Khazanah – Bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan, ovulasi adalah waktu yang penting diketahui. Ovulasi merupakan proses yang sangat terkait dengan masa subur seorang wanita. Ovulasi adalah bagian dari siklus menstruasi. Sama seperti menstruasi, ovulasi adalah proses yang bisa diprediksi kapan terjadinya.
Menghitung waktu ovulasi memiliki banyak manfaat bagi wanita. Ada sejumlah perubahan ketika sesorang wanita sedang berovulasi. Mengenali perubahan yang terjadi selama ovulasi juga bisa membantu memantau siklus menstruasi.
Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur
dari ovarium. Dalam satu siklus menstruasi, bagian ovarium yang disebut folikel
ovarium mengeluarkan sel telur. Telur juga dikenal sebagai sel telur, oosit, atau gamet betina.
Telur ini akan dilepaskan setelah mencapai kematangan. Ovulasi biasanya terjadi
di antara 6 hari dalam siklus menstruasi. Enam hari tersebut penting karena sel
telur mampu dibuahi sekitar 12 hingga 24 jam setelah dilepaskan.
Ovulasi dan pelepasan hormon selama siklus menstruasi dikendalikan oleh bagian otak yang disebut hipotalamus. Bagian ini mengirimkan sinyal yang menginstruksikan lobus anterior dan kelenjar pituitari untuk mengeluarkan hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH). Ini biasanya terjadi antara hari ke 6 dan 14 dari siklus menstruasi. Hormon ini membantu sel telur di dalam ovarium menjadi matang sebagai persiapan untuk melepaskan sel telur nanti.
Setelah sel telur matang, tubuh melepaskan lonjakan hormon luteinizing (LH), yang memicu pelepasan sel telur. Ovulasi dapat terjadi dalam 28 hingga 36 jam setelah lonjakan LH. Setelah dilepaskan, sel telur bergerak ke tuba falopi, di mana ia dapat bertemu dengan sperma dan siap dibuahi. Jika dibuahi, sel telur dapat melakukan perjalanan ke rahim dan ditanamkan untuk berkembang menjadi kehamilan. Jika dibiarkan tidak dibuahi, telur akan hancur, lapisan rahim terlepas dan terjadilah menstruasi.
Secara umum, ovulasi terjadi dalam empat hari
sebelum atau empat hari setelah titik tengah siklus menstruasi. Menstruasi
seorang wanita berlangsung rata-rata antara 28 dan 32 hari. Awal siklus
menstruasi dimulai saat hari pertama menstruasi. Dalam siklus menstruasi
rata-rata 28 hari, ovulasi biasanya terjadi sekitar 14 hari sebelum dimulainya
periode menstruasi berikutnya. Namun pada kebanyakan wanita, ovulasi terjadi
dalam empat hari sebelum atau sesudah titik tengah siklus menstruasi. Jika
siklus menstruasi bukan 28 hari, Anda masih bisa menghitung tanggal ovulasi
dengan kalender menstruasi. Ovulasi berhenti setelah menopause, antara usia
rata-rata sekitar 50 hingga 51 tahun.
Berikut tanda-tanda ovulasi yang dirangkum dari beberapa sumber :
1. Keluarnya cairan serviks
mirip putih telur
Cairan serviks yang menyerupai putih telur
adalah tanda bahwa wanita mendekati ovulasi atau sedang berovulasi. Setiap
wanita dapat mengalami jenis cairan serviksnya sendiri, dan tidak semua cairan
serviks terlihat sama. Ovulasi biasanya terjadi pada hari seorang wanita
memiliki jumlah cairan basah paling banyak.
2. Hasrat seksual meningkat
Keinginan wanita untuk berhubungan seks
meningkat sesaat sebelum ovulasi. Ini merupakan reaksi alami tubuh.
3. Nyeri panggul atau perut bagian bawah ringan
Beberapa wanita benar-benar dapat merasakan
ovulasi biasanya sakit ringan atau nyeri di perut bagian bawah atau sisi yang
lain.
4. Peningkatan Suhu
Tubuh Basal
Suhu tubuh basal adalah suhu saat tubuh
sedang istirahat. Setelah ovulasi, kadar progesteron naik di tubuh. Hormon
progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit naik sekitar setengah derajat
celsius. Waktu paling subur adalah dua hingga tiga hari sebelum kenaikan suhu.
5. Perubahan pada payudara
Sensitivitas payudara dan puting susu,
kelembutan atau rasa sakit bisa menjadi tanda lain dari ovulasi. Ini terjadi
berkat aliran hormon yang masuk ke tubuh tepat sebelum dan setelah ovulasi.
6. Munculnya bercak cokelat
Bercak cokelat selama ovulasi adalah normal.
Gejala ovulasi ini dapat terjadi ketika folikel yang mengelilingi dan
melindungi oosit berkembang, atau telur, matang, tumbuh dan kemudian pecah,
menghasilkan sejumlah kecil perdarahan. Ketika darah bertambah tua, itu berubah
menjadi coklat, itulah sebabnya keputihan dapat berkisar dari merah hingga
coklat tua.
Bagi Anda yang memiliki siklus menstruasi teratur, cara menghitung masa subur pada wanita akan lebih mudah. Siklus menstruasi rata-rata sekitar 28 hari. Siklus ini dimulai pada hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Cara menghitung masa subur wanita dengan siklus menstruasi teratur yaitu dengan mengurangi hari pertama menstruasi berikutnya dengan 14.
Misalnya: menstruasi mulai tanggal 2 Juli,
jika Anda memiliki siklus menstruasi 28 hari, tambahkan dengan 28. Hasilnya
adalah hari pertama menstruasi berikutnya, jadi 30 Juli. Setelah itu kurangi 30
dengan 14, dan ketemulah masa subur. 30 - 14 = 16, maka masa suburnya jatuh
tanggal 16 Juli.(*)