×

Iklan


Kontraproduktif, PAN Tak Setuju Wacana Koalisi Poros Islam

18 April 2021 | 21:26:59 WIB Last Updated 2021-04-18T21:26:59+00:00
    Share
iklan
Kontraproduktif, PAN Tak Setuju Wacana Koalisi Poros Islam
PARTAI Islam di Indonesia digagas PKS dan PPP, mewacanakan koalisi poros partai Islam menghadapi Pilpres 2024 mendatang. IST

Jakarta, Khazminang.id-- Koalisi parpol Islam atau poros partai Islam untuk Pilpres 2024 yang digadang-gadang usai pertemuan politik PKS dan PPP pada Rabu (14/4) lalu, mengundang respons dari sejumlah partai, terutama yang selama ini identik dengan agama mayoritas di Indonesia tersebut.

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi dengan tegas menyatakan pihaknya tak akan bergabung dalam rencana koalisi poros partai Islam yang hendak digagas PKS dan PPP tersebut. "PAN tidak akan ikut wacana poros Islam," kata Viva Yoga.

Viva menyebut semua pihak harus hati-hati menggunakan politik identitas berbasis agama sebagai merek untuk 'dijual' ke publik. Menurutnya, simbol agama tak perlu dibawa-bawa dalam politik Indonesia. "Karena dapat menyebabkan keretakan kohesivitas sosial dan dapat mengganggu integrasi nasional," ujarnya.

    Viva menilai wacana koalisi partai berbasis agama akan memunculkan antitesis poros lain yang berbasis nonagama. Menurutnya, kondisi politik semacam ini tentu ahistoris dan tidak produktif bagi kemajuan bangsa Indonesia.

    "Sebaiknya wacananya diarahkan ke adu ide dan gagasan untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan sumber daya manusia unggul, memperbaiki kesehatan dan perekonomian nasional," katanya.

    Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan alias Zulhas menilai wacana pembentukan koalisi poros partai Islam untuk menghadapi Pilpres 2024 kontraproduktif dengan upaya rekonsiliasi nasional serta memperkuat persatuan dan kesatuan.

    "Dalam satu dua hari ini, saya menyimak munculnya wacana pembentukan koalisi partai Islam untuk pemilu tahun 2024. Saya menilai wacana ini justru kontraproduktif dengan upaya kita melakukan rekonsiliasi nasional, memperkuat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa dan negara," kata Zulhas.

    Dia menyatakan wacana membentuk poros partai Islam di Pilpres 2024 justru akan memperkuat politik aliran di Indonesia. Menurutnya, hal itu tidak boleh terjadi dan semua pihak harus berjuang untuk kebaikan dan kepentingan seluruh golongan.

    "Seharusnya saat ini kita bersama-sama berpikir untuk kesejahteraan rakyat, mewujudkan ide kesetaraan, merumuskan gagasan tentang kedaulatan, dan seterusnya," katanya.

    Lebih lanjut, Zulhas berpendapat seharusnya parpol bersama-sama berpikir agar Indonesia memiliki pemerintahan yang bersih dan penegakan hukum yang adil. "Bagaimana agar kita memiliki ekonomi yang setara, bagaimana agar kita tidak lagi bergantung pada impor pangan dari negara lain, bagaimana memperkuat militer dan pertahanan kita, bagaimana menciptakan harmoni di tengah segala perbedaan yang ada," ungkapnya.

    PKB Tertarik

    Terpisah, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid membuka kemungkinan pihaknya mendukung wacana tersebut. Jazilul mengatakan rencana tersebut harus digagas serius dan punya arah yang jelas untuk masyarakat luas.

    "Terbuka kemungkinan untuk mendukung dan bergabung bila wacana ini digagas dengan serius dan memiliki arah dan format yang jelas bagi perubahan masa depan Indonesia," kata Jazilul.

    Selain itu, Jazilul menilai wacana tersebut bisa membangun poros kekuatan demokrasi baru di Indonesia. Salah satunya dengan menawarkan ide dan pelbagai program keummatan yang lebih baru. "Tentunya tidak berhenti pada wacana yang mengawang-awang," ujarnya. ryn/cnn