” kata Wakil Gubernur Nasrul Abit, Minggu pagi.
Nasrul Abit tidak asal mengimbau saja, ia pun membuktikan dengan cara datang ke Bukittinggi dan berbaur dengan masyarakat di pedestrian jam gadang untum mengikuti senam pagi, selepas subuh kemarin.
Kepada masyarakat Bukittinggi sekitarnya yang masih was-was untuk beraktivitas, Nasrul Abit mengimbau untuk tidak usah cemas. Karena yang patut dicemaskan adalah apabila banyak orang tidak menaati protokol Covid-19 saat beraktivitas di luar rumah. Sepanjang menaati protokol Covid-19, menurut dia tidak ada maslaha.
"Dan pagi ini di kota Bukittinggi dengan jam gadang yang mendunia, keceriaan masyarakat di masa new normal cukup patuh terhadap protokol kesehatan, ini tentu sebuah keberhasilan sosialisasi yang dilakukan pemko Bukittinggi, " ungkap Nasrul Abit.
Bukittinggi, kata Nasrul, terasa hidup kembali setelah cukup lama sepi. Pasar sudah ramai, jalanan terlihat sibuk dengan lalu-lalang transpotasi.
"Jika sehat dan aman covid, silahkan kunjungi keindahan wisata Sumatera Barat - Ranah Minang yang merupakan salah satu destinasi wisata terbaik Indonesia. Kepada para dunsanak kito baik di ranah dan dirantau mari kito majukan kampung halaman dengan semangat tatanan baru,” kata Nasrul Abit.
Sejak keluar dari kaukus PSBB beberapa waktu lalu Bukittinggi memang terasa ‘bergerak’ lagi. Dalam dua pekan ini hasil pemantauan Khazanah di Bukittinggi pada malam Minggu sungguh amat ramai. Kafe-kafe penuh.
Sabtu malam, wartawan Khazanah mencoba menyusuri pusat kuliner malam di Jl A. Yani dan sekitar stasiun. Padat dan penuh sesak. Hanya saja tidak banyak yang menggunakan masker. “Saya tetap pakai masker sesuai imbauan Pemko Bukittinggi, tapi sayangnya tidak banyak penjual makanan yang mengenakan masker saya lihat,” ujar Yusnidar, pengunjung dari Padang Panjang yang berpapasan dengan Khazanah di salah satu tenda nasi sup di bilangan stasiun Bukittinggi.
Yusnidar memang tidak asal bicara, Khazanah pun nyaris tak menemukan para pedagang tenda itu
mengenakan masker. Sementara di banyak persimpangan dan gedung tinggi dipasang
baliho yang menyampaikan imbauan Walikota Ramlan Nurmatias bahwa kotanya adalah
Kota Wajib Bermasker.