Arosuka, Khazanah – Kawasan pegunungan tinggi di Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti dan Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok belakangan ini tumbuh menjadi destinasi wisata yang terus dibanjiri pelancong. Sepanjang akhir pekan jalur lalu-lintas dari Simpang Lubuk Selasih hingga ke Alahan Panjang sangat padat.
“Saya kadang harus memutuskan tidak libur pada Sabtu Minggu itu karena sangat padat jadwal,” kata Abeng, pengemudi sebuah bus pariwisata. Menurutnya, tidak saja rute Padang – Alahan Panjang saja yang padat dan makin menjadi gemuk belakangan tetapi rute Bukittinggi – Alahan Panjang juga demikian halnya.
Pengakuan Abeng memang tidak bisa dibantah, sejak tiga tahun terakhir ini, Alahan Panjang yang kadang disebut ‘Alpen’ oleh para wisatawan itu memang menjadi destinasi menarik sejak bermunculan sejumlah resort, villa dan cottage maupun resto kekinian di sana.
Pesona alam danau kembar berhawa dingin itu benar-benar membuat kawasan itu tidak saja menjadi kawasan wisata alam tetapi juga wisata kuliner. “Wah kopi Solok Rajo ini benar-benar tak beda dengan kopi di Aceh, saya senang,” tutur Parlindungan, salah seorang peserta jambore penggemar skuter pekan lalu, ia dari Aceh. Menurutnya kelak kawasan ini bisa menjadi kawasan kopi seperti halnya di Aceh pasca-tsunami 2004.
Tumbuhnya sejumlah villa dan cottage serta resto di Alahan Panjang, sayangnya belum diimbangi dengan rencana induk kawasan maupun rencana detail. Jadi saat ini belum terpisah benar mana yang wisata alam, wisata kuliner dan wisata minat khusus.
Hal itu juga diakui oleh Wakil Bupati Solok, H. Candra. “Ya memang kita sedang menyiapkan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah atau Ripparda, insya Allah dalam waktu dekat kita launching menunggu disahkannya Ripparnas karena kita harus mengacu ke Ripnas,” kata Wakil Bupati Candra.
Menurut Candra kawasan Alahan Panjang itu apabila tidak di buatkan rencana induknya, bisa-bisa nanti pembangunan atau pemanfaatan kawasannya sembarangan saja sehingga tidak mempertimbangkan kawasan itu sebagai daerah tangkapan air dan sebagainya. “Penempatan bangunan bisa jadi sesuka hati yang empunya saja karena memang tidak ada panduannya yakni Ripparda itu,” ujar Candra yang selalu kompak seiring sejalan dengan Bupati Jon Firman Pandu.
Ia juga menyampaikan terimakasih kepada tim Journalist Journey yang mengunjungi Kabupaten Solok untuk mengekplor kawasan Alahan Panjang dan Singkarak sebagai destinasi unggulan di Sumatera Barat. “Terimakasih sudah mampir dan melihat dari dekat,” kata Candra ketika menerima tim Journalist Journey (Jojo) di rumah dinasnya, Sabtu petang lalu (6/9).
Journalist Journey adalah kegiatan sejumlah wartawan senior bersama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumatera Barat. “Kali ini adalah Journalist Journey edisi II dan diikuti 16 orang wartawan, peneliti BRIN, pengusaha pengolah limbah. Kita tidak disponsori siapa-siapa, ini semata bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas liputan, jadi ini dibiayai secara patungan saja oleh kawan-kawan,” kata Gusfen Khairul, yang ditunjuk sebagai Amir Safar atau pemimpin perjalanan.
Gusfen mengatakan bahwa Journalist Journey yang digagas oleh Eko Yanche Edrie ini, akan dilanjutkan untuk edisi berikutnya dengan tema liputan dan destinasi yang berbeda pula. (riswan jaya)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.