×

Iklan


Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual, Pemprov Sumbar Gelar Diskusi Spesifik untuk Tindakan Preventif

08 Agustus 2024 | 18:53:32 WIB Last Updated 2024-08-08T18:53:32+00:00
    Share
iklan
Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual, Pemprov Sumbar Gelar Diskusi Spesifik untuk Tindakan Preventif

Padang – Kasus kekerasan seksual pada anak yang belakangan marak mencuat kepermukaan, benar-benar telah mencoreng nama baik Sumbar. Pasalnya, selama ini Sumbar dikenal luas memegang teguh falsafah "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah".

Oleh sebab itu, Pemprov Sumbar melalui OPD terkait menyikapinya dengan mengadakan diskusi spesifik yang melibatkan seluruh unsur. Tujuannya, agar langkah-langkah preventif dapat segera diambil.

"Hal seperti ini mestinya tidak terjadi dan tidak boleh lagi terjadi di Sumbar," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi saat menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Seminar Nasional dan Musyawarah Wilayah Himpunan Ilmuan dan Sarjana Syariah Indonesia (HISSI) Sumbar di Auditorium Gubernuran, Kamis (08/08/2024).

    Mahyeldi menyebut, sebelumnya diskusi spesifik terkait masalah ini, telah pernah dilakukan dan dihadiri oleh seluruh pihak terkait di Sumbar. Beberapa rencana aksi untuk tindakan preventif, juga berhasil disepakati dalam diskusi tersebut.

    Adapun rincian rencana aksi yang telah disepakati itu di antaranya, melakukan kegiatan Pekerja Sosial (Peksos) goes to school, Peksos goes to pesantren, penguatan edukasi pada anak tentang bagian tubuh sensitif yang tidak boleh disentuh orang lain, edukasi pada anak agar berani melaporkan tindak kekerasan yang dialami, video stop kekerasan pada anak hingga khutbah jumat dengan tema stop kekerasan pada anak.

    "Tidak ada salahnya, kegiatan FGD tentang ini kita laksanakan lebih sering, kalau bisa dengan pemateri berbeda. Tujuannya, agar hasilnya menjadi lebih terukur dan matang, karena nanti, itu akan kita jadikan dasar dalam pengambilan kebijakan," tegas Mahyeldi.

    Mahyeldi juga mengingatkan, namun pemerintah tidak bisa jalan sendiri dalam mengatasi permasalahan ini. Perlu peran aktif dari banyak pihak, terutama tokoh agama, tokoh adat, dan seluruh masyarakat.

    Sebab kearifan lokal Minangkabau, telah mengajarkan bahwa peran tali tigo sapilin dan tungku tigo sajarangan (tokoh adat, tokoh agama, dan cerdik pandai) terbukti efektif untuk menyelesaikan banyak persoalan di tengah masyarakat. Peran itu, yang saat ini perlu kita perkuat kembali. (devi/adpsb).