Pawai dilepas secara resmi oleh Wali Kota Bukittinggi, H.M.Ramlan Nurmatias, S.H., dalam sabutannya, menegaskan bahwa pawai bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana edukasi bagi masyarakat, terutama generasi muda.
“Momentum kemerdekaan ini harus menjadi pengingat untuk menghargai jasa pahlawan serta mengisi kemerdekaan dengan kerja nyata. Pawai ini menjadi sarana kebersamaan, memperkuat rasa cinta tanah air, sekaligus memupuk persatuan di tengah keberagaman,” ujar Ramlan Nurmatias.
Sedangkan Wakil Wali Kota, Ibnu Asis, S.TP, menambahkan bahwa pawai alegoris merupakan wujud nyata komitmen Pemerintah Daerah dalam melestarikan budaya sekaligus memperkuat identitas nasional.
Menandai pawai alegoris dimulai dengan bertajuk “Bersatu Berdaulat, Rakyat Maju Rakyat Sejahtera” Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias melepas balon, barisan dimulai pasukan Paskibraka Kota Bukittinggi selanjutnya diikuti peserta pawai lainnya, yaitu dari institusi pendidikan, organisasi masa, paguyuban, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kegiatan ini diikuti 172 kelompok peserta dengan total lebih dari 8.000 orang.
Pada kesempatan tersebut hadir perwakilan Anggota DPRD Kota Bukittinggi, antara lain Yerry Amiruddin, S.E., Amrizal, A.Md., H. Shabirin Rachmat, S.Sos, M. Taufik, S.Ag. MM, Tuanku Mudo, Berliana Betris, S.IP., Vina Kumala, S.E., M.M.Ak., Linda Wardiyanti, S.Fram., Dewi Anggraini, S.E., M.M., Neni Anita, S.H., dan Hj. Elfianis, A.Md.
Kehadiran anggota dewan tersebut menjadi bentuk dukungan DPRD terhadap kegiatan yang tidak hanya menumbuhkan semangat nasionalisme, tetapi juga memperkuat sinergi eksekutif dan legislatif dalam memaknai momentum kemerdekaan.
Para peserta pawai alegoris menampilkan berbagai gaya busana masa perang sampai masa kini, tampilan gerak yang membuat penonton di panggung utama melambai-lambaikan tangan begitu jua penonton di kiri kanan jalan yang dilalui peserta pawai alegoris.
Salah satu rombongan peserta pawai yang mencuri perhatian adalah komunitas ibu-ibu Uwaik-Uwaik Salingka Danau Maninjau (USDM). Sekitar 50 orang anggotanya tampil anggun dengan busana merah putih khas Minangkabau, menghadirkan figur lima perempuan pejuang asal Minangkabau, yakni Siti Manggopoh, Roehana Koeddoes, Rahmah El Yunusiyah, Inyiak Upiak Palatiang, dan Rasuna Said.
Selain itu, komunitas keluarga Pedagang Bakso Nusantara (KPB) bersama Paperja (Paguyuban Perantau Jawa) Kota Bukittinggi, dengan tampilan membawa tiga gerobak bakso dan membagikannya secara gratis kepada warga, menambah semarak suasana perayaan.
Tak ketinggalan menariknya, Organisasi Radio Amatir Indonesia (Orari) Lokal Bukittinggi Agam menampilkan replika perangkat gelombang radio pemancar di masa perjuangan PDRI, yaitu YBJ-6. Ini perangkat dibuat oleh pegiat radio amatir di masa itu untuk memberikan kabar ke dunia bahwa “Indonesia masih ada” dengan nada morse dan vokal suara yang diterima station radio di India VWX-2.
Orlok Bukittinggi Agam menampilkan replika YBJ-6 dikarenakan “Bukittinggi Kota Perjuangan” kami menampilkan replika YBJ-6 yaitu perangkat pemancar gelombang radio masa perjuangan masa lalu, mengingatkan kita pada masa waktu perjuangan PDRI, perangkat pemancar gelombang radio inilah yang mengatakan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada.
Pada pawai alegoris ini memberi dampak positif pada sektor ekonomi, para pedagang kecil di sepanjang rute pawai merasakan berkah dari ramainya pengunjung. Seluruh rangkaian acara berlangsung tertib, aman, dan lancar berkat dukungan TNI-Polri, Satpol PP, serta jajaran perangkat daerah. (Iwin SB)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.