Zulhardi Z. Latif, SH, MM, anggota DPRD Kota Padang yang juga dikenal sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Padang foto bersama Pengurus DPW Gian Sumbar. (Foto : F. Fahlevi) |
Padang, Khazminang.id—Narkoba di negara Indonesia sudah bagaikan darah dalam nadi, yang mengalir dari kepala sampai ke ujung rambut. Bahkan, narkoba sudah mengitai dan siap memangsa seluruh keluarga yang ada di tanah air ini.
Ini terungkap saat dialog Zulhardi Z. Latif, SH, MM, anggota DPRD Kota Padang yang juga dikenal sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Padang dengan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerakan Indonesia Anti Narkotika (Gian) Provinsi Sumbar, yang datang mengunjunginya di Kator PMI Padang, Jalan Terandam III No.27 B, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Selasa (27/9).
Kehadiran Pengurus DPW Gian Sumbar dibawah kepemimpinan Firman Sikumbang menemui pria yang juga merupakan Anggota Komisi IV sekaligus Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Padang ini, untuk meminta kesediannya menjadi Dewan Penasehat DPW Gian Sumbar yang baru berdiri di daerah ini awal September 2022 lalu.
Pria yang juga dikenal sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Padang ini mengaku hatinya merasa tercabik-cabik melihat realita maraknya narkoba saat ini di Kota Padang khususnya dan Sumbar umumnya.
Bahkan katanya, hampir 90 persen dari penghuni lembaga permasyarakatan yang ada, yang ditahan karena berbagai kasus tindak pidana, pemicu awalnya karena sudah terjerumus dalam perangkap narkoba.
“Berpasrah diri dengan keadaan tentulah tidak bijak. Dalam hal ini dibutuhkan kesadaran pihak keluarga untuk membuka diri, selanjutnya memberikan informasi sejujur-jujurnya pada pihak-pihak berkompeten. Langkah ini amat tepat dilakukan agar korban narkoba bisa cepat terselamatkan,” kata Zulhardi.
Ia pun mengajak semua lapisan masyarakat untuk menabuh genderang perang terhadap narkoba. Dikatakannya, ini sudah seharusnya dilakukan oleh seluruh keluarga di Kota Padang khususnya dan Sumbar umumnya.
“Perang terhadap narkoba ini, bukan semata-mata tanggungjawab para keluarga korban narkoba, tapi seluruh manusia di bumi pertiwi ini memiliki tanggungjawab moril untuk memeranginya,” tegas Zulhardi.
Ia menegaskan, yang namanya “perang” bukanlah sebuah kondisi yang menyenangkan. Sebab dalam perang, banyak pilihan sulit harus dibuat dan banyak keputusan penting harus diambil. Selain itu, dalam perang tentu ada lawan, ada kawan, ada musuh dan ada sekutu. Tanpa mengetahui percaturan ini, “perang terhadap narkoba” sangat sulit untuk dimenangkan.
“Ingat, dalam konsep peperangan, Anda harus mencari siapa dan dimana musuh berada, lalu bergarak cepat untuk menghabisinya. Namun belakangan muncul persoalan, siapa yang menjadi lawan atau kawan dalam perang narkoba di Indonesia? Itulah yang harus dijawab sebelum melangkah lebih jauh untuk ‘memenangkan perang narkoba’, agar negara kita bisa merdeka dan bebas dari penjajahan narkoba,” kata Zulhardi.
Dikatakannya, terkait dengan musuh narkoba, mungkin saja banyak yang mengatakan bahwa musuh itu adalah bandar narkoba. Pernyataan itu tidak selalu benar, karena seorang bandar narkoba tak akan tertarik untuk menjaja barangnya bila tidak ada pasar. Terkait dengan pasar ini, tentu berkaitan dengan demand atau permintaan. Yang pasti, tak bakalan ada penawaran jika tak ada permintaan.
Sepanjang niat manusia ini belum dibersihkan dan diluruskan, kata Zulhardi menambahkan, maka permintaan pasar terhadap narkoba akan semakin tinggi.
Lalu, bagaimana dengan orang tua, apakah mereka termasuk katagori musuh dalam perang melawan narkoba ? Menurut Zulhardi, bagi orang tua yang mengaku sayang anaknya, namun acap kali tak peduli pada si buah hati, bisa jadi mereka merupakan salah satu lawan yang harus diperangi.
Bahkan kata dia menambahkan, tanpa disadari sebagian orang tua justeru lahir menjadi silent killer yang membunuh anak dari dalam, karena tidak pernah atau takut memberi informasi tentang kondisi anaknya yang telah terperangkap sebagai pencandu narkoba.
“Dengan demikian tidak ada jawaban yang pasti siapa sebenarnya yang bisa diposisikan sebagai lawan, karena semua pihak bisa jadi lawan ! Untuk itu, mulai sekarang mari semua orang memasang niat untuk memerangi narkoba, bukan malah mencari keuntungan dari barang haram yang membahayakan masa depan generasi bangsa ini,” kata Zulhardi.
Ia pun mencontohkan kegiatan silat yang diberikan pada generasi muda sebagai salah satu upaya dalam memerangi narkoba dan mengalihkan perhatian generasi muda dari pengaruh narkoba, yang telah dilakukannya di daerah Kunci, Kelurahan Korong Gadang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
“Baru dua bulan saja kegiatan yang dilaksanakan tiap hari Kamis malam dan Minggu pagi ini dilakukan, ternyata mendapat sambutan luar biasa dari para orang tua dan generasi muda itu sendiri,” kata Zulhardi. (Febriansyah Fahlevi)