×

Iklan


Sebaiknya Jangan Minum Teh Sehabis Makan, ini Dampaknya kalau Nekat

04 April 2021 | 21:35:47 WIB Last Updated 2021-04-04T21:35:47+00:00
    Share
iklan
Sebaiknya Jangan Minum Teh Sehabis Makan, ini Dampaknya kalau Nekat
minum teh

Padang, Khazminang.id -- Benarkah minum teh setrelah makan tidak baik atau membahayakan tubuh? Benarkah? Mari tanya dokter gizi. Dalam sebuah tayangan kemarin Minggu (4/4) dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK seorang Dokter Gizi di BIC Clinic Pacific Place  menyebutkan bahwa minum teh sebaiknya jangan setelah makan, karena bisa menggangu proses pencernaan.

Menurutnya sebaiknya setelah makan minumlah air putih saja, jangan teh karena itu bisa mengganggu proses pencernaan.

Sementara mengutip Kompas.com Dokter sekaligus ahli gizi komunitas dr Tan Shot Yen  menjelaskan, sebenarnya kurang tepat jika minum teh setelah makan disebut berbahaya bagi tubuh.

    "Bukan bahaya lah. Zat besi dalam lauk bisa terhambat diserap tubuh," kata Tan. Tan mengatakan, dalam teh terdapat kandungan asam oksalat yang dikategorikan sebagai anti-nutrien. Asam oksalat adalah suatu senyawa yang lazim ada di tumbuh-tumbuhan. 

    "(Anti nutrien) adalah senyawa alamiah pada tumbuhan yang digunakan tumbuhan itu sendiri sebagai perlindungan terhadap predator Bagi yang makan, anti-nutrien bisa menghambat penyerapan zat gizi atau beberapa mineral (zat besi, seng, magnesium, kalsium)" imbuhnya. 

    Namun, bukan berarti hal tersebut fatal. Tan menjelaskan, asam oksalat pada tumbuhan bisa dihilangkan dengan proses pemasakan. "Makanya kacang-kacangan difermentasi, dimasak jadi bubur kacang ijo, direndam dan sebagainya," ujar dia.

    Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku pada teh. Karena teh disajikan tidak dengan dimasak terlebih dulu, melainkan diseduh. Sehingga, kandungan asam oksalat di dalam teh masih ada. 

    Jika teh diminum segera setelah makan, maka hal ini dapat menghambat penyerapan zat gizi dari makanan yang baru saja dikonsumsi. "Makanya tradisi-tradisi budaya tinggi, membuat orang punya jam minum teh, di luar jam makan," kata Tan.

    Tan menyebut, tradisi minum teh di luar jam makan, dapat dijumpai di beberapa kebudayaan, seperti budaya di Inggris, Jepang, dan pada masyarakat Tionghoa. "Belajarlah dari tradisi," kata Tan. 

    Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutritional Biochemistry juga mengungkapkan kandungan asam tannin dan polifenol dalam teh bisa mengganggu penyerapan protein dan zat besi. Maka dari itu, tidak dianjurkan minum teh saat atau tidak lama setelah makan.

    Apabila kebiasaan itu tetap dipaksakan, seseorang bisa jadi akan mengalami sejumlah masalah kesehatan.  Pasalnya, penyerapan zat gizi yang tidak maksimal akan membuat tubuh tidak memiliki cukup asupan protein dan zat besi. Padahal, kedua zat itu memiliki kegunaan untuk membentuk jaringan dan sel-sel tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, menyediakan sumber energi, hingga menghasilkan darah kaya oksigen.

    Bagi yang sulit terlepas dari minum teh saat makan, sebaiknya kebiasaan tersebut diubah. Para peneliti menganjurkan memberikan jeda waktu antara makan dengan minum teh. Sebaiknya minum teh setengah jam atau sejam setelah makan besar. Selain itu, disarankan juga untuk makan makanan yang mengandung zat besi tinggi, seperti daging, ikan, dan unggas saat makan bersama dengan minum teh. (eko/transTV/kcm)