×

Iklan


Kelompok Pendidikan Picu Inflasi di Sumbar pada Juli 2022

03 Agustus 2022 | 15:28:00 WIB Last Updated 2022-08-03T15:28:00+00:00
    Share
iklan
Kelompok Pendidikan Picu Inflasi di Sumbar pada Juli 2022
Infografis inflasi Sumbar pada Juli 2022.

Padang, Khazminang.id-- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat, Wahyu Purnama mengatakan, pada Juli 2022 lalu, Sumbar mencatatkan inflasi sebesar 1,22 persen. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan inflasi pada Juni 2022 yang hanya sebesar 1,18 persen.

"Secara spasial, pada Juli 2022 Kota Padang mengalami inflasi sebesar 1,35 persen (mtm), meningkat dibandingkan Juni 2022 sebesar 1,16 persen (mtm)," ujar Wahyu, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (2/8) kemarin.

Berdasarkan nilai realisasi bulanan, kata Wahyu, Kota Padang berada pada urutan ke-2 dari 24 kota yang mengalami inflasi di Kawasan Sumatera, serta berada pada urutan ke-9 dari 90 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.

    "Sejalan dengan inflasi Padang, Kota Bukittinggi juga mengalami inflasi pada Juli 2022 dengan nilai realisasi yang lebih rendah sebesar 0,24 persen (mtm), atau menurun dibandingkan realisasi Juni 2022 sebesar 1,28 persen (mtm)," paparnya.

    Wahyu berujar, inflasi bulanan Kota Bukittinggi tercatat berada pada urutan ke-23 inflasi tertinggi dari 24 kota yang mengalami inflasi di Kawasan Sumatera, serta berada pada urutan ke-84 inflasi tertinggi dari 90 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.

    "Secara tahunan, inflasi Sumbar pada Juli 2022 mencapai 8,00 persen (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan realisasi Juni 2022 yang sebesar 6,60 persen (yoy) serta lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi inflasi Nasional dan Sumatera yang sebesar 4,94 persen (yoy) dan 6,43 persen (yoy)," ujarnya. 

    Secara tahunan, inflasi Sumbar tercatat berada pada peringkat ke-2 inflasi tertinggi di Kawasan Sumatera setelah Provinsi Jambi dengan realisasi inflasi 8,55 persen (yoy).

    "Sementara itu, berdasarkan realisasi tahun berjalan (hingga Juli 2022), inflasi Sumbar sebesar 6,49 persen (ytd), meningkat dibandingkan realisasi Juni 2022 yang sebesar 5,21 persen (ytd) serta lebih tinggi dibandingkan dengan Nasional dan Sumatera yang sebesar 3,85 persen (ytd) dan 5,11 persen (ytd)," jelas dia.

    Lebih lanjut dikatakan Wahyu, berdasarkan rincian kelompok inflasi, inflasi di Sumbar pada Juli 2022 terutama didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai inflasi sebesar 2,07 persen (mtm) dan andil 0,65 persen (mtm).

    "Inflasi pada kelompok ini terutama bersumber dari inflasi komoditas cabai merah, air kemasan, dan bawang merah dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,74 persen; 0,04 persen; 0,04 persen (mtm)," katanya.

    Komoditas cabai merah, ujar Wahyu, tercatat mengalami inflasi yang disebabkan oleh terbatasnya jumlah pasokan karena penurunan produktivitas dan gagal panen akibat cuaca. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan hasil panen terganggu di Sumbar dan di luar Sumbar.

    "Air kemasan mengalami kenaikan harga di tingkat produsen akibat meningkatnya biaya produksi. Sementara bawang merah mengalami inflasi akibat keterbatasan pasokan akibat curah hujan yang tinggi dan belum masuknya masa panen di sentra produksi di Sumbar maupun di luar Sumbar," tukuk dia.

    Di sisi lain, menurut Wahyu, beberapa komoditas pada kelompok ini mengalami deflasi yaitu komoditas daging ayam ras, minyak goreng, ayam hidup, dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,09 persen; -0,09 persen; -0,02 persen; -0,02 persen (mtm).

    "Deflasi pada komoditas pangan tersebut terutama didukung oleh kecukupan pasokan dan kestabilan permintaan dibandingkan periode sebelumnya.

    Kelompok transportasi memberikan andil terhadap inflasi Sumbar pada Juli 2022 dengan nilai inflasi 2,33 persen (mtm) dan andil 0,33 persen (mtm)," paparnya.

    Inflasi kelompok transportasi, kata Wahyu, bersumber dari komoditas angkutan udara yang mengalami inflasi dengan nilai andil sebesar 0,30 persen (mtm).

    "Angkutan udara kembali mengalami inflasi yang terutama terjadi akibat peningkatan harga avtur sebagai bahan bakar pesawat dan peningkatan permintaan pada periode liburan sekolah di tengah tidak adanya pembatasan mobilitas," tuturnya.

    Kelompok lain yang turut menyumbang inflasi pada Juli 2022 yaitu kelompok pendidikan dengan nilai inflasi 2,02 persen (mtm) dan andil 0,11 persen (mtm).

    "Inflasi pada kelompok pendidikan bersumber dari inflasi pada komoditas Sekolah Dasar dengan andil inflasi 0,06 persen (mtm) serta inflasi komoditas Sekolah Menengah Atas sebesar 0,02 persen (mtm)," tukuk dia.

    Inflasi pada biaya sekolah ini, menurut Wahyu, sejalan dengan masuknya tahun ajaran baru yang mendorong adanya kenaikan biaya pendidikan secara periodik. (han)