Scroll untuk baca artikel
Banner Harian Khazanah
Berita

SMKN 1 Ampek Angkek Membangkik Batang Tarandam Kriya Kreatif Batik

×

SMKN 1 Ampek Angkek Membangkik Batang Tarandam Kriya Kreatif Batik

Sebarkan artikel ini
Nasrial, S.Pd Kepala SMKN 1 Ampek Angkek Kabupaten Agam
Bukittinggi, khazminang.id- Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Ampek Angkek di jalan Raya Panca, Kenagarian Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat merupakan sekolah kejuruan mempunyai sebanyak 9 program keahlian, salah satunya program keahlian kriya kreatif batik dan kriya kreatif kayu.
SMKN 1 Ampek Angkek, Kenagarian Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat

Diketahui serah terima jabatan kepala sekolah periode 2017-2025 Bapak Gusti Kamal, S.Pd.M.Pd kepada Kepala Sekolah periode 2025-2029 Bapak Nasrial, S.Pd (sebelumnya adalah Kepala SMKN 2 Padang Panjang) di ruang Aula SMK Negeri 1 Ampek Angkek, Senin (2/6/2025). Kegiatan Serah Terima Jabatan dipimpin langsung oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I dan Pengawas Pembina Satuan Pendidikan.

Nasrial, S.Pd Kepala SMKN 1 Ampek Angkek saat wawancara

Nasrial, S.Pd, Kepala SMKN 1 Ampek Angkek Kabupaten Agam, Selasa (19/8/2025) di depan ruang kerja kepala sekolah, menjelaskan, pada saat ada pameran-pameran hasil karya siswa SMKN 1 Ampek Angkek, biasanya kriya batik dan kayu, saya menghadirinya.

Iklan
Scroll Untuk Baca Artikel

Tapi sangat disayangkan setelah dua tahun belakangan ini, program keahlian tersebut tidak ada siswanya. Ini yang saya sedang gerakan untuk membangkitkan kembali, saat PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) SMKN 1 Ampek Angkek, saya menggunakan dengan metode tersendiri agar dapat diminati siswa masuk di SMKN 1 Ampek Angkek guna mempelajari kriya batik dan kayu, saya memberikan program beasiswa 1 tahun anak yang diterima di program keahlian kriya batik dan kriya kayu dengan biaya gratis, Alhamdulillah kita kini dapat full siswa 1 kelas.

Untuk kedepannya nanti di kelas XI siswa mengambil pilihan program keahlian, yaitu kriya kayu dan tekstil, mudah-mudahan dulu apa yang telah diraih dan sempat viral masalah program keahlian kriya batik, kini dapat mencuat kembali dengan adanya siswa, Nasrial sambil bergurau, mengatakan, kalau tidak ada siswa tentu tidak Nasrial, hanya tenaga pengajarnya saja, timbulah gelak tawa semuanya.

Baca Juga:  Ceisya Nayyara Quincy dan Aubrey Athaya Fathurra Atlet Sepatu Roda Kota Bukittinggi Raih Prestasi di Tingkat Nasional Bukittinggi Open Cup I Tahun 2025

Jumlah siswa sekarang ini tahun ajaran 2025/2026 sebanyak 930 siswa yang mengikuti pendidikan di SMKN 1 Ampek Angkek, sedang 1 kelas sebanyak 36 siswa, untuk kriya tekstil masih kurang 7 siswa, ucapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, terkait kriya batik dan kriya kayu yang merupakan karya seni dengan kreativitas dan imajinasi yang sangat tinggi untuk menghasilkan karya yang bermutu.

Nasrial mempunyai suatu wacana untuk memamerkan hasil karya siswa guna diketahui masyarakat, kalau tidak seperti ini, masyarakat tidak mengetahui hasil karya yang dikerjakan siswa. Jika kita yang mengadakannya tentu memerlukan dana anggaran yang cukup besar, jadi kita ikut dengan event-event yang diadakan Pemerintah Daerah atau lainnya.

Dengan mengikuti pameran tersebut, anak-anak siswa SMKN 1 Ampek Angkek dan juga tenaga pendidik menjadi semangat, karena karya mereka dipamerkan dan juga mungkin saja dalam pameran tersebut pengunjung tertarik dengan hasil karya siswa untuk dipesan.

Di SMK sendiri ada namanya Teaching Factory (TeFa) yaitu sarana produksi di sekolah yang dijalankan berdasarkan prosedur dan standar industri untuk menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata industri. Sekolah sudah mendapatkan penghasilan dan harus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan sudah legal untuk pengambilan uang dari kegiatan pembelajaran berbasis industri, jelas Nasrial.

Kata Nasrial, guna menambah ilmu pengetahuan lebih banyak lagi kepada siswa, pihak sekolah mendatangkan tenaga pendidik dari industri, karena industri sendiri berkembang. Jadi semua kegiatan program keahlian di sekolah ini siswa dapat berkembang, kalau monoton dari pihak sekolah saja mungkin kita ketinggalan.

Baca Juga:  HKB 2025 di SLB, PMI Sumbar Berbagi Ilmu Pertolongan Pertama

Tapi kalau tenaga pendidik dari pihak industri, mereka secara langsung mengetahui apa-apa hal yang baru dan hal apa yang menjadi tuntutan masyarakat, atau juga tenaga pendidik dari sekolah kita programkan untuk magang di tempat industri, ungkapnya.

Sedangkan untuk siswa yang mengikuti program Praktek Kerja Lapangan (PKL) kita sesuaikan dengan program keahliannya, kita tidak ingin melihat siswa yang PKL tidak sesuai dengan ilmu pendidikan di sekolah, seperti halnya membuat air minum, mengantar surat dan lainnya.

Dengan siswa mengikuti PKL, mereka bangga bekerja sesuai dengan program keahliannya, jadi jika guru mengunjungi untuk monitoring siswa yang sedang PKL berada di lapangan semuanya, jadi mereka terpakai ilmunya.

Harapan kedepannya SMKN 1 Ampek Angkek, Nasrial akan membenahi intern dulu, yang mana kemarin sudah kita peroleh tentu data dan anak-anak kita kondisikan agar mereka paham bahwa mereka masuk program keahlian itu ada hal penting yang mereka buat, seperti membuat batik yang mana ada ciri khas kita, kemudian ada juga tenun kita bangkitkan kembali dan kriya kayu.

Jadi jangan orang beranggapan siswa pada program keahlian kriya kayu akan jadi tukang bangunan, di kriya kayu siswa membuat hasil karya yang dibuatnya dengan seninya, apakah itu tempat untuk kosmetik, atau tempat perhiasan atau kerajinan-kerajinan lainnya.

Baca Juga:  Tantangan dan Solusi Perpustakaan Digital Kota Bukittinggi Sorotan Komisi II DPRD Kota Bukittinggi

Terkait jika ada agen travel perjalanan yang membawa wisatawan ingin mengunjungi sekolah melihat dari dekat siswa mengerjakan membuat batik, busana, seni kayu dan lainnya, ini hal yang positif dan sangat baik kata Nasrial,

Dalam hal ini tentu kita perlu persiapan untuk benar-benar wisatawan yang datang puas melihat siswa yang sedang membuat hasil karyanya, jadi wisatawan tidak kecewa. Karena apa yang dilihat sesuai dengan yang media sosial yang pernah viral.

Sangat membanggakan dalam unit produksi di SMKN 1 Ampek Angkek adalah pada unit produksi Kriya Kreatif batik dan Tekstil yang dalam menjalankan produknya telah “Go Nasional“, dibuktikan dengan hasil karya terutama batiknya dengan “Tirai Ampek Angkek“nya, sehingga hasil ini telah melampaui batas target yang diinginkan, karena terbatas dengan tenaga kerja dan sarana pendukung, maka unit produksi belum mampu sepenuhnya untuk memenuhi pangsa pasar yang ada.

Ditambahkan penjelasan Nasrial, nanti kita mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa untuk menjelaskan program-program keahlian SMKN 1 Ampek Angkek, seperti halnya program pekerjaan di dalam negeri maupun ke luar negeri.

Itu sangat perlu sekali orangtua siswa paham, jadi anak-anak masuk di SMKN 1 Ampek Angkek bukan istilahnya pelarian karena tidak diterima di SMA, sebenarnya SMK itu adalah tujuan siswa untuk meniti karir sebagai entrepreneur maupun melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Inilah yang perlu kita sosialisasikan dalam arti pemahaman orangtua untuk menyekolahkan anaknya di SMK, pungkas Nasrial. (Iwin SB)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.