Masjid Al Hijrah Jalan Sisingamangaraja No.71, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang yang masih dalam tap pengerjaan. |
Pembina Yayasan Zaara, Brigjen Pol DR. Zulkifli AR.SIK.MH telah menyerahkan tanah miliknya di Jalan Sisingamangaraja No.71, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang untuk dikelola dalam bentuk Masjid Al Hijrah dan Pondok Tahfidz Yatim. Pembangunanya di mulai 2019 lalu. Lantaran negeri ini tengah dilanda pandemi Covid-19, pembangunanya baru terlaksana sekitar 50 persen. Untuk itu ia mengetuk nurani kaum muslimin agar berlomba-lomba dalam kebaikan, terutama untuk kelanjutan pembangunan masjid tersebut.
Padang, Khazminang.id--Brigjen Pol DR. Zulkifli AR.SIK.MH yang merupakan seorang Perwira Tinggi Polri aktif yang kerap ditemui memberi ceramah di semua Masjid Polda di seluruh tanah air tanpa dibayar, pada Sabtu 26 Maret 2022, datang ke kampung halamannya untuk bersilaturahmi dengan orang kampungnya di Simpang Haru, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) dan pengurus Yayasan Zaara, yang saat ini tengah membangun Pondok Tahfidz Yatim dan Masjid Al Hijrah yang dapat menampung 400 – 500 orang jamaah.
Acara silaturahmi dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1443 Hijriah yang awalnya direncanakan oleh pria yang akrab disapa Ustad UJ (Ustad Jenderal) ini di lokasi pembangunan Pondok Tahfidz Yatim dan Masjid Al Hijrah, di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Padang Timur itu, akhirnya dipindahkan ke Rumah Makan Silungkang, Depan Stasiun Padang, Simpang Haru, Kota Padang.
“Saya mohon maaf, rencananya kita akan mengadakan acara di Masjid Al Hijrah, namun karena saat ini pembangunan masih berlangsung dan lokasi itu masih berantakan, akhirnya silaturahmi kita gelar di Rumah Makan Silungkang ini,” kata Ustad UJ yang juga menghadirkan Heru HK, selaku Direktur HK Kontruksi selaku kontraktor pelaksana dan belasan orang pekerja pembangunan Masjid Al Hijrah yang semuanya berasal dari Kota Semarang, Jawa Tengah tersebut.
Kepada orang kampungnya Ustad UJ mengatakan, ia sengaja menghadirkan Heru HK dan para pekerjanya agar masyarakat tau bahwa untuk kelanjutan pembangunan masjid yang mulai dilksanakan tahun 2019 tersebut pihak yayasan masih membutuhkan dana sikitar Rp3 miliar lagi.
Kata Ustad UJ pada Khazminang.id, membangun masjid punya keutamaan yang besar. Bahkan bila kita membangun bagian kecil saja tetap punya keutamaan.
“Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga,” katanya.
Ia mengatakan, ulama menafsirkan hadits tersebut secara tekstual. Maksudnya, siapa membangun masjid dengan menambah bagian kecil saja yang dibutuhkan, tambahan tersebut seukuran tempat burung bertelur; atau bisa jadi caranya, para jama’ah bekerja sama untuk membangun masjid dan setiap orang punya bagian kecil seukuran tempat burung bertelur; ini semua masuk dalam istilah membangun masjid.
“Hadits ini menunjukkan bahwa jika ada yang menyumbang satu sak semen saja atau bahkan menyumbang satu bata saja, sudah mendapatkan pahala untuk membangun masjid, yang penting harus didasari niatan ikhlas karena Allah. Jadi, pahala besar membangun masjid yang disebutkan dalam hadits tersebut bisa diraih ketika kita ikhlas dalam beramal, bukan untuk cari pujian atau balasan dari manusia,” kata Ustad Jendral ini.
Untuk itu, pada kesempatan tersebut Ustad UJ mengetuk nurani kaum muslimin dan muslimat di kampung halamannya maupun yang di perantauan, agar berlomba-lomba dalam kebaikan, terutama untuk kelanjutan pembangunan Masjid Al Hijrah yang saat ini baru terlaksana sekitar 50 persen tersebut.
Sementara Heru HK yang telah berpengalaman membangun ratusan masjid di Sumatera Barat, diantaranya masjid yang menjadi icon wisata religi Kota Padang, yang berada itu di Jalan Samudera, kawasan Pantai Padang yakni Masjid Al Mujahidin kepada Khazminang.id mengatakan, pembangunan Masjid Al Hijrah di jalan Sisingamangaraja itu dirancang tahan gempa menggunakan bahan GRC (Glassfiber Reinforced Cement)
“Dalam membangun masjid ini kita menggunakan bahan ringan seperti GRC. Umumnya bagunan tahan gempa menggunakan bata ringan untuk mengantisipasi kerusakan akibat gempa. Konstruksi tahan gempa bisa memperkecil kerugian yang diderita dan bisa memberikan keamanan lebih,” katanya. (Febriansyah Fahlevi)