Scroll untuk baca artikel
Banner Harian Khazanah
Berita

Menpora Dorong Silat Masuk Olimpiade, Sumbar Jadi Laboratorium Pengembangan

×

Menpora Dorong Silat Masuk Olimpiade, Sumbar Jadi Laboratorium Pengembangan

Sebarkan artikel ini

Padang, Khazanah — Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Dito Ariotedjo menargetkan pencak silat Indonesia bisa tampil dan berjaya di panggung Olimpiade. Guna mewujudkan hal tersebut, pemerintah RI sudah melakukan lobi dan pembicaraan langsung dengan Presiden Komite Olimpiade Dunia terkait rencana ini.

“Pencak silat tidak boleh hanya menjadi olahraga lokal atau sekadar perebutan medali di PON dan SEA Games. Silat adalah diplomasi budaya. Kita ingin dia berdiri sejajar dengan karate, taekwondo, dan judo di Olimpiade. Kita sedang perjuangkan secara resmi,” kata Dito Ariotedjo dalam sambutannya saat pelantikan Wagub Sumbar, Vasko Ruseimy sebagai Ketua IPSI Sumbar, Kamis (03/07/2025) di Padang.

Iklan
Scroll Untuk Baca Artikel

Dikatakan, sebagai salah satu provinsi yang kuat akan budaya dan tradisi silatnya di Indonesia, maka Sumbar bisa menjadi laboratorium hidup untuk pengembangan silat ke depan, tidak hanya sebagai olahraga, tapi juga menjadi narasi budaya.

“Sumbar punya kekayaan filosofi tentang silat, ini tidak dimiliki oleh daerah lain. Harusnya di daerah ini silat bisa lebih berkembang, baik dari segi olahraganya maupun budaya. Ini lah PR Ketua IPSI Sumbar ke depan,” katanya.

Baca Juga:  Sumbar Promosikan Tiga Sektor Strategis Daerah dalam “Galeh Babelok” di Pekanbaru

Dito juga mendorong IPSI Sumbar untuk bergerak cepat merancang konsep pengembangan pencak silat yang terstruktur dan berkelanjutan. Ia bahkan menantang Vasco untuk mengajukan program konkret ke Kementeriannya dalam waktu dekat.

“Saya tunggu konsepnya. Jangan lama-lama. Kami siap dukung 1000 persen,” tegasnya.

Menanggapi dorongan tersebut, Ketua IPSI Sumbar Vasco Ruseimy menyatakan siap menyambut tantangan itu. Ia mengatakan akan segera menyusun peta jalan pengembangan pencak silat Sumbar dari hulu ke hilir, mulai dari pelestarian silek tradisi hingga pembinaan atlet secara berjenjang.

“Kami siap berkontribusi untuk membawa silat Indonesia ke level dunia,” katanya.

Vasco menegaskan, pendekatan yang akan ia bangun tidak akan mengorbankan akar tradisi. Justru sebaliknya, nilai-nilai kearifan lokal akan menjadi panduan bagi pihaknya dalam menjalankan program.

“Silat prestasi harus punya ruh. Dan ruh itu lahir dari silek tradisi Minang,” tegas Ketua IPSI Sumbar, Vasko Ruseimy.

Dalam waktu dekat, Vasco menyatakan akan segera menyusun tim kerja bersama tuo silek, pelatih, akademisi, dan pegiat olahraga untuk memformulasikan gagasan tersebut menjadi sebuah dokumen strategis. Ia berharap, rencana tersebut dapat didukung penuh oleh semua pihak terkait.

Baca Juga:  Amrizal, A.Md Anggota DPRD Kota Bukittinggi Soroti Permasalahan Masyarakat

Gubernur Sumbar Mahyeldi menyebut, silat adalah bagian dari sistem pendidikan non formal yang kaya akan nilai budaya, agama dan kearifan lokal. Silat tidak hanya soal bela diri, tapi juga ajaran tentang kesabaran, keberanian, kejujuran, dan disiplin. Ini sejalan dengan nilai-nilai luhur Minangkabau dan Islam.

Mahyeldi menjelaskan, dahulunya di Sumbar, silat diajarkan di surau-surau setelah salat Isya, dipandu oleh para ulama dan tuo silek. Ini menandakan bahwa silat tidak hanya sekadar gerak fisik, tetapi juga sarana pendidikan spiritual dan moral.

“Silat adalah madrasah kehidupan. Ini yang harus kita bangun kembali di tengah generasi muda hari ini,” katanya. (adpsb/devi)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.