×

Iklan


Kemenkes RI Akui Virus G4 Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Alasannya

09 Juli 2020 | 13:55:39 WIB Last Updated 2020-07-09T13:55:39+00:00
    Share
iklan
Kemenkes RI Akui Virus G4 Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Alasannya
Babi disebut jadi sumber penularan G4 (Foto: Getty Images/iStockphoto/pidjoe)

Jakarta, Khazminang-- Subtipe baru dari flu babi atau virus H1N1 yang dikenal dengan sebutan virus G4 disebut memiliki potensi jadi pandemi. Saat ini disebutkan beberapa populasi di China sudah tertular virus G4.

Ada beberapa alasan mengapa virus G4 berpotensi jadi pandemi di masa depan. Dijelaskan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi, mengatakan G4 bisa jadi pandemi karena perbedaan strain dari H1N1.

"Bisa jadi pandemi karena berbeda strain dengan flu babi 2009. Padahal WHO sepakat flu babi sudah bukan influenza yang menyebabkan pandemi tapi seperti influenza biasa," ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan Kemenkes RI, Kamis (9/7/2020).

    Selain itu virus G4 yang memiliki kemiripan dengan H1N1 ini berpotensi melekat pada reseptor yang mirip dengan manusia. Virus G4 bisa menyerang saluran pernapasan atas dan paru-paru sehingga berpotensi jadi pandemi.

    "Reseptor ini berada di sel saluran napas manusia sehingga ketika melekat, virus dapat masuk ke sel-sel tubuh dalam hal ini paru-paru sehingga dikhawatirkan akan terjadi kesulitan bernapas jika terjangkit penyakit ini," tambahnya.

    Potensi penularan antar-manusianya juga cukup besar. Terlebih diketahui bahwa virus G4 ini tidak bisa diproteksi dengan vaksin H1N1 yang sudah tersedia.

    Meski demikian, keuntungannya adalah vaksin flu H1N1 sudah ditemukan sehingga pengembangan vaksin G4 bisa jadi lebih mudah. Berbeda dengan COVID-19 yang merupakan virus yang belum dikenali reseptornya.

    "Sebenarnya ini adalah nature yang umum dari penyakit zoonotik. yang kita ketahui bahwa awalnya penularan dapat terjadi di hewan liar lalu terjadi pada manusia," pungkas Nadia. (dtc)