PETUGAS dari Dinas PUPR Kota Padang saat melalukan pengukuran didampingi Lurah Koto Lua, Susi Purnama Sari dan jajaran, Senin (9/9). RYAN SYAIR |
Padang, Khazminang.id-- Peristiwa robohnya tembok pembatas tebing yang mengakibatkan amblasnya badan jalan di lingkungan RT 01 RW 03 Komp. Rindang Alam, Kel. Koto Lua, Kec. Pauh, Sabtu (7/9) sekitar pukul 17.00 WIB lalu, langsung mendapat respon cepat Lurah Koto Lua, Susi Purnama Sari dan Camat Pauh, Titin Masfetrin.
Sabtu malam, Lurah Koto Lua, Susi Purnama Sari yang menerima informasi kejadian tersebut dari warga, langsung turun meninjau lokasi. Susi didampingi Kasi Trantib, Fauziah dan Babinsa Kel. Koto Lua, Rizal.
"Saya langsung diperintahkan Buk Camat untuk turun ke lokasi pada malam itu. Karena dari dokumentasi gambar yang dikirimkan, kondisinya memang cukup mengkhawatirkan, apalagi cuaca juga sedang hujan," kata Susi.
LURAH Koto Lua, Susi Purnama Sari, Kasi Trantib, Fauziah dan Babinsa Koto Lua, Rizal saat meninjau lokasi Sabtu malam. RYAN SYAIR
Usai dikunjungi lurah malam itu, keesokan paginya, Minggu (8/9), giliran Camat Pauh, Tintin Masfetrin yang langsung turun meninjau lokasi. Titin kembali didampingi Susi dan Fauziah. Kedatangan Titin dan rombongan disambut Ketua RW 03 Rindang Alam, Jhon Kenedy, Ketua RT 01, Ryan Syair dan Sekretaris RT 01, Yusri Latif.
"Begitu dapat laporan dari lurah, informasi ini juga langsung kami teruskan ke forum pimpinan. Makanya pagi ini saya turun untuk memastikan dan melihat langsung kondisi di lapangan," kata Titin.
Dikatakan, robohnya tembok pembatas tebing sepanjang lebih kurang 32 meter itu, memang cukup parah. Salah satu dampak terparah adalah amblasnya hampir separuh badan jalan yang biasa dilalui warga sekitar.
"Ini darurat dan perlu tindakan cepat. Kalau tidak segera ditindak lanjuti, kita khawatir akan membuat tanah jalan terus terkikis. Karena kita juga melihat ada keretakan tanah di beberapa titik. Takutnya ini akan terus bergerak dan berisiko terhadap bangunan rumah yang ada di sekitar lokasi," kata Titin.
CAMAT Pauh, Titin Masfetrin. DOK
Sejak kejadian pada Sabtu malam itu, pihaknya mengaku telah menghubungi dan melaporkan kejadian itu kepada pihak terkait, seperti Dinas PUPR dan BPBD Kota Padang. BPBD yang merespon laporan tersebut, pada Minggu (8/9), juga telah menurunkan timnya ke lokasi.
"Insha Allah pagi ini, Senin (9/9), pihak Dinas PUPR bersama pihak terkait lainnya juga akan meninjau lokasi," kata Titin.
Lina, salah seorang warga yang tinggal di dekat lokasi, memilih mengungsikan keluarganya. "Hujan lebat tadi malam, sangat mencemaskan. Kami takut rengkahan tanah ini terus bergerak," kata Lina.
"Malaluan Galeh Ratak"
Sementara dari keterangan Ketua RW 03 Rindang Alam, Jhon Kenedy, kejadian itu bermula saat warga tengah gotong royong membersihkan area fasilitas umum (fasum) komplek, yang lokasinya berada persis di dasar dinding pembatas tebing yang rubuh tersebut.
"Kebetulan kita memang menggunakan alat berat mini untuk meratakan tanah, yang rencananya akan dimanfaatkan untuk lapangan terbuka. Namun dapat kami pastikan, alat berat itu sama sekali tidak bersentuhan dengan tembok pembatas itu," kata Jhon.
Jauh sebelum pengerjaan, tekstur dinding pembatas tebing menurut pengakuan sejumlah warga seperti dituturkan Jhon, memang sudah didapati dalam keadaan retak di beberapa titik.
Bahkan besarnya volume tanah timbunan untuk memadati badan jalan di awal pengerjaan dulu imbuhnya, juga sempat membuat sudut pertemuan tembok patah dan "direkat" kembali dengan menempel tonggak di bagian luar pertemuan di kedua sisi tembok. Tembok pembatas itu sendiri adalah proyek Manunggal Kelurahan Koto Lua tahun 2016.
"Setelah kita amati, ternyata pengerjaan pondasinya juga tidak sempurna. Terlalu tipis, dangkal dan bahkan nyaris teronggok saja di dasar permukaan tanah, yang merupakan lahan rawa," kata Jhon.
HAMPIR separoh badan jalan amblas dan mulai mengancam keselamatan warga, serta bangunan di sekitar lokasi. RYAN SYAIR
Di kesempatan itu, Jhon berharap agar Pemko Padang melalui dinas terkait, dapat segera mengambil tindakan. Material timbunan berupa pasir, dikhawatirkan akan terus mengikis badan jalan dan tentunya mengancam keselamatan warga, serta bangunan yang ada di sekitarnya.
William, petugas dari Dinas PUPR Kota Padang yang turun ke lokasi, Senin pagi, akan melaporkan hasil kunjungan ke lapangan ke pimpinan untuk segera ditentukan langkah yang akan dilakukan.
"Untuk kondisi seperti ini, di lingkungan seperti ini, apa bentuk tindakan yang akan diambil. Mudah-mudahan segera diputuskan pimpinan, agar segera pula diambil tindakan," ujar Wiliam.
Tidak ada korban dalam peristiwa itu. Namun total kerugian sementara ditaksir mencapai Rp100-150 juta rupiah. Ryan Syair