Untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang telah mendahului kita semua, maka setiap tanggal 15 Juni, Pemerintahan Nagari Kamang Hilia merayakannya. Kepada wartawan khazminang.id dan reporter RRI, Wali Nagari Kamang Hilia, Drs.H.Eryanson, Jumat (13/6/2025) di ruang kerjanya, mengatakan, dalam rangka memperingati Perang Kamang 15 Juni 1908 – 15 Juni 2025 adalah yang ke 117 tahun. Insyaa Allah kegiatan perayaan ini mulai besok atau hari Sabtu (14/6/2025) akan ada beberapa kegiatan-kegiatan.
Adapun kegiatan tersebut adalah, lomba untuk anak-anak pelajar se Kanagarian Kamang Hilia, yaitu lari marathon, lomba cerda cermat, lomba membuat dan membaca puisi tentang Perang Kamang 15 Juni 1908. Dan untuk kegiatan seni budaya dengan melibatkan remaja puteri dan Bundo Kanduang, yaitu menjunjung (membawa diatas kepala) talam berisi makanan sebanyak 17 buah talam (Nagari Kamang Hilia ada 17 Jorong) dan menjinjing piriang (membawa piring). Kegiatan ini dimulai dari kantor Wali Nagari menuju rumah gadang di gurun untuk makan bersama-sama.
Malam harinya (Sabtu malam Minggu) diadakan Taptu sebagai bagian dari rangkaian acara, seperti pawai obor, untuk mengingatkan kembali perjuangan para pahlawan. Taptu ini dimulai dari Simpang Pintu Koto menuju makam Pahlawan di Taluak sekaligus renungan suci.
Sedangkan pada hari Minggu pagi (15/6/2025) diadakan upacara peringatan Perang Kamang 1908 di halaman kantor Camat Kamang Magek yang diikuti seluruh PNS, tokoh pejuang (veteran), Ninik Mamak, Bundo Kanduang, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Parit Paga, pelajar dan unsur elemen masyarakat Kecamatan Kamang Magek.
Setelah upacara, dilanjutkan ziarah tabur bunga oleh inspektur upacara di makam pahlawan Magek dan makam pahlawan Taluak Kamang Hilia serta di makam pahlawan di Kamang Mudiak.
Lebih lanjut dikatakan Wali Nagari Kamang Hilia, H.Eryanson, sejarah Perjuangan Rakyat Kamang melawan penjajahan Belanda tahun 1908 yang berawal dari penetapan penerapan pajak (belasting) kepada masyarakat oleh Pemerintah kolonial Hindia Belanda tanggal 15 Juni 1908, belasting tidak diterima masyarakat, maka terjadilah perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Hal ini perlu kita tanamkan kembali kepada masyarakat di Nagari Kamang Hilia melalui pemahaman terutama generasi muda sebagai penerus Nagari, seperti lomba cerdas cermat dan membuat serta membaca puisi tentang sejarah Perang Kamang. Kegiatan ini kita lakukan untuk tingkatan anak-anak, agar nantinya kelak dapat mengerti dan paham arti dari sejarah perjuangan pendahulu Perang Kamang 1908.
Terkait tokoh pejuang Perang Kamang 1908 seperti, Abdul Wahid Karimudo, Dt. Rajo Pangulu, beserta istri beliau Siti Asyiah dan lainnya. Sebetulnya sudah lama kita ingin mengangkat mengusulkan kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk diakui dan diangkat sebagai pahlawan Nasional. Memang sampai saat ini belum terealisasi dan masyarakat Kamang Hilia tetap berjuang untuk kiranya dapat terealisasi dan juga menyusun langkah-langkahnya agar kiranya ini bisa diakui dan ditetapkan sebagai pahlawan Nasional.
Eryanson menghimbau untuk masyarakat Kamang Hilia pada perayaan Perang Kamang ke 117 tahun 2025, kita tingkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat sejalan dengan semangat perjuangan Perang Kamang melawan penjajah Belanda. Kita bersama-sama melanjutkan perjuangan para pejuang itu dengan mengisi kegiatan-kegiatan di kampung halaman untuk membangun Negeri ini menuju “Masyarakat Kamang Hilia yang Madani,” pungkas Eryanson. (Iwin SB)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.