Scroll untuk baca artikel
Banner Harian Khazanah
Berita

Peringati Hari Anak, P2TP2A Sumbar Gelar Dialog di TVRI Sumbar

×

Peringati Hari Anak, P2TP2A Sumbar Gelar Dialog di TVRI Sumbar

Sebarkan artikel ini

Padang, Khazminang.id – Kondisi anak-anak di Sumbar saat ini tidak baik-baik saja. Beragam permasalahan menimpa anak, seperti pelecelahan anak, perkawinan anak, stunting sehingga pembunuhan terhadap anak. Perlindungan terhadap anak dan perempuan masih belum maksimal menjangkau seluruh kelompok rentan.

Oleh sebab itu, peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2025, menjadi momen segenap pihak untuk melakukan evaluasi dan sekaligus upaya memperkuat ketahanan keluarga. Sebab perlindungan terhadap anak bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi segenap elemen masyarakat dan semuanya bermula dari keluarga.

Iklan
Scroll Untuk Baca Artikel

Demikian benang merah dari siaran langsung Dialog Sumbar Bicara di TVRI Sumbar, Rabu (23/07/2025), edisi spesial peringatan Hari Anak Nasional dengan tema “Hak Anak dalam Keluarga”.

Hadir sebagai narasumber Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Limpapeh Rumah Gadang Sumbar, Harneli Mahyeldi dan Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumbar, Heri Gusman serta peserta dialog para pengurus P2TP2A Sumbar, perwakilan anak, jurnalis perempuan, aktivis perempuan dan tokoh masyarakat.

Baca Juga:  Rapat Paripurna DPRD Kota Bukitinggi Enam Fraksi DPRD Kota Bukittinggi Sampaikan Pandangan Umum Atas Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2024 Wawako Dukung Dua Raperda Inisiatif Dewan

Dikatakan Harneli, banyak kejadian yang menimpa anak tak terlepas dari perkembangan teknologi informasi seperti tontotan video melalui ponsel yang dengan mudah dapat diakses anak. Tontotan ini berdampak pada pembentukan karakter anak. Pada akhirnya tentu berdampak pula pada capaian Generasi Emas 2045.

“Keluarga adalah sekolah pertama anak. Jadi peran orangtua sangat penting dalam membentuk karakter anak. Ibarat pepatah Minangkabau, dari ketek lah taraja, lah gadang tabao, lah tua indak berubah,” katanya.

Sekolah keluarga salah satu cara terbaik bagi sebuah keluarga untuk meningkatkan kualitas keluarga melalui pendidikan non-formal. Dulu, sekolah ini ada di Bukittinggi, Sawahlunto dan di Padang dalam konsep sekolah ibu muda (Imud).

Foto bersama usai Dialog Sumbar Bicara tentang Hari Anak Nasional.

Sedangkan Heri Gusman mengatakan, anak-anak yang berada dalam keluarga ideal yang lengkap ayah dan ibu, kondisinya cukup baik. Anak-anak yang sering bermasalah berasal dari korban perceraian orangtuanya. Hak-hak anak sering terabaikan.

“Tahun 2024, perceraian di Sumbar sebanyak 10.540 kasus dan untuk Kota Padang lebih dari 1.200 kasus. Dalam banyak kasus, setelah bercerai, sang ayah tidak mau tau dengan biaya hidup anak-anaknya,” katanya.

Baca Juga:  2025, Sumbar Bertekad Pertahankan Gelar Juara Umum Anugrah Adinata Syariah

Untuk mengatasi stunting, lanjut Heri, pihaknya pernah mencoba dengan system bapak angkat. Selain mendapat bantuan dari Puskesmas untuk anak stunting, juga dibantu oleh bapak angkat pemenuhan asupan gizi makanannya.

Harneli juga menyebut, ketahanan keluarga sangat penting dalam, bahkan mampu mengantarkan kesuksesan pada anak. Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk menghadapi, mengatasi, dan pulih dari berbagai tantangan dan krisis, baik internal maupun eksternal, serta menjaga keharmonisan dan kesejahteraan anggotanya.

“Hal ini melibatkan kemampuan keluarga untuk beradaptasi dengan perubahan, mengelola stres, dan membangun hubungan yang kuat dan positif,” katanya.

Anak hebat dari Sumbar dapat lahir dari peran 3 unsur ini, yaitu peran orangtua di rumah, peran guru di sekolah dan peran rumah ibadah. Dorongan dari masing-masing pihak akan sangat berarti bagi kesuksesan anak di masa depan, seperti apresiasi atas hal-hal kecil yang dilakukannya.

“Dorong anak untuk meramaikan masjid. Di sekolah, semua berjalan harus sama dan setara, tidak ada pilih kasih dan bully. Di rumah, orangtua jangan memberikan hukuman untuk setiap kesalahan anak tetapi lupa memberikan pujian atas hal baik yang dilakukan anak,” jelas Harneli.

Baca Juga:  RAPAT PARIPURNA DPRD KOTA BUKITTINGGI Wawako Menanggapi Pandangan Umum Fraksi Tentang Peraturan Pemerintah APBD 2024 Dan Enam Fraksi DPRD Kota Bukittinggi Jawab Pendapat Wali Kota Atas Dua Ranperda Inisiatif

Hal senada disampaikan Heri Gusman, orangtua harus punya waktu untuk anak, menemani dan mendengarkan mereka. Mereka memiliki hak atas perhatian dari orangtuanya. Kepedulian orangtua dapat diwujudkan dengan menanyakan aktivitas harian anak. (devi)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.