×

Iklan


Mitra UMi, Rita Muliyanti: Ada Rasa Puas Bisa Bantu Warga yang Butuh Modal

24 April 2024 | 19:31:59 WIB Last Updated 2024-04-24T19:31:59+00:00
    Share
iklan
Mitra UMi, Rita Muliyanti: Ada Rasa Puas Bisa Bantu Warga yang Butuh Modal

Oleh : Devi Diany

Namanya Rita Muliyanti. Tinggal di Sekayan Paku Korong Asam Pulau, Nagari Anduriang, Kecamatan 2 X 11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Rumahnya berada di ujung jalan, mentok di sana. Jika hendak bepergian ke ibu kota kecamatan atau ibukota kabupaten, maka harus berbalik arah. Tetapi jalan ke kampungnya cukup bagus, sehingga aktivitasnya sehari-hari yang sangat padat, berjalan dengan lancar.

 

    Ya, aktivitas Rita lumayan padat. Kreativitasnya tak pernah surut. Dia tercatat sebagai Agen BRILink dan juga Mitra Ultra Miktro (UMi) BRI di desanya. Perempuan berusia 37 tahun ini, juga menjadi “kepala arisan” di kampungnya, mengelola arisan warga setempat dan rutin mengutip ke rumah warga peserta arisan sesuai jadwalnya. Besaran arisan yang dipegangnya beragam, ada arisan Rp 10 ribu, arisan Rp 20 ribu dan arisan Rp 50 ribu.

     

    “Arisan ini sama dengan menabung dan menjadi salah satu solusi bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya,” ujar Rita saat berbincang dengannya, kemarin.

     

    Selain itu, Rita juga memiliki ladang pinang. Lumayan luasnya, ada sekitar 40 batang pohon pinang. Tetapi sang suami yang merawat dan mengurus pohon pinang ini. Saat ini harga pinang sedang anjlok, hanya Rp 4.500 per Kg. Rita dan suami tak begitu semangat memanen pinang, jadi dibiarkannya saja buah pinang jatuh sendiri kemudian dikumpulkan. Walau begitu, hasil panen pinang ini lumayan juga, dapat sekitar 30 Kg.

     

    “Panen pinang itu ada pula waktunya, tergantung tingkat kematangan buah pinang. Tetapi karena harga pinang sedang anjlok sekarang, maka kami tak semangat untuk panen,” kata ibu 2 orang anak ini.

     

    Jika tak ke ladang, maka sang suami bekerja sebagai buruh pengumpul pasir dan batu untuk bangunan dari sungai di dekat rumahnya. Pekerjaan pengumpul pasir dan batu ini ditekuni para lelaki di desanya jika sedang tak ke ladang atau tidak ke sawah.

     

    Sejak 2022 lalu, Rita menjadi Agen BRILink. Dia memanfaatkan bangunan di samping rumahnya yang cukup luas, 7,5 meter x 22 meter. Sebagian dari bangunan itu telah digunakannya sebagai kedai menjual kebutuhan harian. Dan di sana pula dia menjalankan usahanya sebagai Agen BRILink.

     

    Kehadiran BRILink Rita Muliyanti menjadi solusi bagi masyarakat setempat yang membutuhkan layanan perbankan, seperti transfer uang, tarik tunai, pembayaran tagihan listrik, isi saldo token dan lainnya. Sebab di desanya itu, tak ada Agen BRILink. Jika ingin melakukan transaksi perbankan harus ke ibukota kecamatan, ada BRI Unit Kayutanam. Lumayan jauh. Pelanggan BRILink Rita tidak banyak. Rata-rata sehari hanya 5 pelanggan.

     

    “Pelanggan BRILink tidak banyak. Mereka datang transaksi jika ada momen tertentu saja, seperti saat jatuh tempo pembayaran tagihan listrik maka warga berjubel antre,” terangnya.

     

    Sekitar 6 bulan menjadi Agen BRILink, Rita dipercaya menjadi Mitra UMi. Mengetahui Rita merupakan Mitra UMi, maka warga silih berganti datang padanya mengajukan permohonan Kredt UMi. Biasanya warga butah dana untuk modal bertanam padi atau ke sawah, ada pula yang butuh uang untuk anak sekolah dan nanti dibayar dengan hasil panen padi atau panen pinang.

     

    Menurut Rita, setahunya tidak ada petani di desanya yang meminjam ke rentenir. Bahkan modal untuk ke sawah dari para juragan juga ditolak petani. Mereka sudah paham benar, jika meminjam modal dari juragan untuk bertanam padi maka saat panen nanti, juragan akan langsung mengambil hasil panennya. Sedangkan pembayaran oleh juragan, sering dilakukan dengan sesukanya atau dicicil.

     

    “Jadi petani di sini lebih suka meminjam UMi BRI. Mereka datang ke rumah saya karena butuh uang untuk keperluan anak sekolah atau pun untuk modal beli benih padi dan beli pupuk. Nanti saat panen dibayar lunas,” katanya.

     

    Mitra UMI, Rita Muliyanti di depan kedai Agen BRILink-nya.


    Saat ini, ibu dari Revan Gusrianto dan Rarisa Najmi ini sudah memiliki sekitar 100 nasabah UMi. Umumnya permohonan Kredit UMi yang disetujui itu besanya Rp 5 juta dengan masa kredit 6 bulan, menyesuaikan dengan masa panen. Saat jatuh tempo mereka akan membayar sebesar Rp 5,9 juta.

     

    “Bagi petani, sangat menguntungkan meminjam uang dari UMi BRI. Selain prosesnya mudah, tanpa jaminan, bunganya juga kecil. Apalagi setelah melunasi UMi BRI ketika panen, mereka masih punya uang untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari,” katanya.

     

    Salah seorang tetangganya yang menjadi nasabah UMi, Aisyah mengaku sangat terbantu dengan adanya kredit ultra mikro ini. Dia butuh dana untuk mulai bertanam padi. Tetapi dia tak mau memakai modal dari juragan, maka dia meminta tolong pada Rita untuk membantunya mendapatkan kredit UMi. Hasil panennya bisa jadi jaminan untuk melunasi pinjamannya nanti.

     

    “Saya pinjam untuk modal bertanam sebesar Rp 5 juta dengan masa kredit 6 bulan,” katanya.

     

    Rita sendiri juga merasa puas bisa membantu warga yang juga tetangganya ketika mereka membutuhkan uang. Dia bisa merasakan susahnya mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat setempat mengandalkan penghasilannya dari ladang pinang, durian, petai dan galian C seperti pasir dan batu.

     

    “Ada rasa puas dan lega ketika bisa membantu warga. Termasuk ketika mereka datang  minta tolong mengecek saldo bantuan pemerintah di BRILink, seperti Program Indonesia Pintar (PIP). Semua saya layani dengan gratis,” katanya.

     

    Meski demikian, dia tetap memperhatikan kemampuan membayar warga saat mengajukan pinjaman UMi dari usaha yang dimiliki.

     

    Kredit UMi Melayani Nasabah Ultra Mikro

     

    Regional CEO BRI Padang, Moh.Harsono mengatakan, saat ini Bank BRI fokus kepada bisnis berbasis ekosistem. Salah satu program dalam pengembangan ekosistem adalah penyaluran Kredit Ultra Mikro (Kredit UMi). Kredit UMi sendiri dapat disalurkan melalui mitra BRI seperti Agen BRILink Mitra UMi yang merupakan perpanjangan tangan mantri dalam melayani nasabah ultra mikro.

     

    “Saat ini terdapat 2.918 Mitra UMi, tersebar di Sumatera Barat yang tersebar di berbagai ekosistem, yaitu eksoistem transaksi (pasar), ekosistem teritori (pedesaan) dan ekosistem komoditas,” katanya.

     

    Kredit UMi berfokus kepada penyaluran kredit kepada pelaku usaha ultra mikro. Maksimal kredit yang diberikan sebesar Rp 10 juta untuk skema musiman dan Rp 5 juta untuk skema non musiman, dengan jangka waktu yang relatif pendek yaitu 3 sampai dengan 6 bulan.

     

    “Tujuan kredit Ultra Mikro (UMi) adalah untuk memfasilitasi para pelaku usaha ultra mikro yang mau mengembangkan bisnisnya namun tidak memiliki modal cukup. Mereka dapat menikmati fasilitas kredit resmi perbankan dan tidak terjebak kepada kredit yang tidak resmi atau rentenir,” terang Moh. Harsono.

     

    Data Januari sampai 8 Maret 2024, Bank BRI sudah menyalurkan kredit ultra mikro kepada 2.010 debitur dengan total plafond sebesar Rp 9 miliar. Berdasaran pencapaian tersebut, BRI masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar untuk dapat menyalurkan kredit ultra mikro, dikarenakan target penyaluran kredit ultra mikro pada 2024 adalah sebesar Rp 200 miliar.

     

    “BRI berkomitmen untuk selalu menambah jumlah Mitra UMi yang produktif dan journey. Nantinya, setiap ekosistem baik ekosistem transaksi, teritori dan komoditas akan terdapat minimal 1 Mitra UMi yang dapat menjangkau pelaku usaha yang membutuhkan kredit ultra mikro,” terang Moh. Harsono.

     

    Bagi pelaku usaha yang ingin mendapatkan kredit ultra mikro ini, dapat disampaikan kepada Agen BRILink Mitra UMi yang merupakan perpanjangan tangan dari Mantri BRI. Jadi tidak perlu repot datang ke kantor Bank BRI. Syaratnya, hanya membawa e KPT, KK, SKU (dikeluarkan oleh kelurahan/kepala pasar/paguyuban pedagang, RT/RW) dan nomor rekening BRI yang sudah terdaftar.

     

    Ke depan diharapkan, para pelaku ultra mikro ini nantinya akan naik kelas menjadi pelaku mikro, ritel, bahkan sampai dengan eskpor impor. Karena selain pemberian Kredit Ultra Mikro, BRI juga memiliki program pemberdayaan masyarakat yang salah satu aktivitasnya adalah melakukan pemberdayaan kepada pelaku UMKM seperti memberikan pelatihan-pelatihan dan pemberian bantuan sarana prasarana kepada klaster-klaster usaha BRI. (**)