Scroll untuk baca artikel
Banner Harian Khazanah
Berita

Sejarah Lapangan Pacu Kuda Bukit Ambacang Tertua di Indonesia

×

Sejarah Lapangan Pacu Kuda Bukit Ambacang Tertua di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Kuda sedang berpacu di lapangan Bukit Ambacang
Bukittinggi, Khazminang.id– Di lapangan pacu kuda Bukit Ambacang ini sudah melaksanakan pacuan kuda semenjak tahun 1889 jaman kolonial Belanda dan dimana sebelumnya juga sudah ada beberapa kegiatan pacuan kuda, lapangan pacuan kuda Bukit Ambacang adalah lapangan pacuan kuda yang aktif sampai sekarang dan ini adalah lapangan pacuan kuda Bukit Ambacang yang tertua di Indonesia.

Lapangan atau bisa disebut gelanggang pacu kuda Bukit Ambacang, mempunyai nilai sejarahnya yang sangat tinggi dan juga kita bisa melihat dahulu saja Pemerintah kolonial Belanda membuat lapangan pacuan kuda di dua wilayah Nagari yaitu Nagari Gadut Kabupaten Agam dan Luak Anyia Gulai Bancah Kurai Kota Bukittinggi. Tujuan dibuat lapangan pacuan kuda tersebut adalah untuk memberikan hiburan kepada masyarakat dan juga untuk menstimulasi ekonomi masyarakat di zaman tersebut.

Sehingga wilayah di sekitar lapangan pacuan kuda Bukit Ambacang ini menjadi sentra industri peternakan kuda dan juga menjadi sentra industri olahraga yang mungkin usia lapangan pacuan kuda ini lebih tua dari kemerdekan Republik Indonesia tahun 1945, perbedaannya 56 tahun, ucap Fauzan Haviz, SE, SH, MBA, MM, MALS  peternak dan pemilik kuda pacu, Senin (14/4/2025) di Balaikota Bukittinggi.

Iklan
Scroll Untuk Baca Artikel

Lapangan pacuan kuda di Bukik Ambacang bukan hanya fasilitas olahraga biasa, ini adalah salah satu warisan sejarah tertua di Indonesia.

Wisata Pacuan Kuda Bukik Ambacang tidak hanya menawarkan pengalaman rekreasi, tetapi juga menyimpan nilai edukasi yang tinggi. Dengan mengenalkan tradisi pacuan kuda dan sejarahnya kepada generasi muda, desa ini menjadi pusat pembelajaran yang kaya akan budaya lokal.

Pacu Kuda bukan sekadar perlombaan, tetapi juga sebuah tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Awalnya, tradisi ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda yang membawa konsep olahraga berkuda ke wilayah Minangkabau. Namun, masyarakat setempat dengan kearifannya mengadaptasi dan menjadikannya bagian dari kebudayaan lokal. Pacu kuda kini memiliki nilai-nilai yang mencerminkan semangat gotong royong, sportivitas, dan kebersamaan.

Banyak bagian yang ada di lapangan pacuan kuda ini, ada tribun penonton, tribun utama (rumah bulek), rumah musik (tribun tempat para pemain musik yang menghibur penonton arena pacuan kuda). Ada lintasan arena pacuan dan beberapa prasasti.

Baca Juga:  Linda Oktavianti Terpilih Aklamasi sebagai Ketua Pengajian Al-Hidayah Sumbar

Kata Fauzan Hafiz, sejarahnya di jaman dahulu itu, kita memang susah untuk berkumpul, tapi dengan adanya sarana pacuan kuda ini, kita bisa berkumpul di lapangan pacu kuda ini, dan itu juga cikal bakal perjuangan revolusi kita di wilayah Bukittinggi Agam dan sekarang ini juga bisa menjadi suatu sentra untuk industri pariwisata.

Sinergi Pemerintah Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam melakukan kegiatan alek Nagari berupa pacu kuda wisata derby tahun 2025 di lapangan pacu kuda Bukit Ambacang, kegiatan ini berlangsung satu hari, yaitu di hari Minggu tanggal 11 Mei 2025. Untuk peserta pacu kuda ini kita undang ke semua daerah, tapi biasanya yang datang mengikuti pacuan kuda ini biasanya dari wilayah Sumatera terutama Sumatera Tengah dan Utara (dari Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh).

Mengenai penontonnya, kita bisa melihat bukan saja penonton itu datang dari wilayah Bukittinggi Agam, tapi juga dari wilayah Sumatera Barat bagian Utara, daerah Riau dan Sumatera Utara, Jambi dan sekitarnya. Kita juga berharap ini akan menjadi lokomotif dari pariwisata Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam.

Baca Juga:  22 Pelajar SD Kontingen JSIT Sumbar Ambil Bagian di Islamic Youth Fest Jakarta

Dalam sisa waktu 1 bulan jelang kegiatan pacu kuda wisata derby Bukittinggi Agam tahun 2025, akan kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk pelaksanaan pacuan kuda.

Diketahui dengan adanya pacu kuda wisata derby ini, sangat berpengaruh dan membawa dampak pada peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat sekitarnya.

Ditambahkan keterangan Fauzan Hafiz, kita dulu melihat di Negara Amerika di tahun 30 an adanya depresi, tapi mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan pacuan kuda, sehingga bisa mereka dengan semangat olahraga dan semangat sportivitas yang tinggi ini bisa membuat mereka menarik ke luar dari depresi ekonomi, pungkas Fauzan Hafiz. (Iwin SB)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Berita

Padang, Khazminang.id – PT. PLN (Persero) menyalurkan bantuan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada kelompok tani di Nagari…