Arosuka, Khazminang.id – Rumah panggung dengan gonjong khas Minang itu, menjadi tujuan anak-anak. Selepas sekolah mereka berganti pakaian dan langsung menaiki tangga rumah panggung. Kedatangan mereka disambut para mahasiswa dengan jaket almamater warna hijau. Mereka adalah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) Tematik Literasi 2025.
Warga Jorong Tabek, Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok menyematkan nama “Rumah Pintar” pada rumah panggung itu. Tak berlebihan, karena rumah tersebut menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi warga dan anak-anaknya. Rumah pintar memiliki ribuan judul buku yang dapat dibaca.
Dari rumah itu pula, semua kegiatan warga bermula. Pertemuan warga membahas berbagai persoalan untuk kebangkitan Jorong Tabek dilakukan di rumah pintar. Menggali potensi daerah sebagai kekuatan untuk keluar dari kemiskinan karena ketiadaan akses transportasi, ketiadaan penerangan dan ketiadaan akses ekonomi, dilakukan di rumah pintar
“Rumah pintar ini kami bangun dengan bergotong royong, bahan bangunan berupa papan kita manfaatkan pohon aren yang sudah tumbang sehingga tidak membutuhkan biaya yang besar. Lalu dari sini kami menggelar pertemuan, menelurkan ide-ide cemerlang untuk Jorong Tabek bangkit,” kata Penggerak Kampung Berseri Astra (KBA) Jorong Tabek, Kasri Sastra kepada para jurnalis, fotografer dan blogger saat melihat dari dekat kemajuan Jorong Tabek.
Jorong Tabek adalah salah satu daerah binaan PT Astra International Tbk melalui program Kampung Berseri Astra (KBA), yaitu program pengembangan masyarakat berbasis komunitas yang diinisiasi Astra. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui integrasi empat pilar program, yaitu kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan dalam satu wilayah kampung.
Para jurnalis, fotografer dan blogger sebelumnya sudah mendapat sedikit informasi dari Penggerak KBA Tabek, Kasri Sastra didampingi Wali Jorong Tabek, Yasrul. Kepada para tamunya, Kasri menjelaskan, jika dulu tak ada yang bisa dibanggakan dari kampungnya. Satu-satunya kebanggaan mereka adalah semangat gotong royong dan tak pantang menyerah. Tetap berjuang untuk mendapatkan pendidikan, pelayanan kesehatan maupun perbaikan kehidupan secara ekonomi.
“Alhamdulillah. Kami bisa sampai di titik ini. Jorong Tabek kini menjadi tujuan berbagai daerah lainnya untuk melihat dari dekat capaian yang kami raih sehingga Tabek menjadi daerah yang mandiri,” terang Kasri.
Melalui program Kampung Berseri Astra (KBA), Astra mendukung berbagai kegiatan peningkatan kualitas pendidikan masyarakat di lokasi KBA, seperti penyediaan beasiswa, pelatihan dan program pengembangan diri untuk anak-anak dan masyarakat serta peningkatan kualitas pembelajaran.
“MIS Tabek kini berdiri dengan kokoh. Dulu, sekolah tersebut tidak memiliki bangunan yang layak. Sehingga anak-anak hanya 2-3 hari saja datang ke sekolah, setelah itu mereka tidak mau lagi sekolah. Bahkan ada yang menyebut sebagai sekolah kandang kuda,” kata Kasri.
Siang itu, anak-anak sibuk membaca dan dipandu para mahasiswa KKN Unand. Banyak pilihan buku yang bisa mereka baca. Usai membaca, mereka diminta untuk menceritakan kembali isi buku yang dibaca. Anak-anak mengeluarkan segenap kemampuan menyerap dan mengingat yang dibacanya. Bagi yang lancar menceritakan isi buku, akan mendapatkan hadiah dari mahasiswa KKN.
“Kita punya program baca buku bagi anak-anak, berupa program baca nyaring dan cerdas mengulas buku. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk memotivasi mereka agar rajin membaca dan memahami isi buku yang mereka baca,” jelas mahasiswa KKN Unand Tematik Literasi 2025, Davi di tengah aktivitasnya mendampingi anak-anak membaca.
Selama 40 hari, mereka berada di Jorong Tabek. Untuk pelaksanaan KKN Literasi ini, Perpustakaan Nasional membantu mereka sebanyak 940 eksemplar buku yang terdiri dari buku cerita anak dan buku cerita bergambar. Buku-buku tersebut nantinya akan menjadi milik perpustakaan Rumah Pintar.
Rumah pintar sangat ramai. Anak-anak duduk di lantai dengan buku di tangan. Ada juga yang membaca di meja belajar yang disediakan. Megi, siswa Kelas V MIS Tabek memilih buku cerita bergambar. Bersama beberapa temannya Salsabila dan Melisa, dia duduk di lantai sambil dengan serius memelototi buku di hadapannya. Nanti kakak mahasiswa KKN akan bertanya tentang isi buku yang dibacanya.
“Saya suka baca buku di sini, banyak pilihan judul buku. Sejak sebulan lalu, saya sering ke rumah pintar ini,” ujar Megi.
Di sudut ruang, sekelompok anak lainnya juga tengah serius membaca dengan suara nyaring. Para orangtua di Jorong Tabek selalu memberikan pencerahan kepada anak-anak mereka agar belajar dengan serius sehingga dewasa bisa membangun kampung. Mereka sangat menyadari, kemajuan yang dicapai suatu daerah sangat ditentukan oleh pendidikan warganya. Pendidikan itu tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk karakter setiap orang, meningkatkan kualitas dan taraf hidup serta membuka peluang ekonomi dan sosial bagi.
“Beasiswa dan bantuan bidang pendidikan lainnya dari Astra telah mengantarkan anak-anak kami mengenyam pendidikan tinggi di berbagai kampus yang mereka sukai. Mereka adalah generasi emas untuk ibu pertiwi pada 2045 nanti,” terang Kasri.
Tak berlebihan yang diucapkan Kasri. Sejak dibimbing Astra tahun 2016 silam hingga kini, kemajuan yang capai kampung yang tersuruk itu sungguh luar biasa. Selain bidang pendidikan, sektor lainnya juga berjaya. Tabek punya Koperasi Serba Usaha dan Ekonomi Desa (KSU ED) Tabek dengan unit usaha di bidang simpan pinjam, penggemukan sapi, pelaminan dan gilingan tebu.
Ada pula Usaha Gula Semut dengan pemasaran hingga ke ibukota Jakarta, ada bank sampah untuk meminimalisir potensi sampah rumah tangga, kolam ikan yang juga sebagai tempat berkumpul warga, dan bermacam industri rumah tangga lainnya.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur. Berkat Astra, kami bisa mandiri seperti sekarang ini,” ucap Kasri. (devi)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.