×

Iklan

KONFLIK ISRAEL-PALESTINA
Tak Pengaruhi Perdagangan Ekspor Impor Indonesia

16 November 2023 | 08:22:30 WIB Last Updated 2023-11-16T08:22:30+00:00
    Share
iklan
Tak Pengaruhi Perdagangan Ekspor Impor Indonesia

Jakarta, Khazanah – Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyatakan konflik Israel-Palestina yang tengah terjadi tidak berdampak signifikan terhadap perdagangan Indonesia. Hal itu lantaran porsi ekspor dan impor barang baik Israel dan Palestina dengan Indonesia sangat kecil.

"Dapat disimpulkan bahwa kondisi politik di kedua negara tersebut tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia," kata Pudji di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Dalam catatan BPS, sepanjang Januari-Oktober 2023, share ekspor Indonesia ke Palestina mencapai 0,0011% terhadap total ekspor Indonesia. Di periode yang sama, share impor Palestina sebesar 0,0000%.

    "Karena kecil, sehingga kami sampai dengan empat digit desimal masih belum bisa menunjukkan besarannya sehingga masih 0,0000%," katanya.

    Sementara itu, share ekspor Israel dari Januari-Oktober 2023 sebesar 0,07% terhadap total ekspor Indonesia ke Israel. Adapun share impor nonmigas dari Israel ke Indonesia mencapai 0,0110%. Lebih lanjut, kondisi politik di Rusia dan Ukraina juga disebut Pudji tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perdagangan internasional di Indonesia.

    "Komoditas utama impor Indonesia dari Ukraina adalah serealia dan Indonesia punya pangsa pasar alternatif untuk sumber impor serealia yaitu Australia dan Argentina sehingga konflik antara Ukraina dan Rusia tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perdagangan internasional di Indonesia," katanya.

    Data BPS mencatat total ekspor nonmigas Indonesia ke Palestina sepanjang Januari-Oktober 2023 mencapai 2,37 juta dolar AS dengan komoditas utama ekspor berupa berbagai makanan olahan; olahan sayuran, buah dan kacang; olahan dari tepung; bahan kimia organik; hingga kayu dan barang dari kayu.

    Total impor nonmigas Indonesia dari Palestina di periode tersebut mencapai 1,57 juta dolar AS dengan komoditas utama buah-buahan; lemak dan minyak hewani/nabati; karya seni, barang kolektor dan barang antik; karpet dan tekstil penutup lantai lainnya; serta plastik dan barang dari plastik.

    Adapun ekspor nonmigas Indonesia ke Israel pada Januari-Oktober 2023 mencapai 140,57 juta dolar AS dengan komoditas utama berupa lemak dan minyak hewani/nabati; alas kaki; mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya serat stapel buatan serta ampas dan sisa industri makanan.

    Kemudian, impor nonmigas Indonesia dari Israel di periode tersebut mencapai 16,97 juta dolar AS dengan komoditas utama berupa mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya; perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia; mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya; instrumen optik, fotografi, sinematografi dan medis; serta bahan kimia anorganik.

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai impor Israel ke Indonesia mencapai USD16,97 juta atau setara Rp266,41 miliar dengan kurs Rp15.699 per USD. Angka ini merupakan cakupan kumulatif dari awal tahun hingga Oktober 2023. Dengan demikian, angka impor Israel ke Indonesia meningkat dari posisi bulan September yang sebesar USD14,4 juta.

    "Share impor non migas dari Israel ke Indonesia dari Januari sampai Oktober 2023 adalah sebesar 0,011 persen terhadap total impor nasional," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

    Adapun komoditas yang paling banyak diimpor dari Israel adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, sebesar USD5,03 juta. Selanjutnya, impor perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia nilainya sebesar USD3,86 juta, serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar USD3,04 juta.

    Kendati demikian, angka impor dari Israel ini menurun dibandingkan tahun 2022. Sepanjang tahun 2022, nilai impor Israel ke Indonesia mencapai USD47,82 juta.

    Di sisi lain, Pudji menyebut bahwa impor Indonesia dari Palestina pun masih sangat kecil.

    "Share impor dari Palestina dari Januari sampai Oktober 0,0000 persen, karena kecil sehingga kami sampai dengan 4 digit desimal juga belum bisa menunjukan besarannya," ungkap Pudji. Dari Januari hingga Oktober 2023, BPS mencatat, nilai impor dari Palestina hanyalah sebesar USD1,57 juta. Adapun komoditas yang paling banyak diimpor dari Palestina adalah buah-buahan sebesar USD1,43 juta dolar. Selanjutnya, komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar USD100 ribu, serta karya seni, barang kolektor, dan barang antik sebesar USD20 ribu. Hanya saja, nilai impor dari Palestina berhasil mengalami peningkatan dari tahun lalu. Sepanjang 2022, nilai impor dari Palestina hanya mencapai USD1,25 juta