Jakarta, Khazminang.id -- Perintah
Kapolri kepada Divisi Propam agar menindak tegas oknum polisi yang
menyalahgunakan wewenang, melakukan kejahatan, main narkoba dan sebagainya,
mendapat apresiasi dari Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamuddin.
"Saya mendengar
ada kurang lebih lima juta orang di Indonesia saat ini yang terlibat narkoba,
dan 250 ribu diantaranya menjadi warga binaan di dalam rutan dan lapas. Masalah
ini sangat mengkhawatirkan kita. Maka penegak hukum memang harus benar-benar
serius dan tegas menanggapi persoalan ini," ujar mantan Wagub Bengkulu
ini.
Ia menyesalkan adanya anggota polisi terjerat kasus narkoba serta adanya kasus-kasus peredaran narkoba yang pengendalinya ada dalam penjara. "Kedepan pemberantasan narkoba ini harus fokus kepada memotong mata rantai peredaran dengan cara memberantas akarnya. Jangan sampai kerja keras selama ini dalam memberantas narkoba tidak membuahkan hasil. Banyak yang ditangkap tapi peredaran masih kuat di bawah. Artinya kita belum memotong sumber peredarannya," tandas Sultan.
(Baca Juga: Kapolri tak Mau Citra Polri Rusak oleh Satu Dua Oknum Polisi)
Bahkan Sultan
mengatakan, perlu dipertimbangkan apabila ada
dorongan terbitnya diskresi Kepolisian untuk melakukan izin tembak mati
para pengedar Narkoba.”Wacana ini perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah. Penindakan
dan pencegahan dalam memberantas narkoba harus seimbang. Kedua aspek ini bisa
memiliki hasil maksimal jika pihak yang berwajib, penegak hukum, LSM, masyarakat
dan seluruh pihak bisa bekerja sama denga misi yang sama," ujarnya.
Selain itu menurut
Sultan, menekan peredaran narkoba di
negara kepulauan seperti Indonesia ini diakui cukup sulit lantaran terlalu
banyak pintu masuk. Apalagi bahan untuk pembuatan narkoba dan psikotropika
banyak dihasilkan melalui home industry.
Dari data BNN, model
home industry ini sebagian berada di China, kemudian dijual oleh pengedar ke
pasar bebas. Pemerintah China mengakui ada jaringan pengedar yang menjadikan
Indonesia sebagai target peredaran narkoba. Ini suatu permasalahan kenapa
narkoba jadi sulit untuk dikendalikan. Narkoba yang berasal dari luar biasanya
tidak langsung menuju Indonesia, tetapi dikirim terlebih dulu ke Singapura atau
Malaysia sebagai tempat transit.Kemudian, diselundupkan ke Indonesia melalui
banyak tempat. (syaf al)