Fadli Pangestu*
Menko Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono sebelum Idul Fitri 1446 H., mengeluar pernyataan, harga tiket pesawat akan turun alias lebih murah menjelang mudik.
Namun seperti biasa, ternyata tiket murah dari seluruh moda transportasi itu seperti Lucky Draw saja, siapa beruntung dia dapat dengan jumlah yang sangat terbatas.
Hingga kini harga tiket pesawat, dan kemungkinan moda transportasi lainnya di Indonesia menjadi yang termahal di dunia. Dan hingga kini pun apa sebab harga tiket pesawat mahal, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Jika merujuk pada negara tetangga Malaysia, harga tiket pesawat yang ditawarkan oleh maskapai premium seperti Malaysia Airlines, Batik Air (OD) dan Air Asia dengan durasi penerbangan sekitar 1 jam, masih dapat ditemukan berkisar antara Rp170 ribu hingga Rp500 ribu sekali jalan. di Indonesia harga seperti ini mustahil ditemukan.
Demikian juga dengan tiket bis dengan durasi sekitar 5 jam, masih dibandrol sebesar RM30 atau sekitar Rp115.000, ini juga mustahil ditemukan di Indonesia, jika secara apple to apple dari sisi kenyamanan bis yang disediakan diadu.
Jika dibandingkan pendapatan per kapita Indonesia dan Malaysia, berdasarkan data terbaru, Indonesia sebesar US$4.876 sedangkan Malaysia sudah mencapai US$11.379 per tahun. Namun dengan pendapatan seminim itu, kita-kita dihadapkan dengan harga-harga yang luar biasa mahal, padahal harga-harga itu ditentukan oleh Pemerintah.
Pemerintah sudah bertindak seperti VOC, dia berdagang, berdagang tetapi dengan rakyatnya sendiri.
Seorang supir taksi online Grab, bergelar master pada ilmu pertanian di Malaysia bertanya sambil tertawa.
“Mengapa sepeda motor tidak boleh masuk ke jalan tol di Indonesia?” tanyanya.
“Saya tidak tahu juga ya, kenapa? mungkin masalah safety,” kataku sekenanya.
Kemudian supir taksi itu melanjutkan dirinya heran, kenapa Jalan Tol di Indonesia yang juga dibangun oleh investasi APBN tidak berpihak pada kepentingan masyarakat luas, kenapa hanya kalangan ekonomi atas yang mendapat prioritas.
“Di Malaysia ini pengemudi sepeda motor boleh masuk jalan tol, dan gratis pulak. Kenapa pemilik motor di Indonesia tidak bersatu untuk menggugat peraturan itu? ” katanya.
Bahkan dia juga tahu tarif tol di Indonesia luar biasa mahal, dengan durasi perjalanan sekitar 5 jam, harga biayanya bisa tembus Rp500 ribu.
“Di Malaysia, jalan tol terpanjang yang menghubungkan Wilayah Perlis ke Kuala Lumpur, hanya perlu bayar sekitar RM50 atau sekitar Rp192 ribu,” katanya.
Aku yang mendengarnya mangut-mangut, seolah-olah bijak saja, sambil menahan malu juga. Ini seperti orang miskin yang bicara dengan orang kaya, tetapi barang belanjaan kita lebih mahal dibanding mereka.
“Saya rasa di negeri Encik itu rasuah nya luar biasa, berkat Tuhan pun menjadi jauh,” katanya.
“Mungkin jugalah ya, saya lihat negeri awak nih makin bohai saja, tetapi saya dengar DPR RI kami juga sedang merancang supaya Sepeda Motor bisa masuk jalan Tol!” kataku menjawabnya.
“Wah bagus itu” katanya.
“Iya tetapi sepeda motor dengan kapasitas 500 cc ke atas, alias Harley Davidson dan sodaranya,” kataku.
“Wkwkwkw….memang negeri awak nih nampaknya orang kaya dapat privilige yang luar biasa ya,” katanya.
*Wartawan dan pemerhati masalah sosial
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News Khazminang.id. Klik tanda bintang untuk mengikuti.