×

Iklan


Luar Biasa! Jamaah Masjid Beriyur Beli Kapal Selam Pengganti Nanggala 402

03 Mei 2021 | 22:50:00 WIB Last Updated 2021-05-03T22:50:00+00:00
    Share
iklan
Luar Biasa! Jamaah Masjid Beriyur Beli Kapal Selam Pengganti Nanggala 402
Majid Jogokariyan Yogyakarta, jamaahnya beriyur untuk beli kapal selam

Yogyakarta, Khazminang.id– Perhatian umat Islam terhadap tragedi tenggelamnya KRI Nanggaa 402 sungguh luar biasa. Bahkan umat Islam berharap bisa beriyur membeli kapal pengganti, agar para pahlawan Hiu Kencana bisa berlayar menjaga perairan Indonesia dengan tenang karena kapalnya baru

Hanya dalam waktu delapan hari (sejak dibuka donasi pada Senin, 26/04), patungan rakyat Indonesia membeli kapal selam pengganti KRI Nanggala 402 yang digerakkan oleh anak-anak muda jamaah Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, telah terkumpul sekitar Rp1,7 miliar.

    Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Muhammad Jazir mengatakan, jumlah itu sebagai bukti luar biasanya ungkapan cinta rakyat Indonesia kepada negara yang selama ini nampak tidak pernah disentuh secara langsung.

    "Ekspresi cinta tanah air secara masif itu setelah sekian lama sejak revolusi 1945 hingga 1948 dalam mempertahankan kemerdekaan tidak ada lagi. Jadi itu sebuah kerinduan, sentuhan dengan tulus masyarakat ketika negara memanggil, sangat luar biasa," kata Jazir seperti dilansir  BBC Indonesia, Selasa (03/05).

    Jazir mengatakan, patungan rakyat tersebut akan diberikan kepada negara yang kemudian digunakan untuk membeli kapal selam.

    "Sangat memprihatinkan pertahanan laut kita sekarang sangat lemah di saat laut sekarang menjadi sangat strategis. Kami akan mengerakan semakisimal mungkin supaya pengadaan itu terwujud. Sampai sekarang tidak ada skenario apabila tidak tercapai." kata Jazir dengan optimis. 

    Pengamat militer dari Universitas Indonesia Connie Rahakundini Bakrie mengapresiasi gerakan rakyat yang dimulai dari tempat ibadah itu dan menunjukkan besarnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan militer.

    "Konglomerat kaya saja tidak ada yang memikirkan seperti itu. Ini sangat luar biasa, tapi TNI berdasarkan UU hanya dibiayai oleh negara. Jadi donasi itu bisa dikirim ke negara seperti melalui Kementerian Keuangan," kata Connie.

    Terlepas dari itu, Connie menambahkan musibah KRI Nanggala 402 dan besarnya dukungan serta kepedulian rakyat harus dimaknai sebagai "pukulan keras" untuk segera melakukan revolusi anggaran kebijakan dalam memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), khususnya TNI Angkatan Laut - mengingat Indonesia adalah negara maritim.

    "Harus dilakukan revolutionary on budget affair dengan threat atau capability base, bukan budget base seperti sekarang karena tidak akan terkejar. Lalu dengan memanfaatkan kekuatan geopolitik Indonesia seperti yang dilakukan Bung Karno, miiter Indonesia terkuat di bumi bagian selatan," kata Connie.

    Kekuatan militer Indonesia termasuk Angkatan Lautnya - yang sempat menjadi terbaik di masa Presiden Sukarno - kini tertatih-tatih untuk menjaga laut seluas 5,8 juta kilometer persegi atau 71% dari keseluruhan wilayah Indonesia, tambah Connie.

    Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Julius Widjojono mengapresiasi empati yang ditunjukkan masyarakat yang melintasi agama, sektoral hingga negara atas duka KRI Nanggala 402.

    Terkait dengan perlu dilakukannya penambahan anggaran dan peningkatan alutsista TNI AL, Julius menambahkan bahwa TNI AL menyerahkan keputusan tersebut kepada Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI.

    "Kami sudah ajukan kebutuhan mengacu pada grand strategi AL. Keputusan ada di pihak atas, mau diberikan apa, seperti apa, kami siap melaksanakannya," kata Julius.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengaku, belum dilakukannya modernisasi alutsista dengan cepat dikarenakan "keterpaksaan dan karena mengutamakan pembangunan kesejahteraan".

    Pada 2020, dari sekitar Rp117 triliun anggaran pertahanan, hampir 50% nya atau sebesar Rp53 trilun digunakan untuk belanja pegawai, dan sekitar Rp30 triliun untuk belanja barang serta Rp34 triliun untuk belanja modal.

    Sekumpulan anak muda di Masjid Jogokariyan Yogyakarta yang merasa berduka dengan musibah Kapal Selam KRI Nanggala 402 berinisiatif untuk mengumpulkan dana untuk santunan dan mengganti kapal selam tersebut.

    "Mereka pikir beli kapal seperti beli mobil, tapi ini niat dan imajinasi yang baik, kami dukung. Lalu sorenya, anak-anak bergerak mengumpulkan donasi di pasar sore Ramadhan Kampung Jogokariyan," cerita Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Muhammad Jazir.

    Hasilnya, terkumpul Rp15 juta untuk santunan dan Rp6,5 juta untuk membeli kapal. Beberapa saat kemudian, muncul antusias dari masyarakat agar dibuat rekening donasi.

    "Hari ini, sejak Senin lalu, sudah kira-kira Rp1,7 miliar, pecahan terbesar Rp10 juta per orang. Lalu, karena pengadaan itu ditentukan oleh UU, tentu hibah kita kepada negara, nanti negara yang memberikan kepada TNI AL," kata Jazir.

    Melalui donasi ini juga, Jazir berharap agar kekuatan alutsista pertahanan dapat diperkuat terutama untuk TNI AL yang memiliki tantangan tugas berat.

    "Laut itu sulit sekali diawasi sehingga perlu banyak kapal selam untuk negara maritim yang sangat luas ini, sementara armada AL kita hanya sedikit. Seyogyanya TNI AL diperkuat dengan armada kapal yang lebih banyak terutama kapal selam," kata Jazir.

    Jazir melanjutkan, urunan rakyat yang jumlah terbesarnya Rp10 juta per orang itu rencanannya akan digunakan untuk membeli kapal selam buatan dalam negeri, seperti dari PT PAL.

    "Kami ingin membangun nasionalisme, ingin membangkitkan semangat kemandirian alutsista. Semangat dari anak-anak membeli kapal kemudian berkembang ke kemandirian alutsista dalam negeri," katanya.

    Rencananya, donasi akan dibuka dalam waktu sebulan ke depan.

    "Setelah sebulan terhimpun, kami akan mengunjungi PT PAL menanyakan tentang kapal selam dan berapa kurangnya, kemudian menggerakan lagi sehingga bisa tercapai. Kami mengikuti aturan UU, hibahnya kepada negara yang kemudian digunakan oleh Kemhan” ujar dia.n (eko/sumber bbc)