Pada peninjauan ini disertai Asisten 2 Setdako Rismal Hadi dan staf ahli Pemko Bukittinggi, Ade Mulyani dan juga Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bukittinggi Wahyu Bestari beserta jajarannya.
Wakil Ketua DPRD Bukittinggi Zulhamdi Nova Candra IB, menjelaskan, adanya kerjasama dengan Dinas Pariwisata, Tour and Travel dan pedagang kerupuk sanjai. Kemudian, mengadakan pagelaran seni dan budaya di Pasa Ateh tersebut. Selain itu, Pemko dapat membawa pengunjung ke lantai 4, dan berbelanja disana.
Khusus di lokasi Pasa Putiah, sebaiknya dibersihkan dan dicat rapi sebelum menempatkan PKL. “Kami tegaskan Pasa Putiah harus dibenahi, sedikit direhab, dibersihkan dan dicat rapi untuk lokasi PKL. Bukan seperti kondisi sekarang,” tukas Candra.
Sementara itu, Ketua Komisi 2 DPRD Kota Bukittinggi, Amrizal, berharap Pemko betul-betul mempersiapkan lokasi sebaik-baiknya terutama Pasa Putiah. Selain itu, Pemko dapat membuat terobosan atau inovasi baru untuk meramaikan lantai 4 Pasa Ateh. Sehingga, pengunjung dapat berbelanja ke lantai 4 untuk membeli aneka dagangan para PKL.
Komisi 2 juga menilai saat ini lantai 4 Pasa Ateh menjadi tempat yang layak untuk PKL. Tentunya, Pemko Bukittinggi melalui dinas terkait dapat melakukan upaya-upaya dan kerjasama untuk menarik pengunjung ke lantai 4 Pasa Ateh tersebut. Mengenai pasa putiah, Komisi 2 sedikit menyayangkan kondisi Pasa Putiah yang sangat miris. Mereka melihat Pasa Putiah belum siap dan tidak representatif.
Anggota Komisi 2 DPRD Kota Bukittinggi, Dewi Anggraini, mengatakan, “seharusnya, Pemko menempatkan PKL di tempat yang sewajarnya. Saat meninjau Pasa Putiah, kami melihat lokasi itu belum siap dan tidak representatif. Rasanya kurang manusiawi jika kita menempatkan PKL disana. Kami menyarankan Pemko dapat membuat Pasa Putiah lebih nyaman dan representatif. Jadi, tolong persiapkan tempat selayak mungkin untuk PKL tersebut.” ucapnya.
Sedangkan Wali Kota Bukittinggi melalui Asisten II Setdako Rismal Hadi mengungkapkan Pemko Bukittinggi ingin mengembalikan fasilitas umum sesuai fungsinya atau kembalikan hak-hak publik. Seluruh PKL yang berjualan di fasilitas umum selama ini, diarahkan ke lantai 4 Pasa Ateh dan alternatif ke Pasa Putiah. “Untuk Pasa Putiah, tahun ini kita lakukan pembersihan dulu. Tahun 2026, Pemko akan merehab Pasa Putiah menjadi lebih bagus lagi,”ungkap Rismal.
Dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bukittinggi, Wahyu Bestari, menerangkan relokasi ini dilakukan untuk penataan PKL, sehingga mereka berjualan di dalam lokasi pasar semuanya.
“Kedepannya, PKL tidak lagi berjualan di fasilitas umum atau di luar gedung Pasa Ateh. Hal ini demi kepentingan pariwisata kota.Gerak ekonomi Pasa Ateh ditentukan pariwisata.Jika kunjungan ke Pasa Ateh ramai, akan berpengaruh kepada ekonomi PKL itu sendiri. Kita melakukan relokasi pedagang eksisting atau yang aktif berjualan. Dan kita juga berharap ada edukasi terhadap pedagang kaki lima dan bagaimana menjadi pedagang di kawasan wisata.
Untuk itu, kita butuh dukungan Pemko dan DPRD. Selain itu, PKL akan dimasukkan ke Pasa Putiah setelah direnovasi nanti.Konsepnya adalah Pasar Wisata. Saat ini, relokasinya sudah siap,” pungkas Wahyu.
Usai peninjauan ke Pasa Putiah dan lantai 4 Pasa Ateh, Komisi 2 DPRD Kota Bukittinggi langsung mengadakan rapat bersama Pemerintah Kota Bukittinggi terkait rencana penempatan Pedagang Kaki Lima tersebut. Pada umumnya, Anggota Komisi 2 berharap Pemko mempersiapkan lokasi dengan baik, dan tidak langsung menempatkan PKL terutama di Pasa Putiah. (Iwin SB)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.