×

Iklan

PRESIDEN RESMIKAN PSEL
Surabaya Mengubah Sampah Jadi Listrik

06 Mei 2021 | 15:58:18 WIB Last Updated 2021-05-06T15:58:18+00:00
    Share
iklan
Surabaya Mengubah Sampah Jadi Listrik
Gubernur Jatim Khofifaf Indarparawansa meninjau pengolahan sampah Surabaya

Surabaya, Khazminang.id – Hari ini Presiden Joko Widodo  meresmikan Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik  (PSEL)  di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Ini menjadi proyek pertama di Indonesia yang bisa jadi percontohan bagi daerah-daerah.

"Pak Presiden juga ingin melihat secara langsung, jadi mulai dari market-nya. Kemudian ada penjelasan singkat terkait pengolahan sampah menjadi listrik ini," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Anna Fajriatin.

    Setelah mendapat penjelasan singkat terkait PSEL Benowo, pihaknya kemudian mengajak presiden menuju lantai 3 dan lantai 6. Di lantai 3 sendiri, presiden dapat melihat langsung bagaimana proses mesin bekerja mengolah sampah menjadi listrik.

    "Jadi proses mesinnya itu bagaimana, berapa jumlah tonase-nya, berapa jumlah listrik yang dihasilkan. Jadi bisa kelihatan di dalam layar," katanya.

    Di lantai 3, kepala negara juga  melihat langsung suasana di luar area PSEL. Seperti, saat dump truck bekerja mengangkut hingga menurunkan sampah ke waste pit, sebelum dimasukkan ke dalam mesin turbin untuk proses menghasilkan listrik.

    Ia menjelaskan, bahwa pembangunan PSEL Benowo yang dilakukan Pemko Surabaya ini, dimulai sejak 2012 dengan menggandeng kerjasama PT Sumber Organik (SO). Ketika itu proses mengolah sampah menjadi listrik masih menggunakan metode Landfill Gas Power Plant.

    "Dengan metode ini, PSEL mampu menghasilkan energi listrik 2 Megawatt dari 600 ton sampah per hari," kata dia.

    Seiring berjalannya waktu, pada 2015, Pemko Surabaya yang bekerjasama dengan PT SO ini mulai menggunakan metode Gasification Power Plant untuk mengolah sampah menjadi listrik.

    Target awalnya,  metode ini dapat mengolah sampah menjadi listrik pada 2020. Namun, karena adanya pandemi Covid-19, sehingga proses comissioning atau pengujian oleh tim ahli dari luar negeri mundur.

    "Sebetulnya targetnya tahun 2020, tapi karena kondisi Covid-19 sehingga untuk komisioning dengan mendatangkan tim ahli dari luar negeri ke Indonesia jadi mundur. Alhamdulillah tanggal 10 Maret 2021 kemarin sudah proses. Jadi sudah bisa menghasilkan listrik 9 Megawatt dari setiap 1000 ton sampah per hari," ungkap dia.

    a menyebut listrik yang dihasilkan dari pengolahan sampah ini kemudian menjadi kewenangan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pasalnya, PT SO yang bekerjasama dengan PLN terkait listrik yang dihasilkan tersebut.

    Sementara Pemko Surabaya sendiri, bekerjasama dengan PT Sumber Organik dengan konsep 'Bangun Guna Serah' (Built Operate and Transfer) selama 20 tahun.

    "Jadi nanti tahun ke 20 atau di tahun 2032, semua [alat] ini menjadi milik pemkot dengan kondisi 85 persen. Artinya, mesinnya, semua peralatan pengolahan sampah ini dalam kondisi baik dan menghasilkan listrik dalam kondisi baik," ucapnya.

    Secara rinci, Anna menjelaskan bagaimana metode gasification power plant ini mampu mengolah sampah menjadi listrik. Pertama, sampah yang telah ditimbang akan Kemudian, sampah itu diayak menggunakan crane seperti capit dan dimasukkan ke dalam Boiler. Nah, di dalam boiler itulah proses pembakaran dilakukan. Metode ini pun terbilang lebih cepat dibanding sebelumnya landfill gas power plant.

    "Jadi melalui gasification ini per hari minimal 1000 ton sampah yang diolah menjadi listrik dan mesin ini bekerja selama 24 jam tidak berhenti," kata Anna.

    Saat ini, Anna menyebut, sampah yang dihasilkan Kota Surabaya mencapai sekitar 1.500 ton per hari. Sedangkan jenis sampah yang diolah di TPS Benowo adalah sampah domestik atau rumah tangga. Sementara untuk jenis sampah seperti limbah mebel, diolah kembali di lokasi lain. (syaf al/cnn)