![]() |
Padang, Khazanah – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Padang ambil bagian dalam iven Festival Anak Sumbar 2023 yang dihelat di
halaman Istana Gubernur Sumbar, Sabtu (18/11/2023). Sebuah mobil box lengkap
dengan buku bacaan berbagai macam judul yang diperkirakan ada 1.000 judul buku,
berdiri di sayap kiri Istana Gubernur Sumbar bersebelahan dengan stand Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS).
Mobil dengan buku bacaan lengkap ini kerap disebut dengan pepustakaan keliling.
Pagi itu sebelum kegiatan festival dimulai, sekelompok
anak dari TK Pembina dan TK Bunda Harapan di Kota Padang menyempatkan diri menghampiri
perpustakaan kelililing ini. Mereka didampingi gurunya memilih buku-buku yang
ingin dibaca. Karena murid TK ini belum bisa membaca dengan lancar maka buku
yang dipilih bukan melulu tulisan saja isinya, tetapi buku bacaan bergambar. Tentu
saja bagi anak seusia mereka, buku bacaan bergambar adalah hal yang menarik
apalagi jika gambar-gambarnya adalah tokoh idola mereka.
Di antara petugas yang ditempatkan oleh Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kota Padang, terdapat seorang pustakawan penyelia yang tugasnya
mendampingi anak-anak membaca dengan suara nyaring (read aloud). Namanya Doris Fitria. Dia menyambut anak-anak dengan
senyumnya yang lembut. Lalu menggiring anak-anak itu ke sebuah tikar yang
dibentang di belakang mobil pustaka keliling. Seluruh anak duduk di tikar sambil
memegang buku di tangannya.
Membaca dengan nyaring (read aloud) adalah sebuah aktivitas
sederhana yang dilakukan Doris dengan menyisihkan sedikit waktu untuk
membacakan cerita kepada para bocah cilik yang datang ke pustaka keliling. Buku
yang dibacakannya itu berjudul “Akbar Berkata Jujur”. Membacakan cerita ini
dilakukan secara rutin dan terus menerus. Dampaknya membuat anak yang biasanya
suka menjadi pendengar menjadi mau membaca sehingga akhirnya bisa membaca dengan lancar.
“Lewat metode membaca dengan suara
nyaring ini, kita berharap anak-anak yang awalnya hanya suka melihat gambar dan
menjadi pendengar, akhirnya berminat membaca,” terang Doris.
Proses membaca nyaring itu tak hanya
sekali dilakukan. Tetapi kembali diulang dengan meminta peran serta anak-anak
tersebut untuk menceritakannya kembali. Hal ini dimaksudkan untuk melatih
literasi mendengar mereka.
Pengunjung pustaka keliling lainnya pagi
itu adalah Ferdio. Siswa kelas 8 SMP 9 Padang ini menyebut sangat suka membaca.
Buku favoritnya adalah tentang ilmu fisika dan persepakbolaan. Dia juga
tercatat sebagai pengurus Forum Anak Kota Padang.
Subkoordinator Layanan dan Promosi
Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang, Sefni Hayati
menjelaskan, pihaknya secara rutin tiap bulan mengunjungi 8 SD di Kota Padang
secara berbeda setiap kunjungan. Selain itu, ada pula kunjungan berulang pada
19 lokasi khusus bagi Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Panti Asuhan dan Lapas
Wanita.
Untuk pelajar SD yang belum lancar membaca,
pihaknya menerapkan 2 metode membaca yang paling disukai anak, selain membaca
nyaring (read aloud) juga metode mendongeng
(story telling). Pihaknya memiliki
ikon Uni Puspa dan Uda Puspa untuk story
telling ini dengan dibantu boneka muppet untuk menarik minat anak-anak
terhadap dongeng yang diceritakan.
“Alhamdulillah, minat baca anak cukup
bagus dan mereka sangat antusias dengan kehadiran kami. Beberapa permintaan
terpaksa tidak bisa dipenuhi karena terbatasnya armada pustaka keliling,”
katanya. (devi)