Scroll untuk baca artikel
Banner Harian Khazanah
BeritaHeadline

Bersama Suharto dan Gus Dur, Tiga Pejuang Ranah Minang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

×

Bersama Suharto dan Gus Dur, Tiga Pejuang Ranah Minang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Sebarkan artikel ini

Padang-Tiga pejuang Ranah Minang, Hajjah Rahmah El Yunusiyyah, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Chatib Sulaiman bersama HM Suharto dan K.H. Abdurrahman Wahid masuk sebagai tokoh yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional.

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon yang dikutip dari beberapa media nasional menyatakan, pada tahun ini ada 40 nama yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Nama yang masuk ini telah melalui seleksi ketat disertai penelitian dan pengkajian.

Iklan
Scroll Untuk Baca Artikel

“Sebelum memenuhi syarat gelar pahlawan,40 nama ini telah dikaji dan seleksi yang ketat,” terang Fadli Zon.

Dikitip dari Wikipedia, Hajjah Rahmah El Yunusiyyah adalah tokoh reformasi pendidikan Islam dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang mendirikan Diniyah Putri, sekolah khusus perempuan pertama di Indonesia. Selain mendirikan lembaga pendidikan, ia juga berperan dalam perjuangan melawan penjajah dan menginspirasi Universitas Al-Azhar di Mesir untuk membuka fakultas khusus perempuan. Jasa-jasanya diakui secara anumerta oleh pemerintah dengan penganugerahan Bintang Mahaputra Adiprana. 

Ia adalah salah satu orang pertama yang mengibarkan bendera Merah Putih di Padang Panjang saat proklamasi kemerdekaan. Saat revolusi kemerdekaan, ia memelopori pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Padang Panjang dan menyediakan logistik untuk pasukan tersebut.

Baca Juga:  Penanganan Stunting Harus Dilakukan Secara tepat sasaran, Pesan Ibnu Asis

Sementara Syekh Sulaiman Ar-Rasuli yang juga dikenal Inyiak Canduang adalah seorang ulama Minangkabau yang mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah(Perti) dan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang.

Ia juga merupakan tokoh yang menyebarluaskan gagasan keterpaduan adat Minangkabau dan syariat lewat ungkapan Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

Sedangkan, Chatib Sulaiman adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia terlibat dalam perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di bawah pimpinan Syafruddin Prawiranegara.

Khatib yang hobi menggesek biola ini memutuskan hijrah ke Padang Panjang, episentrum dari pusat pendidikan dan pergerakan kebangsaan. Dalam buku Menuju Lentera Merah ditulis bahwa masa itu Padang Panjang telah menjelma sebagai pusat modernisasi Islam, yang ditandai dengan lahirnya Muhammadiyah dan dua sekolah Islam modernis Sumatra Thawalibdan Diniyah School. (Faisal Budiman)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.