Padang, Khazanah – Pada triwulan III tahun 2023, Badan Pusat
Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat ekonomi provinsi ini tumbuh sebesar
4,30 persen secara year on year (yoy).
"Besaran produk domestik regional bruto
atas dasar harga konstan pada Triwulan III tahun 2023 tercatat Rp47,91
triliun," kata Statistisi Ahli Muda BPS Sumbar Dwi Susanti di Padang,
Senin (06/11/2023)
Sementara di Triwulan III tahun 2022 tercatat
Rp45,93 triliun. Artinya, ekonomi di Sumbar tahun 2023 naik 4,30 persen jika
dibandingkan 2022 secara yoy. Kemudian, jika dibandingkan dengan Triwulan II
tahun 2023, ekonomi Ranah Minang juga tumbuh sebesar 0,83 persen. Susanti mengatakan terdapat beberapa kegiatan penting
hingga faktor alam yang turut mempengaruhi ekonomi di Provinsi Sumbar. Pertama,
berakhirnya perayaan Idul Fitri dan Idul Adha yang terjadi di Triwulan II 2023,
serta habisnya masa liburan sekolah menurunkan permintaan jasa transportasi
darat dan udara.
"Terjadi penurunan jumlah keberangkatan
penumpang angkutan udara dari Bandara Internasional Minangkabau sebesar 6,59
persen secara (q to q). Fenomena El Nino juga
memberikan dampak pada sektor pertanian dimana terjadi penurunan produksi padi
dan jagung dibandingkan Triwulan II 2023 sebesar 25,06 persen dan 16,50 persen
secara kuartalan (q to q),” tambahnya.
Kegiatan yang turut mendukung pertumbuhan
ekonomi Sumbar di antaranya World Islamic Entrepreneur Summit 2023, dan
kegiatan lainnya yang dilaksanakan sepanjang Triwulan III 2023 memiliki
kontribusi terhadap peningkatan permintaan akomodasi. BPS mencatat tingkat penghunian kamar hotel di Sumbar
pada Triwulan III tahun 2023 meningkat sebesar 7,94 persen (y on y). Kemudian,
bergesernya pembayaran gaji Ke-13 ASN ke Juni mengakibatkan belanja pegawai
turun signifikan. Menurutnya pembangunan
prasarana fisik di Sumbar pada Triwulan III tahun 2023 menggeliat cukup baik.
Hal ini ditandai dengan peningkatan belanja modal untuk belanja bangunan maupun
nonbangunan yang meningkat signifikan. Selain itu, jumlah kredit investasi yang
disalurkan juga meningkat.
Sementara secara Nasional, BPS mencatat Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia pada Triwulan III tahun 2023 tumbuh 4,94% secara year-on-year
(y-on-y). Pertumbuhan positif PDB Indonesia itu tidak bisa dilepaskan dari
kinerja sejumlah sektor, termasuk pertanian. Plt Kepala Badan Pusat Statistik
(BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan kontribusi pertanian, industri
pengolahan, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi mencapai lebih dari lima
puluh persen.
”Semua
sektor melanjutkan tren pertumbuhan yang positif sehingga memberikan kontribusi
sebesar 65,32% terhadap PDB triwulan III 2023," ujar Amelia di Jakarta, Senin
(6/11/2023).
Dengan
capaian tersebut, Amalia menilai ekonomi Indonesia tetap terjaga solid dan
tumbuh positif.
"Di tengah melambatnya perekonomian global, terjadinya
perubahan iklim, dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan, resiliensi
ekonomi Indonesia kembali tercermin melalui pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94%
secara tahunan atau secara kumulatif tumbuh sebesar 5,05%,” ungkapnya.
BPS
turut mencatat sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 1,46% secara
y-on-y dan 1,61% secara quarter-to-quarter (q-to-q). Amalia menyebutkan hampir
seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif pada triwulan III 2023. Menurutnya
hanya ada dua lapangan usaha yang mengalami penurunan, yakni pendidikan dan
administrasi pemerintahan.
Amalia
menjelaskan, ekonomi Indonesia berdasarkan besaran PDB pada kuartal III 2023
atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp5.296 triliun. Lalu atas dasar harga
konstan sebesar Rp3.124,9 triliun. Sementara besaran PDB pertanian atas dasar
harga berlaku adalah sebesar Rp718,4 triliun dan atas dasar harga konstan
sebesar Rp397,3%.
Terpisah,
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga
Andri menyatakan bahwa sektor pertanian telah secara konsisten memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional.
Saat
ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman akan terus mengawal transformasi
dari pertanian tradisional ke modern. Tranformasi ke pertanian modern akan
mampu meningkatkan produksi yang turut berdampak kepada pertumbuhan ekonomi.