×

Iklan


Menunggu Parle 18 Orang

02 Oktober 2024 | 21:06:09 WIB Last Updated 2024-10-02T21:06:09+00:00
    Share
iklan
Menunggu Parle 18 Orang

Oleh: Miko Kamal (Advokat dan Wakil Rektor III Universitas Islam Sumatera Barat)

Padang, Khazanah -- Delapan belas orang baru dilantik dan diambil sumpahnya, di Senayan. Empat belas anggota DPR dan 4 orang lainnya anggota DPD. Mereka bagian dari 732 orang anggota DPR dan DPD RI yang Selasa, 1 Oktober 2024 berbunga-bunga di Senayan.

Ke 18 orang tersebut adalah putra-putri hebat Sumatera Barat. Macam-macam jenis hebatnya. Tidak usah pula saya jabarkan satu persatu kehebatan mereka itu. Pokoknya hebatlah. Kalau tidak hebat, tidak mungkinlah mereka bisa berlabuh di Senayan.

    Sekarang kita menunggu kehebatan mereka selanjutnya. Hebat berdebat, berdiskusi dan membangun serta mempertahankan bangunan argumen sebagai wakil rakyat. Dalam bahasa Inggris disebut "Parle" atau "Parley".

    "Parle" atau berdebat merupakan turunan wajib dari fungsi konstitusional setiap anggota dewan: legislasi, budgeting dan pengawasan. Dalam menjalankan fungsi legislasi, mereka berdebat keras mempertanyakan dan/atau mempertahankan rancangan undang-undang yang sedang mereka bahas.

    Di bidang budgeting mereka juga mesti mati-matian berdebat dengan pemerintah agar rancangan keuangan yang disusun semata-mata untuk memenuhi hak rakyat. Sebagai pengawas juga begitu, mereka harus menegangkan urat leher mengawasi kebijakan pemerintah yang secara hukum dan akal sehat tidak sesuai dengan prinsip kedaulatan rakyat.

    Tugas utama anggota dewan memang "Parle" yang sebagai institusi disebut parlemen. Yang lain tugas tambahan atau aksesoris saja. Misalnya, membawa proyek ke daerah pemilihannya. Tapi, bukan berarti membawa proyek-proyek besar ke kampung tidak penting. Penting. Bahkan dalam keadaan tertentu sangat penting. Apalagi di tengah fakta daerah kita yang "minus" uang. Tapi, sekali lagi, janganlah itu meninggalkan tugas utama yang dibebankan Konstitusi. 

    Pengamatan saya, selama ini, sangat jarang kita dengar anggota dewan kita yang "Parle" dengan gigih di Senayan. Dari dulu jumlah wakil kita di Senayan tetap sama dengan yang sekarang: 18 orang. Tapi yang menjalankan tugas utamanya itu boleh dihitung jari tangan kanan saja.

    Paling 2 atau 3 orang saja yang "Parle" di Senayan. Ada Andre Rosiade, Guspardi Gaus dan sesekali terdengar suara Nevi Zuairina. Yang lain sepertinya sangat senang mengaktifkan mode "mute": diam saja. Atau, mungkin mereka bagian dari anggota dewan yang berbunga-bunga saat pelantikan saja dan malas datang di rapat-rapat resmi. Belum punya data saya tentang ini.

    "Parle" para anggota dewan yang 18 orang itu tidak hanya diharapkan terjadi di dalam ruangan sidang. Di luar ruang sidang harusnya juga begitu. Misal, dalam diskusi-diskusi publik yang mengadu otak atau pernyataan-pernyatan lepas yang disiarkan media.

    Sekarang mari kita ucapkan selamat kepada mereka yang baru saja dilantik dan disumpah. Kita tunggu keriuhan "Parle" mereka di dalam dan di luar Senayan beberapa bulan ke depan.

    Sebagai pengingat saja, mereka adalah: Andre Rosiade, Ade Rezki Pratama, Shadiq Pasadigoe, Lizda Hendrajoni, Cindy Monica Salsabila, Athari Gauthi Ardi, Arisal Aziz, Zigo Rolanda, Benny Utama, Rahmat Saleh, Nevi Zuairina, Mulyadi, Rico Alviano, Alex Indra Lukman, Irman Gusman, Jelita Donal, Muslim Yatim dan Cerint Irraloza Tasya.

    Jika dalam 3 atau 6 bulan ke depan diantara 18 orang itu masih mengaktifkan mode "mute", kita akan bangunkan mereka, bahwa mereka sengaja dikirim ke Senayan untuk "Parle" demi memperjuangkan hak-hak konstitusional kita. (*)