Medan – Situasi kian memanas. Kericuhan yang terjadi pada gelombang aksi demonstrasi masyarakat selama sepekan terakhir di seluruh daerah di Indonesia, bahkan menyebabkan jatuhnya korban sipil, telah mengundang keprihatinan mendalam dari berbagai pihak, tak terkecuali Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI).
Sebagai organisasi yang menaungi jurnalis perempuan dari berbagai daerah di Indonesia, FJPI menegaskan situasi ini bukan hanya menghadirkan ancaman bagi masyarakat umum, tetapi juga risiko besar bagi jurnalis yang bertugas meliput.
“Kami sangat berduka atas jatuhnya korban sipil dalam peristiwa ini. Pada saat yang sama, kami juga menegaskan pentingnya keselamatan jurnalis, khususnya jurnalis perempuan, yang terus bekerja di lapangan untuk memastikan publik mendapatkan informasi yang benar. Jurnalis tidak boleh menjadi korban dalam konflik politik maupun sosial,” tegas Khairiah Lubis, Ketua Umum Forum Jurnalis Perempuan Indonesia.
FJPI menggarisbawahi, dalam situasi rawan seperti ini, jurnalis berhadapan dengan risiko ganda: ancaman fisik dari kericuhan dan tekanan psikologis akibat eskalasi konflik. Oleh karena itu, FJPI menyerukan :
- Jurnalis wajib mengutamakan keselamatan diri dalam meliput peristiwa yang berpotensi ricuh.
- Gunakan perlengkapan keamanan seperti helm, rompi antipeluru, serta tanda pengenal pers yang jelas.
- Koordinasi erat dengan redaksi sebelum, selama, dan setelah peliputan.
- Tetap berpegang pada independensi dan kode etik jurnalistik, meski berada dalam tekanan situasi lapangan.
FJPI juga mengingatkan aparat keamanan untuk tidak menghalangi, mengintimidasi, atau mengancam kerja jurnalis di lapangan. Selain kepada aparat, FJPI juga mengimbau massa aksi untuk menyadari peran penting jurnalis dalam demokrasi.
“Kami berharap para peserta aksi juga aparat memahami bahwa jurnalis bukan lawan, melainkan pihak yang menjembatani aspirasi rakyat agar sampai ke ruang publik. Jangan sampai jurnalis menjadi korban dari situasi chaos,” tambah Khairiah Lubis.
FJPI menyerukan solidaritas antarjurnalis, penguatan mitigasi risiko oleh redaksi, serta perhatian khusus bagi jurnalis perempuan yang kerap menghadapi kerentanan berlapis di lapangan. (devi/rel)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.