Kunjungan Gubernur Mahyeldi ke Phnom Penh |
Padang,Khazminang.id – Hasil pertemuan Gubernur Mahyeldi Ansharulah
dengan Pemerintah Kamboja ketika ia dan rombongan melawat ke negeri itu pekan
lalu, PM Hun Sen memberi dukungan dilaksanakannya kerjasama provinsi kembar
antara Sumatera Barat dengan Pnom Penh (ibukota Kamboja)
“Insya Allah
kesepakatan kerjasama akan kita teken bersaampada bulan Agustus mendatang,”
kata Gubernur Mahyeldi.
Mahyeldi ketika
ditanya apa manfaat dari kerjasama dengan ibukota Kamboja itu mengatakan, bahwa
kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk luar negeri
penting untuk dilakukan guna mengakselerasi pembangunan di segala bidang.
"Akselerasi pembangunan tidak bisa hanya
mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terbatas. Perlu
kerja sama dengan berbagai pihak agar percepatan pembangunan itu bisa
dilakukan," tambahnya. Tiak
dijelaskan apakah negara seperti Kamboja termasuk yang bisa memberi bantuan
untuk Sumatera Barat.
Namun, Mahyekdi mengatakan bahwa hal yang dikerjasamakan itu lebih banyak pada sektor pariwisata. Karena itu, kerja sama di bidang tersebut menjadi salah satu prioritas, diantaranya untuk meningkatkan SDM kepariwisataan, promosi dan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar.
“Apalagi
saat ini Sumbar tengah menggeber program Visit Beautiful West Sumatera (VBWS)
2023 dengan target 8,2 juta kunjungan,” ujar mantan Walikota Padang itu.
Selain bidang pariwisata, kata dia, bidang pendidikan dan perdagangan juga sektor yang menjadi perhatian khusus karena berkaitan langsung dengan SDM serta perekonomian daerah untuk dimasukkan dalam kerangka kerjasama dengan Phnom Penh itu.
Sementara itu Kepala Biro Pemerintahan
Provinsi Sumbar, Doni Rahmat Samulo mengatakan delegasi dari Kamboja
dijadwalkan datang ke Sumbar pada 1 dan 2 Agustus 2023. Kunjungan itu merupakan
balasan dari kunjungan delegasi Sumbar ke Kamboja pada 30 April - 3 Mei 2023.
Ia mengatakan kunjungan kerja Gubernur
Sumbar bersama tim ke Phnom Penh, Kamboja itu membawa dua misi. Pertama
menghadiri upacara penganugerahan gelar kehormatan sebagai “Doktor Kehormatan
Dalam Bidang Kemanusiaan” dan “Pelindung Persekutuan Umat Buddha Sedunia (The
WFB)” Kepada Yang Mulia Samdech Techo Hun Sen, Perdana Menteri Kamboja oleh
Universitas Negeri Padang.
Kedua, penjajakan kerja sama dengan Provinsi Phnom Penh,
Kamboja.
"Dua misi ini sukses dilakukan dan khusus
untuk rencana kerja sama, Perdana Menteri Kamboja secara tegas menyatakan
dukungannya dan memerintahkan Provinsi Phnom Penh untuk segera merealisasikan
rencana Sister Province dengan Sumbar dan LoI ditandatangani pada saat
kunjungan PM Kamboja Hun Sen ke Padang pada 1 dan 2 Agustus 2023,"
ujarnya.
Ia mengatakan selain pariwisata, pendidikan,
dan perdagangan, delegasi Sumbar juga menjajaki kemungkinan kerjasama terkait
kepemudaan serta sertifikasi halal.
Kerja sama bidang kepemudaan melalui
pertukaran pemuda dinilai strategis untuk lebih memperkenalkan Sumbar di dunia
internasional.
Menurutnya keseriusan Kamboja untuk bekerja
sama dengan Sumbar diwujudkan dengan langsung menggelar pembicaraan lanjutan
usai PM Kamboja Yang Mulia Samdech Techo Hun Sen mendukung rencana tersebut.
Pembicaraan lanjutan itu dihadiri langsung
oleh Gubernur Phnom Penh yang didampingi oleh Vice Governur, Deputy Governur
dan lainnya.
Phnom Penh adalah ibu kota dan kota terbesar di Kamboja. Kota ini memiliki penduduk sekitar 2.281.951 jiwa atau kurang dari separuh penduduk Sumatera Barat. Phnom Penh telah menjadi ibu kota negara sejak negeri itu dijajah Prancis. Phnom Penh telah berkembang menjadi pusat negara dan pusat industri kegiatan perekonomian, serta pusat keamanan, politik, ekonomi, warisan budaya dan pemerintahan Kamboja.
Phnom Penh berada disekitar Sungai Mekong, yang merupakan sungai utama di Asia dengan panjang 4.200 km (2.610 mil). Sumber asli dari sungai dari dataran tinggi Tibet Tiongkok. Sungai ini melintasi Kamboja dari Utara ke Selatan dengan panjang total 486 km (302 mil) dan melewati Phnom Penh sebagai persimpangan sungai untuk membuat air tawar dan ekosistem untuk kota.
Pernah dikenal sebagai “Mutiara Asia”, dan dianggap salah satu kota peninggalan Prancis yang terindah yang pernah dibangun sebagai kota-kota-di Indochina pada tahun 1920.
Phnom Penh, bersama dengan Siem Reap dan Sihanoukville adalah
tujuan wisata domestik dan global yang signifikan untuk Kamboja. Didirikan pada
tahun 1434, kota ini terkenal karena arsitektur yang indah, sejarah dan atraksi
kebudayaannya. Ada sejumlah bangunan kolonial Prancis yang tersebar di sepanjang
jalan-jalan utama.
(eko)