Film berdurasi 90 menit ini merupakan karya kolektif Komunitas Gerakan Rang Mudo Minangkabau (GERAMI MK), disutradarai oleh Syahroni Yusuf Putra, S.Sn yang juga sebagai Ketua dan pendiri GERAMI MK. Karya ini mengangkat nilai-nilai budaya Minangkabau tempo dulu, seni bela diri silek, dan kearifan lokal masyarakat tahun 1930-an, dengan latar panorama Bukittinggi dan Agam.
Pemutaran perdana ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi mewakili Wali Kota, Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Bukittinggi, Ketua IPSI terpilih Hasil Muscab 2025, Ketua KPU Kota Bukittinggi, Ketua dan Sekretaris KONI, Komisioner Baznas, Kepala OPD, Tuo Silek, hingga Niniak Mamak dan Tokoh Masyarakat yang memberikan dukungan penuh, serta Humas Sekretariat DPRD dan insan Pers baik cetak maupun Online.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua DPRD Kota Bukittinggi, Zulhamdi Nova Chandra, A.Md, yang hadir bersama anggota DPRD lainnya seperti Hj. Elfianis, SE dan H. Arnis Malin Palimo, S.Pd, menyampaikan apresiasi mendalam atas film tersebut. “Kami bangga atas inisiatif anak muda Kota Bukittinggi yang tetap berpijak pada akar budaya. Ini bukan sekadar tontonan, tapi bagian dari pembangunan karakter daerah. DPRD tentu akan terus mendorong agar ruang kreasi seni budaya tetap terbuka dan difasilitasi secara adil,” ujar Nova Chandra.
Lebih lanjut disampaikannya, DPRD memandang bahwa sinema lokal yang sarat budaya seperti Pandeka Kaciak selaras dengan arah pembangunan Kota Bukittinggi yang ingin menguatkan identitas daerah, meningkatkan daya saing Pariwisata berbasis Budaya, serta memperluas partisipasi anak muda dalam sektor kreatif.
“Karya ini layak menjadi ikon baru Kota Bukittinggi. Kami terbuka untuk berdialog lebih lanjut agar pengembangan budaya melalui film bisa masuk dalam agenda prioritas ke depan,” ucap Nova Chandra.
Sedangkan Syahroni dalam sambutannya, menyampaikan bahwa seluruh proses produksi dilakukan secara mandiri dengan perlengkapan sederhana, bahkan hanya menggunakan satu handphone. Namun dengan semangat dan kerja tim, film ini berhasil dilahirkan dan menjadi bukti bahwa keterbatasan bukan halangan untuk berkarya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa di tengah gempuran film-film kekinian, nilai budaya lokal masih bisa jadi kekuatan utama. Dukungan nyata dari Pemerintah dan legislatif tentu sangat kami harapkan untuk kelanjutan karya ini,” ucap Syahroni.
Sementara itu, Yerry Amiruddin SE Ketua IPSI Kota Bukittinggi yang juga merupakan Anggota DPRD Kota Bukittinggi, dalam sambutanya menyampaikan dengan penuh  semangat, “Kami mengapresiasi teman-teman Gerami MK yang mampu menghasilkan suatu karya film dengan durasi lebih kurang 1,5 jam, dimana dalam proses pengerjaan film tersebut hanya menggunakan kamera handphone. Ini sebuah totalitas yang luar biasa.
Kita berharap dan mendorong karya hebat teman-teman Gerami MK ini harus di support oleh Pemerintah Kota Bukittinggi. Karya ini dapat menjadi aset Kota Bukittinggi di Bidang Kebudayaan. Ke depan kita berharap Gerami MK dapat menghasilkan karya karya yang mengangkat sejarah Kebudayaan lokal Minangkabau, dimana nantinya karya-karya ini dapat menjadi literatur visual warisan budaya non benda.”
Sesuai dengan tagline “Bukittinggi Gemilang, berkeadilan dan berbudaya,” dimana salah satunya programnya adalah 1001 event gemilang, tentu akan dapat memberi ruang bagi anak-anak muda kita ini untuk dapat berkiprah dengan kegiatan Pemerintah Daerah ke depannya, ungkap Yerry Amiruddin.
Di akhir acara, pihak GERAMI MK mengumumkan rencana produksi film Pandeka Kaciak 2 dan membuka ruang kolaborasi lebih luas dengan berbagai elemen daerah. Film perdana ini sendiri didukung oleh sponsor seperti Balcone Hotel dan Katuju Clothing, kemudian sesi foto bersama. (Iwin SB)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.