Oleh: RYAN SYAIR
-
GEGAP gempita perhelatan demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, usai sudah. Kini, masyarakat di 37 provinsi dan 508 kabupaten/ kota se-Indonesia, tak terkecuali di Kota Padang, sudah bersiap pula menyongsong helat Pilkada Serentak yang akan digelar 27 November 2024 di muka.
Meski riuh Pemilu 2024 (pileg dan pilpres) masih meramaikan ota kedai di seantaro sudut kota, namun hingar bingar bahasan menyoal kontestasi Pilkada di ibukota Provinsi Sumatera Barat itu, juga tak kalah memantik gairah dan animo warga untuk mengikutinya.
"Basansam juga perang takahnya ini," tukuk Syahrial, seorang warga Pauh dalam sebuah obrolan santai di sebuah kedai kopi di bilangan M. Hatta tadi malam.
Segala ota tentang Pilkada, memang tengah jadi bahasan hangat di lapau Kopi Gedor malam itu. Mulai dari pemetaan bakal calon kandidat, matematika koalisi, saku-saku (kekayaan), potensi kekalahan, sampai kepada urusan dan pengaturan strategi perang agar bisa keluar sebagai pemenang. Padahal, belum satupun dari mereka yang mengaku punya jagoan.
"Sama-sama kita lihat sajalah nanti. Kini, apa yang mau ke disebut, calon pasti saja belum nampak lagi," timpal Mak Itam, salah seorang tokoh masyarakat Pauh.
Pilkada memang masih jauh, namun genderang sepertinya sudah mulai ditabuh. Pantauan media ini, sederetan nama tokoh yang diprediksi dan digadang-gadang akan ikut berkontestasi pada perebutan kursi BA 1 A itu, satu per satu mulai bermunculan. Ada yang masih menyuruk-nyuruk, ada yang sengaja diapung-apungkan, bahkan ada pula yang sudah terang-terangan menyatakan sikap dan kesiapannya untuk sata.
Seperti halnya Ketua DPW Partai NasDem Sumbar, H. Fadly Amran, BBA Dt. Panduko Malano. Walikota Padang Panjang periode 2018-2023 itu, dengan tegas sudah menyatakan niat dan keseriusannya di muka orang banyak untuk ikut Pilkada Kota Padang.
“Setelah menyelesaikan pengabdian di Kota Padang Panjang, kini tiba saatnya memberikan pengabdian terbaik untuk tanah kelahiran saya, Kota Padang,” ujar Fadly saat bersilaturahmi dengan jamaah Masjid Jihad, Kandis, Nanggalo, Jum’at (15/3).
Lecut tangan Fadly selama lima tahun menjadi orang nomor satu di kota berjuluk Serambi Mekkah, memang tak diragukan. Tidak hanya berhasil dalam menorehkan sederetan prestasi hingga mengharumkan nama Padang Panjang di pentas nasional, Fadly juga berhasil membuat kota kecil itu menjadi besar dan bersinar di kancah internasional.
Tak hanya suksesi kepemimpinan sebagai kepala daerah, Fadly yang didaulat menakhodai DPW Partai NasDem Sumbar pada Juli 2022 lalu, juga berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan mengantarkan kader-kader terbaiknya di kursi legislatif. Peningkatan signifikan, bahkan terjadi di hampir seluruh tingkatan, mulai dari DPRD kabupaten/ kota, DPRD Provinsi, hingga DPR RI.
NasDem bisa dikatakan menang besar di Sumbar pada pemilu kali ini. Tiga kursi untuk DPR RI, dua di antaranya diisi oleh perempuan. Sembilan kursi di DPRD Sumbar dan 76 kursi di seluruh kabupaten/kota. Partai NasDem bak mendapat rampasan perang yang melimpah, walau memang diakui masih di bawah target yang diinginkan.
"Tak hanya menang besar di Pemilu 2024, tangan dingin Kak Fadly juga makin menguatkan struktural dan kepengurusan partai di seluruh tingkatan. Soliditas dan loyalitas kader kian terbangun. Harus diakui, Kak Fadly berhasil menjalankan makna restorasi secara utuh," ujar Wakil Ketua DPW Partai NasDem Sumbar, Ka'bati dalam tulisannya berjudul "Fadly Amran Siap Jadi Gubernur Sumbar".
Selanjutnya adalah petahana Walikota Padang, Hendri Septa. Anak politikus senior Partai Amanat Nasional (PAN), M. Asli Chaidir itu, bahkan sejak jauh-jauh hari sudah memantapkan hatinya untuk kembali maju pada Pilkada Kota Padang 2024 ini. Kemantapan hati itu, sudah pula dideklarasikannya di muka publik.
""Insha Allah, saya akan maju (Pilkada). Itu harapan masyarakat kepada saya," tutur Hendri Septa dalam suatu kesempatan di Padang, Kamis (2/3/2023) lalu.
Salah satu alasan yang menguatkan Ketua DPD PAN Kota Padang itu untuk maju dan mempertahankan kursi empuk BA 1 A yang kini tengah didudukinya, antara lain karena masih banyaknya pekerjaan dan program kerja unggulan yang harus dilanjutkan dan dituntaskannya untuk menjadikan Kota Padang lebih baik lagi ke depan.
Sebagaimana diketahui, Partai NasDem pada Pileg DPRD Kota Padang di Pemilu 2024 ini, berhasil menyapu rata seluruh daerah pemilihan dengan raihan 7 kursi di DPRD Padang periode 2024-2029. Secara peringkat perolehan suara, Partai NasDem bahkan menempati urutan ke tiga dengan total 59.770 suara. Di peringkat kedua ada Gerindra dengan 72.349 suara (7 kursi) dan sebagai pemuncak adalah PKS dengan 81.408 suara (7 kursi).
Sementara PAN yang hanya mengantarkan 5 kadernya ke DPRD Padang, harus puas berada di urutan ke empat dengan meraih total 46.979 suara. Posisi PAN disusul Partai Golkar yang juga hanya mampu mengantarkan 5 kadernya dengan total perolehan 42.849 suara.
Sejenak, kita tinggalkan hitung-hitungan kursi, potensi koalisi dan kemungkinan soal poros-poros yang akan terbentuk pada Pilkada Padang nanti. Karena sejauh ini, memang belum berhasil dirangkum nama-nama usungan partai politik yang berpeluang besar masuk bursa kandidat calon walikota dan wakil walikota Padang yang akan berlaga di November 2024 nanti.
Namun demikian, beberapa nama selain Fadly Amran yang sudah memantapkan hati sebagai penantang sang petahana Hendri Septa, belakangan juga mencuat nama Ekos Albar (Wakil Walikota Padang), Muhidi (politisi PKS), Alkudri (pengusaha), Amril Amin (Anggota DPRD Padang), Yusri Latif (Ketua DPC PKB Padang), Eviyandri (Anggota DPRD Sumbar) dan sederetan nama tokoh politik lainnya.
Persoalan siapa akan berpasangan dengan siapa dan diusung oleh koalisi partai politik apa, tentu terlalu dini untuk dikerucutkan, apalagi membuat kesimpulan menyoal itu. Yang pasti, siapa saja warga kota, punya hak dan kesempatan yang sama untuk maju mencalonkan diri. Namun, tentu saja sudah harus siap dengan tiket dan kereta yang akan membawanya ke medan laga.
Munculnya Sosok Wanita
Ada yang menarik dan mengundang kepo dari riuh dinamika dan konstelasi politik jelang helat Pilkada Kota Padang yang selincam ini. Menarik: karena namanya muncul dan mengapung secara tiba-tiba, datangnya tak terduga. Menarik: karena dia wanita. Mengundang kepo: siapa benar gerangan dirinya.
Sovia Lorent. Ya, nama ini belakangan mulai ramai berseliweran di banyak akun media sosial warga kota. Bahkan, juga terpantau masuk dalam bursa kandidat bakal calon walikota Padang di salah satu lembaga survei bertajuk pollingkita. Tak main-main, peringkat perolehan suaranya paling banyak pula. Jikalah besok Pilkada, umpamanya, maka dialah juara. Begitulah kira-kira, eh.
Lalu, siapa sebenarnya Sovia? "Sejatinya, dia adalah pengusaha. Namun sejauh yang saya kenal, saya lebih melihat sosoknya sebagai seorang aktivis perempuan yang konsisten dengan garis perjuangannya. Dua dari banyak hal yang menjadi konsennya adalah kemanusiaan dan pariwisata," kata Rully Afriko, sahabat terdekat Sovia Lorent.
Sovia kata Rully, adalah CEO PT. Lorent Global Indonesia yang bergerak di bidang ekspor impor. Dia juga merupakan owner dari banyak penginapan yang bernaung di bawah bendera The Lorent Group. Tidak hanya di Kota Padang dan Sumatera Barat pada umumnya, bisnis hotel dan penginapan yang terus dikembangkannya lewat Lorent Room Franchaise, juga telah tersebar di sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Sebagai aktivis dan pegiat pariwisata, nama Sovia memang sudah dikenal luas di kalangan pelaku dan pemangku pariwisata Sumatera Barat, Kota Padang khususnya. Dia dikenal memiliki komitmen dan gigih dalam mengedukasi masyarakat, terutama dalam memanfaatkan segala potensi yang ada, untuk selanjutnya dikembangkan sebagai sebuah peluang ekonomi baru di sektor usaha bidang pariwisata.
"Sebuah kerja nyata Sovia, yang sudah pula dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Sebut saja beberapa di antaranya Desa Wisata Lambung Bukit di Pauh dan Tubing di Sungai Kuranji. Masyarakat diayominya, diberi motivasi dan terus diberikan edukasi agar lebih produktif dalam memanfaatkan potensi alam kampung halaman mereka. Saya ingat betul, atas dedikasinya ini, Sovia dinobatkan sebagai Brand Ambassador Traveller Sumatera Barat pada tahun 2007 lalu," beber Rully.
Kini, Sovia yang dipercaya menjabat Ketua DPD Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Sumbar itu, tengah mananjaki karir bisnisnya sebagai seorang eksportir termuda dan satu-satunya orang Minang asli di tengah mayoritas pelaku ekspor rempah, yang rata-rata berasal dari kalangan India keturunan, ataupun China. Beberapa buyer Sovia tersebar di Pakistan, Dubay dan sejumlah negara di belahan Eropa.
Nama Sovia, sebenarnya juga tak asing di kalangan akademisi dan civitas perguruan tinggi di Sumatera Barat. Apa pasal, sejak tahun 2013 silam, Sovia Lorent masuk dalam deretan daftar tokoh muda daerah yang cukup diperhitungkan. Dia sering diundang sebagai nara sumber dan pemateri di berbagai seminar, diundang sebagai pembicara di stasiun TV lokal, nasional, bahkan internasional. Dalam banyak kesempatan, dia acap pula diundang untuk memberikan kuliah umum di kampus-kampus.
Tak sekadar populer dan dikenal luas di dunia pariwisata dan perhotelan Sumatera Barat, Sovia yang berhasil membawa 2.077 orang wisatawan mancanegara ke Sumbar dan menginap di salah satu akomodasi villa miliknya pada rentang 2015-2019 lalu, juga dikenal sebagai pribadi yang kental dengan naluri kewanitaan dan sisi-sisi keibuannya. Ia paling tak bisa melihat orang susah, yang hidup dalam ketidak adilan dan ketimpangan sosial. Batinnya berontak jika sudah berhadapan dengan keadaan itu.
Sovia yang juga merupakan seorang Trainer & Motivator (Branding Awareness) itu, diketahui memiliki banyak anak asuh (yatim), yang hingga kini dirawatnya dengan penuh kasih. Sampai sekarang, ia juga intens dalam memotori berbagai giat kemanusiaan. Ia tak sungkan untuk turun langsung dalam menggalang dana bagi korban bencana, kaum dhuafa dan mengumpulkan donasi untuk diserahkan ke panti-panti asuhan.
"Rasanya, tak salah jika nama Sovia Lorent mencuat di bursa kandidat bakal calon walikota Padang. Walau secara pribadi baru sebatas mengenal namanya, namun saya tahu persis profesi dan usaha yang digelutinya. Saya juga banyak mendengar tentang sepak terjangnya di pariwisata dan kepeduliannya dalam urusan kemanusiaan. Terlepas dari apapun posisinya (walikota/ wakil walikota), hemat saya Sovia punya kapasitas dan layak untuk memimpin kota ini," ujar Arvin Badrika, salah seorang milenial Kota Padang yang dimintai komentarnya terkait munculnya sosok Sovia.
"Kota Padang itu butuh penyegaran, butuh perubahan. Padang butuh pemimpin yang benar-benar berkhidmat dan gerak cepat untuk memajukan ibukota provinsi ini," sambung Arvin.
Hingga kini, Sovia Lorent masih menjadi satu-satunya perempuan yang mengapung dan digadang-gadang masuk dalam bursa kandidat bakal calon walikota Padang. Kemunculan Sovia Lorent, hadirnya seorang wanita di antara petahana dan barisan penantang di Pilkada Kota Padang 2024 ini, tentu akan memberikan warna, menjadi alternatif pilihan dan tentunya kelak akan menjadi sejarah baru bagi konstelasi Pilkada di kota berpenduduk 942.938 jiwa ini.
Yang pasti, Pilkada masih lama, masih 8 bulan ke muka. Itu dulu saja! **