Scroll untuk baca artikel
Banner Harian Khazanah
Berita

Ardaviz Linzardha Vanizran Siswa Kelas 1 MIN Kota Bukittinggi : Anak Super Jenius Juara Nasional Lomba Matematika

×

Ardaviz Linzardha Vanizran Siswa Kelas 1 MIN Kota Bukittinggi : Anak Super Jenius Juara Nasional Lomba Matematika

Sebarkan artikel ini
Nizran foto bersama Elvi Rahmi kepala MIN 1 Kota Bukittinggi di ruang kerja Elvi Rahmi
Bukittinggi, khazminang.id- Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Bukittinggi dengan Akreditasi A beralamat di jalan Kusuma Bakti Kubu Gulai Bancah Kelurahan Kubu Gulai Bancah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi merupakan madrasah (sekolah sederajat Sekolah Dasar) di bawah Kementerian Agama yang banyak membuahkan prestasi akademik dan non akademik dengan mengoleksi puluhan piagam dan medali dari berbagai kegiatan lomba dan prestasi tenaga pendidik (ustadz maupun ustadzah) termasuk siswa siswinya.

Salah satunya Ardaviz Linzardha Vanizran berusia 7 tahun siswa kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Bukittinggi telah membanggakan Kota Bukittinggi dan juga Provinsi Sumatera Barat begitu juga kedua orangtua dan kakaknya, karena di usia dini mengikuti lomba Olimpiade Omni Sains Indonesia (OSI) tingkat Nasional pada tanggal 21 dan 22 Juni 2025 di Universitas Tarumanegara Jakarta bersaing dengan puluhan siswa perwakilan dari seluruh Provinsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada penampilan babak grand final Ardaviz Linzardha Vanizran yang disapa Nizran anak bungsu dari berdua saudara, Nizran terlahir 29 Maret 2018 anak yang super jenius, pendiam dan tahfidz Al-quran 4 juz kini masuk ke 5 Juz, berhasil melewati aral rintangan dalam lomba olimpiade sains mata pelajaran Matematika yang diikuti puluhan peserta siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) kelas 1 dan 2, Alhamdulillah meraih juara harapan 1 tingkat Nasional.

Iklan
Scroll Untuk Baca Artikel

Kepada wartawan, Dra.Elvi Rahmi, M.A. Kepala MIN Kota Bukittinggi, Rabu (13/8/2025) di ruang kerjanya, menjelaskan, berawal dari sebelum membuka pendaftaran penerimaan murid baru dan menyampaikan kepada orangtuanya tentang Nizran, sebelumnya orangtuanya pergi ke psikolog. Alhamdulilah Allah memberikan kelebihan kepada Nizran, menurut psikolog bisa tidak Nizran naik secara cepat di MIN.

Dikarenakan madrasah tidak mempunyai program akselerasi (program jalur cepat), jadi setelah masuk di MIN, Alhamdulillah di tempatkan di suatu kelas dengan ustadzah pembimbingnya atau wali kelas 1A ustadzah Dasnayenti, S.Pd.I, kami tetap berkoordinasi dengan ustadzah Dasnayenti bagaimana menghadapi Nizran.

Pertama-tama kami lihat dulu perkembangannya, apakah benar yang disampaikan walaupun datanya ada. Kita sesuaikan dengan keadaan di madrasah kita yang pertama tahfidz. Ketika bersama-sama kita tanya dan segalanya, mungkin bagi guru yang belum paham hal seperti itu, guru spontan bertanya langsung, tapi tidak semuanya Nizran mengerti, ucap Elvi Rahmi.

Setelah kami selusuri, orangtuanya mengatakan anak ini sangat cepat menangkap hal-hal yang dibaca apalagi masalah ilmu-ilmu dunia, cepat menjawabnya, menghafal al-qur’an cepat pula, begitu juga di ilmu matematika yang sangat disenangi Nizran, dan juga tahfidz qur’an.

Lebih lanjut dikatakan Elvi Rahmi, wali kelas 1A Dasnayenti sering berkomunikasi dengan saya tentang Nizran, karena Nizran mempunyai kelebihan dari teman-temannya yang lain, kalau kita samakan dengan teman sepadannya, mungkin akan membosankan dianya. Jadi kita cari jalan keluar, akhirnya kami punya inisiatif bagaimana kalau dia dimasukkan dengan pelatihan olimpiade, kebetulan kita punya ekstrakulikuler bagi anak-anak, ada senior dan yunior nya.

Baca Juga:  Wakil Ketua DPRD Kota Bukittinggi Zulhamdi Nova Candra Dan Sekwan Ikuti Zoom Meeting Bersama Mendagri RI

Nizran bergabung ke kelas 3 dan 4 padahal dia masih kelas 1, cuman ketakutan guru-guru kita ada, kira-kira bisa tidak dianya, kasihan kita. Setelah berkoordinasi dengan orang tuanya, dijawab nya tidak apa-apa bu, dia senang seperti itu. Kita masukkan dan lihat perkembangannya, Alhamdulillah dia semangat kalau pelajaran matematika, akhirnya Nizran bergabung dengan kakak-kakak kelasnya.

Jadi kita untuk mengimbangi materi yang ada di kelas dengan keinginannya, itu melalui ekstrakurikuler, tahfidz boleh dia menambah hafalannya di luar yang ditentukan guru. Untuk pelajaran matematika tidak mungkin hanya Nizran sendiri yang dihadapi oleh guru dalam kelas walaupun dia tetap berbeda dari temannya.

Ketika ada lomba-lomba, kami anjurkan kepada orangtuanya dan orangtuanya Alhamdulillah menerima, karena Nizran senang mengikuti lomba-lomba, kita tetap mendukung. Kami punya tradisi di MIN 1, kalau anak-anak yang mau mengikuti lomba biasanya dihadirkan di tengah-tengah temannya, setiap mau berangkat di doakan bersama-sama dibacakan surah Al fatihah dan sekembalinya ke sekolah setelah mengikuti lomba, juga dihadirkan di tengah-tengah temannya untuk memotivasi teman-teman yang lain guna membangkitkan gairah untuk lebih semangat lagi, kata Elvi Rahmi.

Dijelaskan Elvi Rahmi, tradisi kami di madrasah ini, melihat potensi anak tanpa melihat siapa itu orang tuanya, tanpa melihat status sosialnya, kita tetap saring anak-anak dengan kita membuka google form dan disitu anak boleh memilih, pilih maunya kemana. Setelah mereka memilih kemauannya itu nah disitu kita membantu mengasahnya.

Seperti halnya anak-anak yang mau pelajaran matematika, IPA, drumband, robotik, silahkan anak memilih, ketika anak tersebut mungkin di pelajaran matematika dia malas atau tidak sanggup sedangkan di pelajaran seni dia sanggup, kami berikan kewenangan.

Saya berikan prinsip kepada guru-guru maupun anak-anak “kalian itu juara tapi di bidangnya masing-masing”, jadi kalau selama ini kita melihat anak itu juara dengan jumlah nilai yang tertinggi itu juara, itu seperti kita menzalimi anak-anak yang lain. Kami tidak pernah membuat ranking di buku rapor, saya menganggap anak-anak itu juara di bidangnya, inilah motivasi kepada yang lain agar tidak kecil hati jika tidak juara.

Jika kita membawa anak-anak mengikuti lomba, biasanya ada keinginan untuk menang, tapi ketika guru kita sudah berusaha, anak-anak sudah berlomba, tidak mendapat hasilnya, kan merasa kecewa, saya tidak sedih dan menyesal, saya kasih semangat bahwa proses sudah kita jalani, hasilnya dapat atau tidak dapat itu bonus dari Allah. Jadi teman-teman kita tidak punya beban, cuma bebannya dia punya punya tanggung jawab moralnya saja ke anak-anak, begitu juga anak-anak tidak ada beban.

Baca Juga:  Ketua DPRD Kota Bukittinggi Syaiful Efendi : Mendukung Pembinaan Atlet Tenis Meja Kota Bukittinggi Dan Event Pertandingan

Jadi kami melatih anak-anak pas anak sudah mau berangkat sekitar 10 hari biasanya kami karantinakan dulu, jadi kita fokus. Jika ada kesempatan dari Kementerian Agama untuk lomba-lomba sangat sedikit, misalnya Olimpiade Sains Nasional (OSN) hanya 1 orang 1 sekolah kan sangat kecil, maka saya sering mencari-cari peluang, itu misalnya melalui online, supaya anak kita bisa berkompetisi.

Dalam prinsip saya dan kawan-kawan, kalau anak sering berkompetisi itu akan mentalnya terbiasa, pola pikirnya juga akan berbeda pada anak yang baru terjun untuk kompetisi baru sekali sudah down, jadi nanti tidak mau lagi, tapi kalau sering-sering, maka mentalnya akan terbiasa.

Harapan kedepannya, hal-hal seperti ini, siapapun pemimpinnya, guru-guru kita sudah terbiasa seperti itu, mudah-mudahan dilanjutkan dan anak-anak tetap kita dukung, kalian cari apa saja potensi yang menurut kalian cari, nanti akan juara di bidang kalian masing-masing, jika tidak berhasil pada satu bidang pelajaran, ada tempat pelajaran yang lain, pesannya.

Ditambahkan Elvi Rahmi, di madrasah ini ada paguyuban perkelas, jadi ada apapun itu, orangtua ikut mendukung, kami juga melaksanakan literasi, anak-anak kami sudah membuat beberapa buku yang ber ISBN, ketika ingin mencetak, kami panggil orang tuanya, karena kami di madrasah bukan hanya prestasi di bidang akademik saja, tapi akidah akhlaknya sering kita laksanakan di madrasah.

Kami juga melaksanakan inspirasi pagi (morning inspiration) hanya untuk orangtua siswa per 15 hari, kita berikan secara bergiliran siapa orangtua siswa yang akan memberikan motivasi kepada anak, hal ini kita akan mengangkat derajat si anak, bahwa apapun profesi orang tua, kamu harus hargai di depan teman-teman, dan menghilangkan perundungan jika si anak diejek temannya, kini orangtuanya berdiri bersama-sama, jadi si anak tau profesi itu sama semuanya dan mulia tidak ada perbedaan satu sama lain profesi orangtua, ungkap Elvi Rahmi.

Sementara itu wali kelas 1A ustadzah Dasnayenti, menjelaskan, Nizran itu termasuk anak Cerdas Istimewa Bakat Istimewa (CIBI) dengan tingkat IQ nya 130 dan dia itu kepingin tahunya sangat tinggi dalam pelajaran, pada kelas 1 pelajaran tinggi itu (pelajaran yang lebih dari ada) sudah dikuasainya. Dalam mendidik anak-anak di kelas 1, kami tidak ada membedakan-bedakan, semuanya sama.

Baca Juga:  Inilah 10 Pembaca Terbaik, Lomba Baca Al-Qur’an Arbes FM bersama Bank Nagari

Diketahui anak CIBI adalah sebutan untuk anak yang memiliki kecerdasan dan kemampuan di atas rata-rata, serta menunjukkan bakat yang menonjol di bidang tertentu. Mereka seringkali memiliki kemampuan kognitif yang tinggi, kreativitas, dan potensi luar biasa yang perlu dikembangkan. CIBI termasuk dalam kategori anak berkebutuhan khusus karena membutuhkan penanganan dan pendidikan yang berbeda.

Menunjukkan bakat luar biasa di bidang tertentu, seperti seni, musik, olahraga, atau bidang akademik. Memiliki imajinasi yang kuat, senang bereksperimen, dan mampu menghasilkan ide-ide baru. Motivasi anak CIBI, memiliki semangat belajar yang tinggi, mandiri dalam mengerjakan tugas, dan gigih dalam mencapai tujuan.

Kata Dasnayenti, pada kemampuan anak itu, ada yang cepat, sedang dan lambat dalam mencerna pelajaran. Sedang untuk Nizran karena termasuk anak CIBI, itu cepat menangkap pelajaran dan sigap dalam menyelesaikan soal-soal pelajaran. Selain itu Nizran juga tahfidz qur’an sudah 4 juz.

Agar anak-anak tidak menganggap pelajaran matematika itu sulit, maka diberikan dengan bentuk permainan, metode pembelajaran dari guru dan tidak terlepas dari bimbingan kepala madrasah. Dalam belajar mengajar di kelas termasuk Nizran Alhamdulillah tidak ada kesulitan, Cuma Nizran diatas kawan-kawannya dalam menyelesaikan pelajaran, kini Nizran duduk di kelas 2, ucap Dasnayenti.

Sedangkan orangtua Nizran, Sri Pamela seorang ibu rumah tangga, mengatakan dalam mengasuh Nizran di rumah Insyaa Allah tidak ada masalah, apalagi Nizran type anak yang ingin tahu, maksudnya ingin mengetahui hal-hal yang baru bersifat pengetahuan. Sebagai orangtua selalu mendukung anak belajar di rumah, Alhamdulillah masih bisa membimbing Nizran di rumah, apalagi untuk mengikuti lomba.

Pada lomba yang diikuti Nizran dari mulai tingkat Kota, Provinsi sampai tingkat Nasional, ratusan anak pesertanya. Untuk mengikuti lomba di tingkat Nasional, Alhamdulillah Nizran berhasil melalui lomba di tingkat Kota dan tingkat Provinsi mendapat juara.

Diakuinya dalam mendukung Nizran mengikuti lomba di luar Kota Bukittinggi dan Provinsi Sumatera Barat, Insyaa Allah masih ada saja jalannya untuk biaya operasional perjalanan. Kedepannya dengan prestasi Nizran yang mengharumkan nama Kota, harapan saya, mudah-mudahan mendapat dukungan dari yang lainnya untuk biaya operasional Nizran mengikuti lomba.

Nizran yang gigih dalam belajar dan juga gigih mengikuti lomba-lomba,  banyak meraih medali dan piagam penghargaan. Insyaa Allah kami sebagai ibu rumah tangga dan ayah Nizran seorang mekanik kendaraan roda dua spesifik Vespa, selalu mendukung apapun bentuk dan jenis lomba yang diikuti Nizran dengan semangat, jadi kami kedua orangtua ikut semangat mendukungnya, pungkas Sri Pamela. (Iwin SB)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.