×

Iklan


Puluhan Babi di Agam Mati Mendadak, Diduga Terjangkit Virus Flu Babi Afrika

06 Desember 2021 | 18:41:28 WIB Last Updated 2021-12-06T18:41:28+00:00
    Share
iklan
Puluhan Babi di Agam Mati Mendadak, Diduga Terjangkit Virus Flu Babi Afrika
Puluhan babi di Kabupaten Agam mati mendadak.

Lubuk Basung, Khazminang.id-- Puluhan ekor babi liar di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam ditemukan mati secara mendadak diduga akibat African Swine Fever (ASF) atau virus flu babi Afrika pada awal November 2021.

Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra mengatakan, pihaknya sedang mengumpulkan data mengingat kejadian sudah berlangsung satu bulan lalu dan akan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya.

"Kita masih menunggu hasil laboraturium untuk memastikannya. Kondisi bangkai babi sudah rusak dan kami sedang melakukan koordinasi dengan instansi terkait lainnya," kata Ade kepada wartawan, Senin (6/12).

    Sementara, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Agam, Farid Muslim menyebutkan, kematian babi secara mendadak belum bisa dipastikan apakah terpapar virus ASF, karena perlu uji laboratorium terhadap sampel organ tubuh babi tersebut.

    Pihaknya belum mendapatkan laporan kematian babi dari warga dan apabila memang nanti ditemukan babi mati mendadak perlu dilakukan pengambilan sampel organ tubuh babi tersebut untuk dilakukan uji laboratorium di Balai Veteriner, sehingga dapat diketahui apakah terpapar ASF atau tidak.

    "Kita belum dapat memastikan apakah babi terpapar ASF," katanya.

    Di sisi lain, Kapolres Agam, AKBP Dwi Nur Setiawan mengimbau seluruh masyarakat, khususnya yang suka berburu babi, apabila menemukan bangkai babi yang tergeletak di hutan tanpa terlihat tanda-tanda mati karena perburuan, untuk tidak mendekati dan menyentuhnya karena bisa jadi babi tersebut mengandung virus. 

    "Bagi siapa yang menemukan bangkai babi yang tidak ada tanda luka atau ditusuk, agar segera melapor ke Polres atau ke KSDA Agam, karena bangkai tersebut harus memerlukan penanganan khusus," katanya.

    Lebih lanjut dikatakan, hal itu perlu karena pihaknya tidak ingin masyarakat Agam terkena serangan virus pula. 

    Sekadar informasi, tanda-tanda klinis ASF berupa kemerahan di bagian perut, dada, scrotum, diare berdarah, berkumpul bersama dan kemerahan pada telinga, demam (41 derajat celsius), konjungtivitis, anoreksia, ataksia, paresis, kejang, kadang-kadang muntah, diare atau sembelit.ASF dapat menyebar melalui kontak langsung, serangga, pakaian, peralatan peternakan, kendaraan dan lainnya. (Heppy Kusnandar)