Kepemimpinan Presiden Suriah Bashar al-Assad dikabarkan jatuh, pasukan pemberontak kini menguasai ibukota Damaskus. Sedang Presiden Assad disebut melarikan dengan dengan pesawat dengan tujuan yang tidak diketahui entah kemana.
Dikutip dari laman BBC, disebutkan bahwa pasukan pemberontak menyatakan bahwa mereka sudah membebaskan Suriah dari kekuasaan Bashar al-Assad yang sudh berkuasa amat lama.
Informasi yang dihimpun dari berbagai media menyebutkan bahwa Sabtu (7/12) Damaskus sebagai ibukota Suriah –tempat Assad dan pembantunya tinggal—mengalami serangan sengit dai kaum pembenrontak. Tembak menembak terjadi di berbagai penjuru kota. Ini merupakan serangan blitzkrieg (mendadak) dari pasukan pembenrontak ke pusat pertahanan pemerintah Bashar al-Assad.
Serangan itu kemudian berlanjut ke seluruh pelosok negara, di berbagai daerah terjadi tembak menembak antara pasukan pemerintah dengan pasukan pemberontok.
Dikutip dari BBC, disebutkan bahwa ada video beredar (tapi belum terverifikasi-red) di media sosial memperlihatkan ribuan narapidana dibebaskan dari penjara Saydnaya yang terkenal – tempat para penentang Assad disiksa dan dieksekusi.
Klaim kelompok pemberontak bahwa Damaskus telah mereka kuasai terjadi setelah mereka mengaku telah “membebaskan sepenuhnya” kota Homs.
Warga Suriah yang mengungsi secara paksa ke luar negeri telah menggunakan media sosial untuk merayakan berakhirnya kekuasaan Presiden Bashar al-Assad.
“Ya Tuhan, saya tidak bisa berhenti menangis. Saya membayangkan hari ketika saya kembali,” tulis aktivis HAM asal Suriah, Rima Flihan di halaman Facebook-nya.
Menurut UNHCR, Suriah mengalami krisis pengungsi terbesar di dunia.
Organisasi PBB yang menangani pengungsi itu memperkirakan bahwa sekitar 6,6 juta orang Suriah terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak 2011.
Lantaran informasi perkembangan terbaru di Suriah terus berdatangan hingga dini hari, 8 Desember 2024, banyak yang mengatakan mereka tidak bisa tidur.
“Bagaimana kami bisa tidur, ketika mendengar negara kami saat ini sudah dibebaskan,” kata seorang pengguna media sosial.
Dalam perkembangan terbaru, Perdana Menteri (PM) Suriah, Mohammed Ghazi al-Jalali, mengatakan dia tetap berada di Damaskus dan bahwa dia siap membantu melakukan upaya yang terbaik demi rakyat Suriah.
Dia juga menginginkan pemilihan umum yang bebas di Suriah untuk menentukan siapa pemimpin Suriah yang baru.
Ghazi al-Jalali mengatakan hal itu dalam wawancara dengan Al-Arabiya yang dikutip Reuters.
Dia juga mengaku telah melakukan kontak dengan pemimpin pemberontak, Abu Mohammed al-Jawlani tentang masa transisi.
Ghazi mengatakan kontak terakhirnya dengan Bashar al-Assad pada “kemarin malam”. Dia mengaku tidak memiliki informasi mengenai keberadaan Assad saat ini. (eko/bbc)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.