Scroll untuk baca artikel
Banner Harian Khazanah
Berita

Akselerasi Energi Hijau Mempercepat Transisi dan Penerapan Energi Bersih Ramah Lingkungan

×

Akselerasi Energi Hijau Mempercepat Transisi dan Penerapan Energi Bersih Ramah Lingkungan

Sebarkan artikel ini
PLTS Terbesar di Sulawesi Selatan, Tambah Bauran EBT (sumber : PT PLN Persero)

Bukittinggi, khazminang.id- Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah menetapkan delapan misi utama, dikenal sebagai Asta Cita, sebagai landasan untuk mencapai visi “Bersama Menuju Indonesia Emas 2045”.Ā Dalam point Misi ke 5 ; Hilirisasi dan Industrialisasi untuk Nilai Tambah Ekonomi, Pemerintah berfokus pada hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Sumber daya energi fosil yang terbatas dan dampak negatif yang dihasilkan dari penggunaannya telah mendorong peningkatan pemanfaatan sumber energi baru terbarukan, seperti energi surya, angin, hidro, dan biomassa. Sumber energi baru terbarukan menawarkan potensi yang besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Iklan
Scroll Untuk Baca Artikel

Teknologi energi terbarukan mencakup panel surya, turbin angin, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang memanfaatkan sumber daya alam melimpah seperti matahari, angin, dan air untuk menghasilkan listrik.Ā Selain itu, teknologi energi panas bumi, bioenergi dari limbah organik, serta teknologi penyimpanan seperti baterai dan sel bahan bakar juga merupakan bagian dari inovasi di bidang ini.Ā Teknologi ini penting untuk menggantikan energi fosil yang menipis dan mengurangi dampak lingkungan seperti pemanasan global serta hujan asam.

Sedangkan sistem kelistrikan rendah emisi adalah sistem energi yang bertujuan mengurangi emisi karbon dengan 3 strategi utama, yaitu, 1. Memanfaatkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), seperti tenaga surya dan angin menggantikan bahan bakar fosil. 2. Mengkonversi penggunaan energi diberbagai sektor menjadi listrik (elektrifikasi) untuk di bidang transportasi (kendaraan listrik) dan industri guna mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. 3. Mengoptimalkan kinerja melalui teknologi pintar, seperti jaringan listrik cerdas (smart grid) memastikan efisiensi dan integrasi sumber daya energi.

Akselerasi Energi Hijau
Akselerasi energi hijau mempercepat transisi dan penerapan energi bersih yang ramah lingkungan (seperti tenaga surya, angin, panas bumi) untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.Ā Ini melibatkan inovasi, peningkatan skala, dan kebijakan yang mendukung pengembangan sumber energi terbarukan, serta memastikan manfaatnya dapat dirasakan secara luas untuk mengatasi perubahan iklim dan mencapai pembangunan berkelanjutan.Ā Adapun komponen utama akselerasi energi hijau, yaitu, Transisi energi, Inovasi teknologi, Kebijakan dan dukungan, Keberlanjutan, Keadilan sosial.

Listrik hijau disebut juga listrik ramah lingkungan adalah bagian dari inovasi energi terbarukan atau energi bersih. Sumber listrik hijau di antaranya adalah: 1. Energi Matahari (Solar Energy), 2. Energi Angin (Wind Energy), 3. Energi Air (Hydropower), 4. Energi Biomassa (Biomass Energy), dan 5. Energi Panas Bumi (Geothermal Energy).

Hadirnya listrik hijau merupakan salah satu upaya manusia dalam berkontribusi untuk pencegahan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Sebuah langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Adapun manfaat dari listrik hijau, adalah, 1. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca, 2. Upaya Konservasi Ekosistem, 3. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat, 4. Meningkatkan Keamanan Energi, 5. Mendorong Kesadaran Tindakan Lingkungan.

Melalui listrik hijau, kita tidak hanya dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pelestarian lingkungan, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan energi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Baca Juga:  Memperingati HUT RI ke 80, Pemprov Sumbar Imbau Masyarakat Pasang Bendera Mulai 1 Agustus

Akselerasi energi hijau dilakukan dengan membangun sistem kelistrikan rendah emisi melalui pemanfaatan EBT, elektrifikasi lintas sektor, dan integrasi teknologi pintar.
Dengan langkah ini, Indonesia bergerak menuju sistem energi yang andal, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Gubernur Sumatera Barat H. Mahyeldi Ansharullah, S.P. menegaskan komitmen kuat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk menjadikan Sumatera Barat sebagai pelopor Provinsi hijau (Green Province) di Indonesia. Sumatera Barat memiliki potensi besar dalam pengembangan energi baru terbarukan, seperti energi air, panas bumi, biomassa, dan surya.

Potensi ini bukan hanya untuk menjawab tantangan krisis energi dan perubahan iklim, tapi juga untuk menggerakkan ekonomi daerah, jelas Gubernur saat meresmikan Tajak Sumur Pertama Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Labuh Unit-2 di Nagari Muara Labuh, Kabupaten Solok Selatan, Kamis (16/10/2025).

Sektor Energi Sedang Mengalami Transformasi
Diketahui secara global, sektor energi sedang mengalami transformasi menuju keberlanjutan dan inovasi dengan teknologi energi baru seperti fotovoltaik (PV), tenaga angin, kendaraan listrik (Electric Vehicle), dan penyimpanan baterai sebagai garda terdepan dalam revolusi ini.

Pengelolaan kendaraan listrik sebagai sumber daya terdistribusi sangat sesuai dengan paradigma jaringan pintar, yang mana pemanfaatan teknologi komunikasi dan infrastruktur pengukuran yang canggih, peningkatan kemampuan kendali dan fleksibilitas beban, serta porsi sumber daya yang berfluktuasi dan terdistribusi yang lebih besar telah diramalkan.

Kendaraan listrik (Electric Vehicle) merujuk pada kendaraan menggunakan motor listrik yang digerakkan oleh energi listrik dari baterai, dan sumbernya adalah baterai yang dapat diisi ulang dari sumber listrik eksternal. Kendaraan listrik lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas buang selama digunakan dan juga kendaraan listrik yang terbukti operasionalnya lebih murah.

Proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) terbesar di Asia, tepatnya di Karawang, Jawa Barat, peletakan batu pertama atau groundbreaking dilakukan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, Minggu (29/6/2025) didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, COO DanantaraĀ DonyĀ Oskaria,Ā CIO Danantara Pandu Patria Sjahrir, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Pemilik Grup Artha Graha Tomy Winata, dan pihak lainnya.

Kendaraan Listrik (Motor Listrik) Manfaatnya Bagi UMKM
Seperti halnya di Kota Bukittinggi yang dikenal sebagai Kota Sejarah Perjuangan, selain itu juga dikenal sebagai Kota Wisata, Kota Kesehatan, Kota Pendidikan dan Kota Jasa Perdagangan. Terkait Kota Jasa Perdagangan, banyak pelaku-pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjual hasil produksinya seperti kuliner, kerajinan dan hasil produksi lainnya di pasar-pasar, objek wisata dan di tempat-tempat keramaian.

Pelaku-pelaku UMKM biasanya menjual hasil produksi berupa minuman dan makanan dengan membuka lapak atau kios dan juga gerobak dorong, tampak kini telah beralih menggunakan kendaraan listrik yaitu motor listrik (molis), seperti halnya Jon seorang penjual makanan keliling yang menggunakan motor listrik, katanya, lebih efisien dan hemat dibandingkan menggunakan kendaraan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pendapatan dari hasil penjualan melebihi dari sebelumnya, begitu juga Adi penjual minuman kopi. Inilah keuntungannya jika menggunakan motor listrik (molis).

Baca Juga:  Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kota Bukittinggi Bersama Sekdakot Bukittinggi Saksikan Pemutaran Perdana Film "Pandeka Kaciak"

PLN Membangun SPKLU dan SPLU
Saat ini Pemerintah sedang mendorong pengembangan kendaraan listrik, agar masyarakat tertarik untuk berpindah dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik, kendaraan listrik memang lebih ramah lingkungan karena minim emisi karbon. Selain itu, penggunaan kendaraan listrik ini juga mampu menghemat jika dibandingkan menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Untuk memudahkan pemilik kendaraan listrik dalam mengisi ulang daya baterai kendaraannya, Pemerintah melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah membangun lebih dari 150 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersedia di seluruh wilayah Indonesia, yaitu ada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara.

SPKLU PLN ini berfungsi untuk mengisi kembali daya baterai kendaraan listrik yang dapat digunakan oleh seluruh warga masyarakat Indonesia yang mempunyai kendaraan listrik sebagai penunjang mobilitasnya. SPKLU menyediakan beberapa soket colokan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan listrik. Di Indonesia sendiri, kendaraan listrik secara umum memiliki tiga tipe soket colokan listrik, diantaranya yaitu AC charging, DC charging CHAdeMo dan DC charging Combo tipe CCS2.

Untuk mengisi daya baterai kendaraan listrik di SPKLU rata-rata membutuhkan waktu 30-90 menit hingga baterai kendaraan penuh. Lamanya waktu pengisian ulang ini tergantung dari kapasitas baterai dan jenis kendaraan listrik yang digunakan.

SPKLU di Indonesia memiliki daya 22 kW (kilowatt) hingga 150 kW (kilowatt). Daya tersebut disesuaikan dengan penggunaannya yang memang di khususkan untuk pengisian daya baterai kendaraan listrik. Lokasi SPKLU juga berada di lokasi berbasis kebutuhan pasar seperti mall, kantor PLN, parkiran, hingga kantor Pemerintah.

Sedangkan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) terdiri dari empat model yaitu standing/tower, hang/wall mount, hook/pole mount dan stall/pedestal. Rata-rata SPLU memiliki daya 5.5 kVA (kilovolt ampere) sampai 22 kVA (kilovolt ampere). SPLU biasanya digunakan untuk mengisi daya baterai pada motor listrik (molis) dan digunakan untuk banyak kebutuhan mulai dari mengisi daya baterai motor listrik hingga untuk kebutuhan umum seperti pedagang kaki lima.

SPLU ini banyak ditempatkan di area publik, sehingga mempermudah akses listrik bagi warga masyarakat secara umum. SPLU menyediakan akses listrik sementara dengan daya lebih kecil dari standar tegangan PLN, sehingga bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan umum di luar ruangan. SPLU memberikan kemudahan bagi warga masyarakat untuk mendapatkan listrik secara legal dan fleksibel, terutama bagi mereka yang membutuhkan listrik di lokasi yang belum memiliki instalasi listrik permanen.

Untuk SPLU di Kota Bukittinggi, Alhamdulillah PLN telah memasang kurang lebih hampir sebanyak 70 hingga 90 titik yang sudah terpasang berada di pusat-pusat keramaian, seperti di Pasar Atas, Stasiun Lambuang, Pasar Bawah, Pasar Aur Kuning.

PLN ULP Bukittinggi terus berkomitmen untuk bersinergi dengan Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi guna ikut memajukan dan mendukung pendapatan ekonomi pelaku UMKM dengan melakukan pemasangan SPLU yang dapat dikelola secara mandiri oleh pelaku-pelaku UMKM, sehingga dapat mengatur dan mengelola pemakaian listrik untuk penerangan dan menjalankan aktivitas usahanya di malam hari, seperti yang berada di sekitar jalan Ahmad Yani merupakan pusat kuliner malam di Kota Bukittinggi.

Baca Juga:  BRI Bantu Pembangunan Tempat Wudhu Mushalla Kantor Kemenag Kab. Kerinci

Begitu juga di stasiun lambuang pusat kuliner jajanan makanan dan minuman di sekitar tugu polwan Kota Bukittinggi, ada tiang PLN dan dibawahnya ada kotak berisi kilowatt hour (kWh) meter dan beberapa stopkontak. Untuk masing-masing lapak/kios tempat berjualan makanan minuman tersebut terdapat kilowatt hour (kWh) meter token. Begitu juga ada tersedia di sekitar kantor PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bukittinggi, jalan Jenderal Sudirman No.1 Simpang Kangkuang Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukittinggi.

Diketahui, PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Barat sedang lakukan percepatan upgrade Key Revision Number (KRN) kWh meter pelanggan prabayar. Program ini merupakan pembaharuan untuk kWh meter yang telah berusia diatas 5 tahun sebagai upaya PLN memastikan kWh meter pelanggan prabayar tetap dapat digunakan sesuai standar pabrikan. Program pembaharuan kWh meter pelanggan prabayar melalui update KRN sudah dilakukan oleh PLN seluruh Indonesia sejak 2021.

Jaringan Listrik Cerdas (Smart Grid)
Listrik memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan modern, baik untuk mendukung aktivitas sehari-hari maupun mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, meningkatnya permintaan listrik sering kali tidak sejalan dengan kapasitas pembangkit yang tersedia. Hal ini menyebabkan berbagai tantangan, termasuk ketidakstabilan pasokan listrik dan kesulitan memenuhi kebutuhan industri. Salah satu solusi inovatif yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan ini adalah smart grid.

Smart grid hadir sebagai sistem kelistrikan modern yang menawarkan keandalan, efisiensi, dan keberlanjutan. Sistem ini mengintegrasikan teknologi canggih untuk mengatasi keterbatasan jaringan listrik konvensional dan mendukung penggunaan energi terbarukan.

Smart grid memiliki tujuan untuk meningkatkan keandalan sistem, mengurangi emisi karbon, mendiversifikasi sumber energi terbarukan, dan mengurangi biaya. Smart grid merupakan pendekatan yang ideal untuk mengintegrasikan sumber daya energi baru terbarukan secara merata di tingkat warga masyarakat, serta memungkinkan partisipasi pelanggan dalam operasional perusahaan listrik.

Salah satu manfaat utama dari penggunaan smart grid adalah kemampuannya untuk meningkatkan integrasi sumber energi baru terbarukan. Dengan teknologi smart grid, produsen energi terbarukan dapat memantau dan mengelola pasokan energi mereka secara lebih efisien, memperhitungkan variabilitas produksi energi terbarukan, dan beradaptasi dengan perubahan permintaan energi. Selain itu, smart grid juga dapat memfasilitasi penyimpanan energi dan pengaturan beban yang lebih efisien, sehingga meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.

Kebijakan Energi Nasional menargetkan rasio pembangkitan listrik diharapkan dapat mencapai sekitar 115 GW (Giga Watt) pada tahun 2025 dan 430 GW (Giga Watt) pada tahun 2050. Sedangkan konsumsi energi per kapita pada tahun 2025 ditargetkan sekitar 1,4 Setara Ton Minyak-Tonnes Oil Equivalent (TOE)/kapita, 10,07 Setara Barrel Minyak (SBM)/kapita) dan 3,2 TOE/kapita (23,02 SBM/kapita) pada tahun 2050.

Manfaat yang ditawarkan smart grid mencakup berbagai aspek, mulai dari efisiensi energi, integrasi sumber terbarukan, hingga pengurangan emisi karbon. Dengan implementasi yang tepat, smart grid dapat menjadi fondasi penting dalam pembangunan sistem kelistrikan masa depan yang lebih cerdas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. (Penulis : Nuswirsyah / Iwin SB)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.