×

Iklan

SAIFUL BAHRI DARI PAYAKUMBUH
Syair Lagu Kebangsaan Malaysia, Digubah oleh Orang Minang

01 Desember 2021 | 11:37:28 WIB Last Updated 2021-12-01T11:37:28+00:00
    Share
iklan
Syair Lagu Kebangsaan Malaysia, Digubah oleh Orang Minang
Saiful Bahri

Padang, Khazmiang.id – Selain Zubir Said, orang Minang yang menjadi pencipta lagu kebangsaan negara lain adalah Saiful Bahri. Jika Zubir menciptakan lagu kebangsaan Singapura, maka Saiful Bahri menciptakan lagu kebangsaan Malaysia yang berjudul Negaraku.

Sesungguhnya, Saiful Bahri adalah pencipta lirik lagu kebangsaannya, karena lagunya atau partitur musiknya sudah ada sebelum hari kemerdekaan Malaysia 31 Agustus 1957.

Awalnya lagu itu adalah lagu resmi Kesultanan Perak berjudul Terang Bulan. Menurut laman wikipedia, lagu Terang Bulan berasal dari pulau Mahé di Kepulauan Seychelles dan diadopsi oleh Sultan Perak yakni Sultan Abdullah. Tapi iramanya berasal dari  lagu La Rosalie digubah oleh seorang komposer berkebangsaan Prancis, Pierre Jean de Beranger (1780-1857), kemudian digubah ulang dan diberi judul Allah Lanjutkan Usia Sultan seterusnya dijadikan lagu resmi Kesultanan Perak. 

    Baca Juga: Zubir Said, Orang Minang Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura

    Lagu resmi negeri Perak Allah Lanjutkan Usia Sultan ini dipilih menjadi lagu nasional Malaysia oleh dewan peradilan yang diketuai oleh Tunku Abdul Rahman pada 5 Agustus 1957. Tapi bagaimana mencocokkan lagu itu dengan Malaysia yang akan merdeka penuh? Maka lirik lagu itu mesti diubah dan disesuaikan untuk Federasi Malaysia.

    Pemerintahan baru kemudian membuka sayembara untuk menggubah lagu itu kembali berikut lirik atau syairnya yang sesuai dengan kebutuhan negara baru, Malaysia.

    Sayembara berhadiah 1.000 Ringgit Malaysia itu akhirnya dimenangkan oleh komposer Indonesia, Saiful Bahri. Saiful dikenal sebagai pemusik hebat di Jakarta. Ia lahir di Payakumbuh Sumatera barat.

    Saiful adalah salah satu murid Engku Sjafei di INS Kayutanam, menjelang kemerdekaan ia merantau ke Batavia dan menjadi pemain biola di Orkes Studio Jakarta hingga tahun 1960 sekaligus menjadi pemimpinnya.

    Gubahan lagu Negaraku dibuat oleh Saiful dalam tiga versi. Tapi pada era modern, PM Mahathir Mohammad menggubah iramanya menjadi lebih bersemangat dan heroik. Negaraku versi baru ini dinyanyikan pertama kali di hadapan publik di Dataran Merdeka dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Malaysia pada 30 Agustus 2003. Sebelum lagu itu dikumandangkan, PM Mahathir Mohammad meneriakkan yel-yel ‘Merdeka!’ sebanyak tujuh kali.

     

    Negaraku,

    Tanah tumpahnya darahku,

    Rakyat hidup,

    Bersatu dan maju!

    Rahmat bahagia,

    Tuhan kurniakan,

    Raja kita,

    Selamat bertakhta!

    Rahmat bahagia,

    Tuhan kurniakan,

    Raja kita,

     

    Saiful adalah sahabat-sahabat dari musisi kondang seperti Iskandar, Ismail Marzuki, Mochtar Embut dan lain-lain. Pada tahun 1963 ketika terjadi Konfrontasi Indonesia–Malaysia, dia hijrah ke Malaysia. Di negeri ini, ia aktif di lembaga kebudayaan dan seni negara, seperti Orkes Radio Malaya dan institusi Filem Negara Malaysia. Sebelumnya pada tahun 1957, dia menggubah lagu kebangsaan Malaysia, Negaraku. Dia juga menciptakan lagu mars militer Malaysia, Prajurit Tanah Air.

    Disamping kedua lagu tersebut, Saiful juga banyak menciptakan lagu-lagu yang cukup hits di Malaysia, antara lain Berjaya, Muhibbah, Kenangan Masa, Fajar Harapan, Surat Tak Bernama, Serunai di Waktu Malam, dan Semalam di Malaya. Dia juga menggubah lagu negara bagian Selangor, Duli Yang Maha Mulia dan lagu Melaka, Melaka Maju Jaya. Di Malaysia, dia sering menggunakan nama samaran, Surya Buana supaya tidak terdeteksi oleh mata-mata dari Indonesia pada era Konfrontasi Indonesia-Malaysia berlangsung.
    Saiful wafat di Tokyo ketika sedang menggubah ilustrasi musik film Wulan Di Sarang Penyamun pada tahun 1976. Jenazahnya dibawa ke Jakarta, dan ia dimakamkan di TPU Tanah Kusir. (eko/wikipedia)