Lintau Buo, Khazminang.id– Sentra Tenun Lintau yang berada di bawah naungan Yayasan Kriya Minangkabau kini tengah memfokuskan diri pada pengembangan pemasaran digital sebagai strategi untuk meningkatkan daya saing produk tenun tradisional Minangkabau di pasar yang lebih luas.
Terletak di Nagari Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, sentra tenun ini telah menjadi pusat pelestarian dan pengembangan wastra Minangkabau yang dikenal dengan motif dan teknik tenun yang khas. Namun, di tengah perkembangan teknologi dan perubahan pola belanja masyarakat, strategi pemasaran konvensional dianggap tidak lagi memadai.
Manajer Yayasan Kriya Minangkabau, Yudi Feri, dalam keterangannya pada Kamis (7/8), menyampaikan bahwa penggunaan media sosial dan platform digital merupakan langkah yang tak bisa dihindari untuk menjangkau pasar lebih luas.
“Bagaimanapun juga, pemasaran digital dan penggunaan media sosial adalah sebuah keniscayaan untuk saat sekarang. Dunia sudah bergerak ke arah digital, dan jika kita tidak ikut menyesuaikan diri, maka produk lokal seperti tenun Lintau akan tertinggal,” ujar Yudi Feri.
Ia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah aktif mengelola berbagai platform digital seperti Instagram, Facebook, dan Tiktok untuk mempromosikan produk tenun kepada masyarakat lokal, nasional, bahkan internasional.
Untuk lebih kreatif dan maksimal di media sosial yayasan melakukan pelatihan bagi para pengrajin muda agar melek teknologi dan mampu memasarkan produknya secara mandiri.
“Dengan menggandeng pihak Universitas Negeri Padang (UNP) dalam memberikan pelatihan khususnya pelatihan penggunaan media sosial, kami berharap akan memberikan dampak terhadap pemasaran dari produk Yayasan Kriya Minangkabau,” ujar Yudi.
Ditambahkan Yudi, dengan langkah ini, Sentra Tenun Lintau tidak hanya menjaga warisan budaya Minangkabau tetap hidup, tetapi juga berupaya menjadikannya relevan dan kompetitif di era digital.
“Tenun Lintau bukan hanya soal kain, tapi juga tentang identitas dan keberlanjutan ekonomi masyarakat. Kami ingin memperkenalkan keindahan dan filosofi di balik setiap helai tenun kepada dunia,” tutupnya.
Salah seorang peserta Resfi, mengatakan dirinya sangat terbantu dengan pelatihan ini, dan mulai paham bagaimana membuat konten media sosial yang benar terutama untuk pemasaran.
“Biasanya saya hanya membuat konten dan postingan di media sosial, sesuai apa yang saya ingin saja, ternyata ada banyak trik dan Langkah-langkahnya, sehingga hasiilnya memuaskan ujar, pengrajin asal Tabek Panjang, Lubuk Jantan tersebut.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.