Scroll untuk baca artikel
Banner Harian Khazanah
Berita

Berkontribusi Besar Kendalikan Perubahan Iklim, Sumbar Menuju Green Province

×

Berkontribusi Besar Kendalikan Perubahan Iklim, Sumbar Menuju Green Province

Sebarkan artikel ini
Tajak Sumur Pertama Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit-2, di Nagari Muara Laboh, Kabupaten Solok Selatan.

Oleh : Devi Diany

Padang, Khazminang.id — Sumatera Barat dikenal memiliki potensi energi hijau yang berlimpah. Beragam jenis energi baru terbarukan (EBT) ada di daerah itu, seperti energi air, panas bumi, biomassa, dan surya. Tetapi pemanfaatannya belum maksimal. Untuk energy air dimanfaatkan baru sekitar 26 persen, panas bumi 5 persen, sementara energi surya dan laut masih sangat terbuka untuk dikembangkan.

Iklan
Scroll Untuk Baca Artikel

Potensi EBT ini bukan hanya untuk menjawab tantangan krisis energi dan perubahan iklim, tapi juga untuk menggerakkan ekonomi daerah. Apalabila EBT dimanfaatkan dengan maksimal maka dapat mendongkrak Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar. Saat ini, kontribusi PDRB dari listrik EBT sangat rendah masih 0,09 persen. Oleh sebab itu perlu didorong pemanfaatan EBT untuk peningkatan PDRB.

Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menegaskan komitmen kuatnya untuk menjadikan Sumbar sebagai pelopor provinsi hijau (green hrovince) di Indonesia. Target itu hendak dicapai pada 2026. Dan sebagai pembuktian tekad tersebut adalah peresmian Tajak Sumur Pertama Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit-2, di Nagari Muara Laboh, Kabupaten Solok Selatan, Kamis (16/10/2025).

“Insyaallah, dengan sinergi semua pihak, Sumbar akan menjadi green province pada tahun 2026. Kegiatan hari ini adalah bukti kuatnya tekad kita untuk mewujudkan energi bersih dan berkelanjutan,” kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat peresmian.

Sebelumnya, dalam Forum Investasi Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Sumbar di Padang, Selasa (14/10/2025), yang mengusung tema “Strategi Investasi Energi Hijau dan Implementasi RUPTL 2025–2034 dalam Mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060, dijelaskan gubernur, kebutuhan energi listrik di Sumbar semakin meningkat, namun cadangan daya baru hanya sekitar 4 persen, jauh di bawah idealnya sekitar 20 persen hingga 30 persen.

Baca Juga:  Mahasiswa DIK 33 Universitas Sahid Jakarta Luncurkan Buku "Prosumenesia: Transformasi Media Digital Dalam Politik Dan Demokrasi"

“Jika dilihat dari cadangan listrik tersebut, masih terbuka ruang yang lebar untuk investasi energi khususnya EBT di Sumbar. Kita punya potensi energi yang luar biasa, seperti panas bumi, air, surya, laut, dan angin. Tapi pemanfaatannya masih kecil. Ini peluang besar bagi para investor,” ucap gubernur.

Selanjutnya, berdasarkan RPJMN Sumatera Barat 2020–2029, target pertumbuhan ekonomi itu ditetapkan sebesar 7,3 persen. Untuk mencapai target tersebut, Sumbar membutuhkan investasi minimal Rp120 triliun hingga tahun 2029.

“Ini momentum penting untuk membangun energi hijau Sumatera Barat,” ucap gubernur.

Seiring dengan itu, Ketua MKI Sumbar, Insanul Kamil menjelaskan, Sumatera Barat memiliki potensi EBT tertinggi di Indonesia, mencapai 52 persen. Sepertinya tidak ada provinsi lain di Indonesia yang memiliki potensi EBT di atas 50 persen.

Untuk kerja besar tersebut, MKI akan terus mendorong kolaborasi lintas sektor dan edukasi publik agar masyarakat memahami pentingnya mendorong penerapan energi hijau. Di antaranya, EBT dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang berdampak positif pada mitigasi perubahan iklim dan peningkatan kualitas udara serta kesehatan manusia.

“Kita ingin Sumatera Barat menjadi role model nasional dalam isu energi hijau. Kalau bicara investasi energi terbarukan di Indonesia, modelnya ada di Sumatera Barat,” harapnya.

Baca Juga:  Wagub Vasko Bebaskan Antoni yang Dipasung Selama Bertahun-tahun
Peresmian Tajak Sumur Pertama Pengembangan PLTP Muara Laboh Unit-2.

Kurangi Emisi 900 Ribu Ton COâ‚‚ per Tahun

Untuk mewujudkan green province, dibutuhkan dukungan investasi yang kuat dan sinergi lintas sektor, baik pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, maupun masyarakat. Pemprov Sumbar pun terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, memberikan kemudahan birokrasi, serta memastikan keamanan dan ketersediaan infrastruktur yang memadai.

Menurut Mahyeldi, pengembangan PLTP Muara Laboh Unit-2 yang dikelola PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) dengan kapasitas rencana 80 MW, merupakan langkah strategis dalam mendukung transisi energi hijau nasional sekaligus mendukung agenda Net Zero Emission 2060.

“Proyek ini merupakan kelanjutan dari Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara PT PLN (Persero) dan PT SEML yang telah ditandatangani pada 16 Desember 2024 lalu,” terang Mahyeldi.

Gubernur juga menyampaikan apresiasi kepada PT Supreme Energy atas konsistensi dan komitmennya dalam pengembangan energi panas bumi di Sumbar.

“Supreme Energy di Solok Selatan ini merupakan aset besar bagi Sumbar. Kita harus kawal dan dukung bersama agar manfaatnya terus dirasakan masyarakat secara berkelanjutan,” ungkapnya.

Ia juga berharap perusahaan dapat memperluas manfaat sosial melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat, seperti bantuan pendidikan, pembangunan fasilitas publik, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Insyaallah, dengan dukungan semua pihak, pembangunan ini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat, membuka lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi hijau di Sumatera Barat,” tutupnya.

Sementara itu, Direktur Panas Bumi EBTKE, Kementerian ESDM RI, Gigih Udi Atmo yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan, proyek PLTP Muara Laboh Unit-2 merupakan bukti nyata komitmen kuat dari PT Supreme Energy dan mitranya dalam mendukung pengembangan energi panas bumi di Indonesia.

Baca Juga:  Yuk, Berburu Kuliner dan Kriya di Ajang BOM Run Ikasmantri Padang

“Penambahan kapasitas PLTP ini akan mengurangi emisi sekitar 900 ribu ton CO₂ per tahun. Ini kontribusi besar bagi upaya nasional dalam pengendalian perubahan iklim,” ujarnya.

Sementara President & CEO Supreme Energy, Nisriyanto menjelaskan, proyek ini mencakup pengeboran 6 hingga 8 sumur produksi dan injeksi dengan kedalaman mencapai 3.200 meter, dan nilai investasi mencapai USD 490 juta.

Pembangunan ditargetkan selesai pada akhir 2027 dan akan menyuplai listrik bagi sekitar 435 ribu rumah tangga di Sumatera. Proyek ini juga membuka peluang kerja bagi sekitar 1.500 orang tenaga lokal dan memberi kontribusi royalti serta bonus produksi untuk pembangunan di Kabupaten Solok Selatan.

Bupati Solok Selatan, H. Khairunas, turut menyampaikan apresiasi kepada PT Supreme Energy atas kontribusinya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah. Pihaknya juga mengajak seluruh pihak untuk menjaga kolaborasi dan memastikan proyek berjalan lancar.

“Semoga tahap pengembangan kedua ini sukses dan menjadi berkah bagi seluruh masyarakat Solok Selatan,” ujarnya.

Peresmian Tajak Sumur Pertama PLTP Muara Laboh Unit-2 ditandai dengan penekanan tombol sirene oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi bersama perwakilan pemerintah pusat, daerah, dan manajemen PT Supreme Energy. (**)

 

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.