Plt.Deputi Pencegahan BNPB Harmensyah dan Dirjen Yankes Kemenkes Abdul Kadir |
Padang, Khazminang.id -- Untuk memenuhi kebutuhan darah, perlu
pemenuhan sarana dan prasarana serta peningkatan kemampuan SDM untuk pelayanan
donor darah. “UTD yang kita punya perlu ditingkatkan lagi kapasitas baik sarana
prasarana maupun sumber daya manusianya,” kata Prof. Dr. Abdul Kadir, Dirjen
Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan yang menjadi pembicara utama pada
Webinar Hari Donor Darah Sedunia yang digelar Palang Merah Indonesia secara
nasional.
Khusus dalam rangka
pandemi Covid-19 ini perlu dibuat strategi yang spesifik agar masyarakat mau
mendonorkan darahnya. Jangan sampai karena Covid-19 berjangkit, orang jadi
takut untuk mendonorkan darahnya.
Maka, pelayanan donor
darah yang berkualitas adalah salah satu jawaban di tengah pandemi Covid-19
ini. Dengan demikian akan muncul kembali kesadaran masyarakat untuk mendonorkan
darahnya tanpa rasa takut dan cemas.
Sementara itu Plt.
Deputi Bidang Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB),
Harmensyah menyebutkan bahwa kebiasaan baru dalam kehidupan ini karena adanya
pandemi Covid-19 tentu juga berpengaruh pula kepada ketersediaan stok darah di
Indonesia.
“Sudah bisa diyakini
bahwa kebutuhan darah menjadi sangat tinggi sementara ketersediaan darah
merosot jauh ke bawah,” ujar Harmensyah yang lama bertugas di Padang Panjang
dan Padang itu.
Harmensyah
mengingatkan bahwa tingginya lonjakan kasus Covid-19 bisa mengancam
ketersediaan stok darah nasional. “Jika orang enggan mendonorkan darahnya
karena ketakutan, maka ini adalah bencana baru lagi di Indonesia. Maka saya
kira ini perlu menjadi perhatian bersama, tidak saja oleh PMI tetapi oleh semua
warga Indonesia,” ujar mantan Sekretaris Utama BNPB itu.
Menurut dia, kondisi
pelik ini tidak bisa ditanggulangi satu pihak saja, BNPB saja, Kemenkes saja,
Satgas COvid-19 saja, atau PMI saja. “Kita harus bergerak serempak, kita mesti
gerakkan Pentahelix atau sinergitas,” ujar dia. (eko)