Saluang Dendang adalah salah satu pertunjukan seni tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia, yang memiliki keunikan tersendiri dalam musik dan liriknya. Meskipun merupakan bagian penting dari budaya Minangkabau, Saluang Dendang kini semakin terlupakan oleh generasi muda, khususnya Generasi Z. Tidak banyak anak muda sekarang yang tau tentang seni pertunjukan tradisional minangkabau ini, Adapun yang tau mereka lebih menyukai musik-musik lain contohnya musik barat, dan banyak juga saya temui anak muda sekarang sering mengolok-olok tradisi mereka sendiri padahal mereka memliki peluang jika melestarikan budaya mereka sendiri. Saya sendiri Cukup banyak merasakan, Bahwa beberapa teman-teman saya sering mengolok-olok/ tidak menghargai budaya mereka sendiri, Bahkan jika ada temannya yang ingin melestarikan budaya itu terkadang mereka menertawakan temannya sendiri karna suka dengan musik tradisional, mereka menyebutnya itu musik orang tua-tua bukan untuk anak muda. Padahal menurut saya pendapat mereka sudah salah karna mereka sudah hampir melupakan identitas budaya mereka sendiri.
•Apa itu Saluang Dendang?
Saluang Dendang adalah kombinasi antara seni musik dan puisi yang menggunakan saluang, alat musik tiup tradisional yang terbuat dari bambu, dan dendang, yaitu lagu atau pantun yang dilantunkan dengan iringan musik. Saluangsendiri dimainkan dengan cara ditiup, menghasilkan suara yang lembut dan merdu, sedangkan dendang adalah nyanyian yang sering berisi tentang kisah-kisah kehidupan, adat, dan nilai-nilai masyarakat Minangkabau.
Biasanya, pertunjukan Saluang Dendang dilakukan oleh seorang atau beberapa pemusik yang memainkan saluang sambil menyanyikan dendang dengan iringan musik tradisional lainnya seperti gendang, bansi, dan lain-lain. Saluang Dendang sering kali menjadi bagian dari acara adat, perayaan, atau pertunjukan seni di desa atau kota-kota kecil di Minangkabau.
•Mengapa Saluang Dendang Dilupakan?
Beberapa alasan mengapa Saluang Dendang semakin terlupakan oleh generasi muda, terutama Generasi Z, antara lain:
1. Perubahan Selera Musik: Generasi muda lebih tertarik pada musik modern yang lebih mengikuti tren internasional, seperti pop, rap, atau musik elektronik, yang lebih mudah diakses dan dipahami.
2. Kurangnya Pengenalan dan Pendidikan: Saluang Dendang tidak mendapat perhatian yang cukup dalam pendidikan seni di sekolah-sekolah. Selain itu, minimnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya warisan budaya membuat tradisi ini semakin terpinggirkan.
3. Globalisasi dan Teknologi: Pengaruh media sosial dan platform streaming musik menyebabkan semakin sedikitnya ruang untuk mengenal dan menghargai musik tradisional. Banyak anak muda yang lebih mengenal musik asing ketimbang seni musik tradisional daerah mereka.
4. Perubahan Gaya Hidup: Di kota-kota besar, generasi muda cenderung lebih sibuk dengan rutinitas mereka dan kurang terhubung dengan budaya lokal. Mereka lebih memilih hiburan yang lebih instan, seperti menonton film atau mendengarkan musik melalui aplikasi streaming.
•Upaya untuk Menghidupkan Kembali Saluang Dendang
Untuk memastikan Saluang Dendang tidak hilang begitu saja, beberapa upaya telah dilakukan, seperti:
1. Pelestarian oleh Komunitas Seni: Beberapa kelompok seni dan budaya di Sumatera Barat berusaha memperkenalkan kembali Saluang Dendang kepada masyarakat melalui festival, pertunjukan, dan pelatihan seni kepada generasi muda.
2. Inovasi dan Kolaborasi: Beberapa musisi dan seniman mencoba menggabungkan Saluang Dendang dengan genre musik modern, seperti jazz atau pop, untuk menarik minat generasi muda.
3. Pengajaran di Sekolah dan Universitas yang berhubungan dengan keminangkabauan: Menambahkan Saluang Dendang sebagai bagian dari kurikulum di sekolah atau universitas seni dapat menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan seni tradisional ini kepada lebih banyak orang, khususnya di kalangan generasi muda.
4. Penggunaan Media Sosial: Melalui media sosial, video tutorial, dan dokumentasi pertunjukan seni tradisional, Saluang Dendang bisa lebih dikenal oleh audiens global, termasuk generasi muda yang aktif di dunia digital.
Sebagai bagian dari warisan budaya Minangkabau, Saluang Dendang memiliki nilai yang sangat penting, baik dari sisi seni, sejarah, maupun filosofi kehidupan yang terkandung di dalamnya. Melalui upaya-upaya pelestarian yang lebih intensif, diharapkan generasi Z dapat lebih mengenal dan menghargai keindahan serta makna mendalam dari pertunjukan tradisional ini. (**)
Penulis: Hastri Darma Partiwi
Mahasiswa Universitas Andalas, Jurusan Sastra Minangkabau.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.