×

Iklan


Nevi Zuairina Ajak Perempuan Rayakan Idul Fitri dengan Sederhana

11 Mei 2021 | 11:19:40 WIB Last Updated 2021-05-11T11:19:40+00:00
    Share
iklan
Nevi Zuairina Ajak Perempuan Rayakan Idul Fitri dengan Sederhana
Nevi Zuairina

Padang, Khazminang.id -- Harus diakui bahwa kaum perempuan dan ibu-ibu menjadi bagian yang paling banyak menerima dampak pandemi Covid-19. Dari yang suaminya kehilangan pekerjaan, sampai perempuannya sendiri harus menanggung beban keluarga.

"Lebaran tahun ini menjadi lebaran kedua dan amat berat bagi kaum perempuan. Karena itu saya mengajak kaum perempuan dan ibu-ibu di Sumatera Barat untuk menyambut dan merayakan Idul Fitri dalam kondisi yang serba terbatas ini mengutamakan makna dari Idul Fitri itu, bersandar pada ibadahnya. Bahwa kita harus menyadari, pergerakan atau mobilitas yang tinggi akan menghasilkan interaksi-interaksi yang pada akhirnya bisa menjadi media penyebar virus corona pula," kata anggota Komisi VI DPR RI, Nevi Zuairina hari ini.

Ia mengatakan, karena biasanya kaum perempuan dan ibu-ibu adalah memegang 'kendali beli' dalam rumah tangga, maka pada masa pandemi covid-19 ini lebih baik dijadikan momentum untuk hidup hemat, sederhana dan senantiasa mengutamakan menjaga kesehatan. Jika sakit atau terinfeksi Covid-19, itu akan semakin memperburuk ekonomi keluarga," kata Nevi.

    Menurut istri mantan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno itu, Idul fitri tahun ini masih dalam kondisi pandemi yang justru sudah masuk gelombang kedua dan ketiga. Ancaman virus covid-19 dengan varian-varian barunya semakin mengharuskan kita memperteguh keinginan untuk bersama-sama melawannya. "Kebersamaan dan selalu bersama seayun sejalan, para perempuan mendorong suami dan anak-anaknya untuk tetap taat pada protokol kesehatan serta terus memperkuat imun tubuh adalah cara yang mungkin untuk melawan Covid-19," katanya.

    Ia juga memaklumi bahwa kerinduan keluarga yang di rantau terhadap keluarga di kampung halaman atau sebaliknya adalah hal yang sangat manusiawi, apalagi sudah dua kali Idul fitri tidak kunjung terujudkan. Tapi, ini juga adalah ujian, ujian kesabaran. "Toh, di era digital ini, kerinduan untuk bertemu muka masih bisa ditumpahkan lewat teknologi komunikasi. Dengan terknologi, tidak ada masalah jarak, ruang dan waktu lagi. Memang tidak bisa kontak fisik, tetapi itu saja sudah cukup," ujarnya.

    Penderitaan Kaum Perempuan

    Kepada perempuan pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja karena covid-19 ini, Nevi Zuairina meminta untuk bersabar dan tetap hendaknya membangun semangat, berkreasi guna mempertahankan ekonomi rumah tangga.

    "Jangan patah semangat, teruslah melakukan apa saja yang halal dan baik," ujar dia.

    Seperti diketahui, di Indonesia saat ini  terdapat 623.407 pekerja perempuan terkena dampak pandemi corona yang menyebar di dalam negeri beberapa bulan belakangan ini. Beberapa dari mereka dirumahkan, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dan pemulangan pemagangan akibat penyakit itu.

    Menurut Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah  jumlah tersebut sebenarnya lebih rendah dari pria yang mencapai 1.552.521 orang. Namun, ia mengatakan secara beban, masalah yang dipikul oleh kaum perempuan pada masa covid-19 lebih banyak ketimbang pria.

    "Jumlah pekerja perempuan yang terdampak lebih rendah daripada pria, tapi beberapa studi menunjukkan perempuan dapat beban tambahan akibat pandemi," ungkap Ida.

    Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengakui bahwa perempuan lebih rentan terkena dampak Covid-19. Ini karena berdasarkan studi dari McKinsey, sebanyak 70 persen dari total pekerja di sektor kesehatan adalah perempuan. 

    “Jadi karena ini sekarang Covid-19 itu mengancam jiwa berarti perempuan is more vulnerable atau lebih rentan menghadapi itu,” kata Sri Mulyani.

    Tak hanya dari sisi sektor kesehatan, Sri Mulyani menyatakan pandemi yang menekan Usaha Kecil Menengah (UKM) juga memberikan dampak besar terhadap para perempuan. Hal itu terjadi karena sebanyak 93 persen pekerja di sektor informal seperti UKM adalah kaum perempuan sehingga dampak pandemi lebih terasa untuk mereka. 

    DPR RI termasuk Komisi VI dimana Nevi Zuairina ada di dalamnya terus mendorong pemerintah untuk hadir membantu perempuan dalam mengatasi krisis tersebut melalui instrumen keuangan negara yaitu APBN. Oleh pemerintah, melalui Menteri Keuangan dibuatkan kebijakan  dengan memberikan bantuan dalam program PEN khususnya pada perlindungan sosial yang memakan anggaran hingga Rp 157,41 triliun dan ditujukan untuk PKH, Kartu Sembako, bansos tunai, dan lainnya. 

    "Mayoritas bantuan sosial dalam perlindungan sosial ditujukan kepada keluarga di mana yang menerima adalah para perempuan. Tak hanya itu, anggaran juga dialokasikan untuk memacu kebangkitan UMKM melalui program PEN khususnya dukungan UMKM seperti subsidi bunga hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR)," ujar Menteri Sri Mulyani Indrawati. (eko)