×

Iklan


Rumput Liar Menjalar, Banda Bakali "Dipasamoan"

19 Februari 2023 | 13:24:30 WIB Last Updated 2023-02-19T13:24:30+00:00
    Share
iklan
Rumput Liar Menjalar, Banda Bakali \"Dipasamoan\"
Masyarakat Kelurahan Simpang Simpang Haru goro bersama membersihkan rumput liar yang menjalar di sepanjang bantaran Banda Bakali, Minggu pagi (19/2).

Padang, Khazminang.id--Banda Bakali, sebuah aliran sungai yang penggalian kanal pertama kali dilakukan pada tahun 1911 di Lubuk Begalung, Kota Padang, pada awalnya dibangun untuk mengatasi banjir di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) sekaligus menopang sistem drainase tata ruang kota, keberadaannya telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Manfaatnya kian dirasa manakala tahun 1991 hingga 1996 Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melalui Dinas Pekerjaan Umum melakukan normalisasi Banda Bakali sepanjang 6,8 km, yang menghabiskan dana mencapai Rp200 miliar. Apalagi pengerjaan normalisasi Banda Bakali ini meliputi peningkatan kapasitas kanal dari 240 m³ per detik menjadi 500 m³ per detik untuk periode ulang 25 tahun.

Dari pengamatan wartawan Khazanah, pasca dilakukan normalisasi Banda Bakali, banjir besar memang hampir tak pernah datang mengusik. Namun persoalan baru pun kerap pula muncul. Dari penelusuran Khazanah, dalam perkembangannya terjadi pendangkalan kanal atau saluran akibat adanya pengendapan sedimen di sepanjang saluran dan di muara yang menyebabkan kelancaran aliran terganggu, terutama saat terjadi banjir.

Tak hanya itu, di kiri dan kanan bantaran sepanjang Banda Bakali juga kerap disua rumput liar tumbuh menjalar. Berbagai jenis rumput liar seperti alang-alang atau ilalang (Imperata Cylindrica), tempuyung (Sonchus Arvensis) dan lainnya dengan mudah disua menjalar liar di sepanjang Banda Bakali ini.

Khawatir rumput liar yang tumbuh menjalar itu akan menjadi sarang nyamuk maupun binatang berbisa, masyarakat Kelurahan Simpang Haru, Kecamatan Padang Timur yang terdiri dari 6 Rukun Warga (RW) dan 26 Rukun Tetangga (RT) mencoba berkeluh kesah dengan Lurah Simpang Haru Syafrizal, SH.

Sebagai lurah, sebenarnya Syafrizal mengetahui bahwa tanggung jawab untuk membersihkannya berada di Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang. Namun demikian ia memberi solusia agar “diapasamoan” saja (dibersihkan bersama-sama-red) dengan melakukan gotong royong massal yang melibatkan warga di 6 RW yang ada.

Gayung pun bersambut, baik Ketua LPM Kelurahan Simpang Haru Yudafri ST, Ketua RW 03 Drs Muzwar Maad dan Ketua RW 05 Herdian Juarsil Hendra yang wilayahnya berada persis dekat dengan kawasan Banda Bakali menyanggupi untuk melakukan goro bersama.

Goro bersama pun disepakati dilakukan pada Minggu pagi 19 Februari 2023 di sepanjang jalan Baru Andalas. Tampak hadir dalam goro bersama tersebut Lurah Simpang Haru Syafrizal, Ketua LPM Kelurahan Simpang Haru Yudafri, Bhabinkamtibmas Kelurahan Simpang Haru Aipda Nofriadi, seluruh Ketua RW yang ada dan perangkat RT serta masyarakat setempat. (Febriansyah Fahlevi)