×

Iklan


Media Digital dan Sosialisasi Caleg Perempuan

31 Oktober 2023 | 15:36:44 WIB Last Updated 2023-10-31T15:36:44+00:00
    Share
iklan
Media Digital dan Sosialisasi Caleg Perempuan

Oleh : Devi Diany*

 

Agaknya memang tidak mudah bagi para caleg perempuan untuk bertarung di panggung politik. Banyak hal yang harus mereka persiapkan sebelum terjun menyosialisasikan diri di tengah masyarakat. Salah satunya kondisi kekinian dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, dibutuhkan kejelian dan kepiawaian para caleg perempuan dalam memahami karakter pemilihnya.

    Pemilih pemula dan pemilih muda memiliki pengaruh yang sangat penting dalam Pemilu 2024 mendatang. Mereka memiliki segmen yang unik dan menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar. Pemilih pemula dan pemilih muda dengan rentang usia 17 – 40 tahun ini jumlahnya sekitar 107 juta orang atau 50-53 persen dari total jumlah pemilih 204,8 juta. Angka yang fantastik ini merupakan market politik yang besar bagi para kostestan Pemilu 2024,

    Tak mengherankan jika para peserta Pemilu 2024 gencar melakukan sosialisasi dan pendekatan pada pemilih muda ini. Namun tentunya harus dilakukan sesuai dengan kecendungan perilaku mereka yang sangat erat kaitannya dengan smartphone dan dunia maya. Dari sini pula pesoalan itu bermula. Sebab nyaris sebagian besar caleg perempuan itu kurang paham atau tak terlalu mengikuti perkembangan dunia para pemilih pemula dan pemilih muda yang identik dengan generasi milenial dan generasi Z.

    Content Creator dan Sosial Media Langgam.id,  Mukhtar Safii yang menjadi narasumber utama dalam loka latih yang digelar Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) Sumbar, Senin (29/10/2023), menyebut Generasi Milenial adalah mereka yang lahir pada periode tahun 1981-1996 atau saat ini mereka berusia sekitar 27-42 tahun. Generasi Milenial tumbuh bersama dengan perkembangan teknologi, terutama internet. Mereka cenderung terhubung secara digital, suka berbagi kehidupan mereka di media sosial, dan memperjuangkan isu-isu sosial.

    Sedangkan Generasi Z adalah kelompok anak muda yang lahir periode tahun 1997-2012 atau saat ini berusia sekitar 10-25 tahun. Generasi Z merupakan generasi pertama yang benar-benar tumbuh dalam era digital. Mereka terbiasa dengan perangkat teknologi, media sosial, dan berbagai platform online. Mereka cenderung lebih mandiri dalam belajar dan berkembang.

    Untuk menarik simpati kelompok ini tentunya caleg perempuan harus mampu beradaptasi dengan keseharian mereka, berbaur dan memahami perilaku mereka. Salah satunya dengan belajar aktif membuat konten sosialisasi diri di media sosial. Selama ini yang telah umum dilakukan untuk sisoalisasi diri para caleg adalah dengan penyediakaan alat peraga kampanye (APK) yang terdiri dari spanduk, baliho, kartu nama, stiket, kalender dan lainnya. Lalu alat peraga itu dibagi-bagikan kepada masyarakat.

    Nah, sekarang sedikit bergeser dari hal yang biasa tersebut. Meski sosialisasi diri dengan cara penyediaaan APK itu tetap dapat dilakukan, namun dengan berbagai pertimbangan dan salah satunya adalah menyasar pemilih pemula dan pemilih muda, maka caleg perempuan harus belajar menggunakan sejumlah aplikasi pembuat konten. Bingung, tentu saja. Istilah kerennya gagap teknologi (gaptek). Karena selama ini kaum ibu itu tak terbiasa membuat konten atau mereka belum pernah menjadi kreator. Mereka umumnya merupakan konsumen atau penikmat dari berbagai konten yang ditayangkan berbagai platform media. Selain itu, smarthphone yang digunakan juga harus memiliki kapasitas yang memadai untuk membuat sebuah konten.

    Beruntung LP2M menggelar loka latih “Peningkatan Kapasitas Keterampilan Menggunakan Media Digital dalam Kampanye Politik untuk Pemenangan Caleg Perempuan”, pesertanya para caleg perempuan dari seluruh partai politik peserta Pemilu 2023, Senin (29/10/2023). Kebetulan pnulis menjadi salah satu pesertanya. Bersama para caleg lainnya, kami sangat antusias mendengarkan penjelasan dari narasumber. Apalagi ketika narasumber memberi kesempatan kepada para peserta untuk praktek membuat konten melalui aplikasi Capcut dan Canva.

    Dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi tersebut, maka jadilah sebuah tayangan video atau culikan foto tentang profil caleg perempuan dalam berbagai gaya dan aktivitas yang dilakukannya. Lalu cuplikan video atau foto itu bisa disebarluaskan ke grup-grup Whatapps, Facebook, Instagram atau platform lainnya seperti Tiktok atau Snackvideo. Dalam sekejap, tayangan video tersebut bakal menyebar dan menyasar para pemilih-pemilih potensial tersebut. Ini menjadi bagian dari kerja cerdas para cleg perempuan dalam sosialisasi dirinya.

    Itu baru satu dari sekian banyak hal yang bisa dilakukan caleg perempuan untuk lebih maksimal dalam melakukan sosialisasi diri di tengah masyarakat. Tak perlu berkecil hati, yang penting tetap semangat dan terus belajar serta meningkatkan kapasitas diri. Dan yang lebih penting lagi tentunya dukungan dari berbagai pihak terhadap caleg perempuan sehingga keberadaannya tak sekedar memenuhi kuota 30 persen caleg perempuan  tetapi sukses melenggang dan duduk sebagai wakil rakyat di parlemen. Semoga… []

     

     

    *Caleg DPRD Sumbar Dapil Kota Padang dari Partai Golkar