Padang, Khazminang.id – Prof. Dr. Ike Revita, M.Hum yang unggul dan meraih suara terbanyak pada pemilihan Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) pada 2 Juni lalu, dilantik sebagai Dekan FIB Unand periode 2025-2030 di Gedung FIB Unand, Padang, Selasa (12/8/2025).
Pelantik dan pengambilan sumpah jabatan dihadiri Rektor Unanf, Efa Yonnedi, Ph.D beserta jajaran pimpinan universitas.
Selain pelantikan Dekan FIB dari Prof. Dr. Herwandi, M.Hum. kepada Dr. Ike Revita, M.Hum, acara juga diisi pergantian beberapa jabatan strategis resmi lainnya seperti jabatan Kepala Subdirektorat Pembinaan, Pengembangan, dan Kesejahteraan Direktorat SDM, yang dipercayakan kepala Beti Febriola, S.S, M.Si serta Kepala Kantor Tata Usaha dan Arsip, dari Prof. Pramono, S.S., M.Si., Ph.D. kepada Benny Amir, S.Akun.
Acara turut diwarnai dengan penyerahan penghargaan kepada pegawai purna tugas Erijon, S.Sos., dan Dekan FIB periode 2021–2025, Prof. Dr. Herwandi, M.Hum.
Rektor Efa Yonnedi menyampaikan apresiasi kepada pejabat lama atas dedikasi dan pengabdian mereka, serta berpesan kepada pejabat baru untuk mengemban amanah dengan penuh tanggung jawab dan semangat membangun.
“Dr. Ike Revita sebagai akademisi berprestasi, komunikatif, dan visioner,” ujar rektor.
Dengan dilantiknya Dr. Ike, tukuknya, Unand kini memiliki tujuh dekan perempuan pada periode ini, yang turut memperkuat capaian Unand di peringkat Top 60 dunia untuk kategori gender equality.
Enam dekan perempuan sebelumnya adalah Prof. drg. Nila Kasuma (FKG), Prof. apt. Fatma Sri Wahyuni (Farmasi), Dr. Ns. Deswita, M.Kep., Sp.Kep.An. (FKep), Dr. dr. Dien Gusta Anggraini Nursal, S.Ked, M.KM (FKM), Prof. Ir. Mardiati Zain (Faterna), dan Dr. Eng. Lusi Susanti (FTI).
Prof. Dr. Ike Revita, M.Hum ketika ditanya wartawan tentang jabatan yang baru saja diserahkan padanya itu menekankan, memimpin Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas bukan hanya sebuah jabatan, tetapi sebuah tanggung jawab besar untuk menjaga dan mengembangkan warisan akademik, budaya, dan integritas yang telah dibangun para pendahulu kita.
“Perasaan saya campur aduk antara bahagia, bangga, dan juga penuh rasa tanggung jawab,” tuturnya.
Dia menyadari bahwa tantangan di dunia pendidikan, khususnya di bidang ilmu budaya, semakin kompleks di era digital ini.
“Karena itu, komitmen saya adalah membawa FIB semakin relevan, adaptif, dan berdaya saing global, sambil tetap berpijak pada nilai-nilai budaya dan kearifan lokal,” ungkap Ike. (*)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.
