×

Iklan


Limbah Suling Sereh Wangi untuk Kesejahteraan Petani

16 Desember 2020 | 23:45:07 WIB Last Updated 2020-12-16T23:45:07+00:00
    Share
iklan
Limbah Suling Sereh Wangi untuk Kesejahteraan Petani

Dr. Ir. Eka Candra Lina, SP. MSi. IPM

 KELOMPOK tani Laiang Jaya merupakan kelompok tani sereh wangi yang berada di Solok, Sumatera Barat. Kelompok tani ini mempunyai persoalan yang membutuhkan adanya solusi. Adapun persoalan yang dihadapi oleh kelompok tani Laiang Jaya adalah harga jual minyak sereh wangi yang sangat rendah yaitu Rp140.000/liter.

Persoalan ini berkaitan erat dengan rendemen minyak atsiri yang rendah sekitar 0,5-1,2% dari total bahan baku yang disuling, sedangkan dalam proses penyulingan dihasilkan limbah cair (hidrosol) dalam jumlah besar sebanyak 50%-60%, juga menghasilkan limbah padat berupa ampas hijauan sereh wangi.

    Hidrosol merupakan emulsi minyak atsiri yang terikat pada air dan masih mengandung 0,02% minyak atsiri. Saat ini hidrosol yang dihasilkan belum dimanfaatkan secara optimal oleh petani sereh wangi. Petani menggunakan hydrosol untuk menyiram kandang sapi, agar tidak menimbulkan bau yang menyengat dan mengurangi lalat.

    Mengingat jumlah yang dihasilkan cukup banyak, petani sangat berharap agar hidrosol yang di peroleh dalam jumlah besar ini dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual, sehingga bias mengimbangi harga minyak atsiri yang sering berfluktuasi. Hidrosol sereh wangi mengandung senyawa terpenoid dan sesquiterpenoid seperticitronelal, citronellol, dan geraniol yang bersifat menghambat makan dan menghambat pertumbuhan serangga serta menolak serangga (repellent).

    Potensi hydrosol sebagai pengendali hama atau insektisida botani dapat dikembangkan lebih lanjut agar memiliki aktivitas insektisida yang baik dan bernilai jual. Kebutuhan pestisida di daerah Solok yaitu sentra pertanaman sayuran Alahan Panjang sangat tinggi. Penggunaan insektisida sintetik yang berlebihan menyebabkan kerusakan lingkungan, mengganggu kesehatan konsumen dan resistensi hama itu sendiri.

    Penggunaan insektisida botani di dunia pertanian saat ini sangat digalakkan, kesadaran masyarakat akan makanan yang aman produksi dan konsumsi semakin meningkat. Selain itu pertanian yang berwawasan lingkungan juga mensyaratkan pengendalian hama dan penyakit yang aman bagi lingkungan dan organisme bukan sasaran lainnya.

    Pembuatan insektisida botani dengan system emulsifikasi spontan menghasilkan insektisida botani dengan ukuran partikel nano. Aktivitasi insektisida dapat ditingkatkan dengan menambahkan bahan tanaman yang memiliki sifat racun syaraf seperti sirih hutan (piper aduncum) yang mudah ditemukan di hutan dan lahan-lahan kosong di sekitar lokasi petani mitra.

    Isolasi bahan aktif sirih hutan dilakukan dengan system penyulingan, sehingga tidak menyulitkan bagi petani untuk memproduksi dan tentu saja menambah pendapatan melalui alternative pemanfaatan alat suling saat tidak digunakan.Tujuan kegiatan ini adalah transfer ilmu pengetahuan terkait pemanfaatan limbah sereh wangi menjadi produk bermanfaat seperti sebagai bahan baku insektisida botani.

    Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah adanya penyuluhan, workshop, pelatihan, pendampingan dan evaluasi kegiatan. Selanjutnya luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah publikasi di media masa, publikasi di jurnal terakreditasi dan buku mengenai produk turunan sereh wangi. Pada akhir program di tahun ke-3 diharapkan akan muncul usaha baru yang mandiri. Kegiatan ini diharapkan dapat member dampak bagi kesejahteraan petani mitra khususnya dan masyarakat di sekitar lokasi pada umumnya. (**)